Latosol Darmaga TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Latosol Darmaga

Menurut Dudal dan Soepraptoharjdo 1957, Latosol adalah tanah yang berkembang dari bahan induk tufa vulkan dan turunannya. Di Indonesia, Latosol umumnya berada pada ketinggian 0-900 mdpl, di sekeliling kipas volkan dan kerucut volkan. Area Latosol umumnya beriklim basah dan tropikal, curah hujan antara 2500-7000 mmtahun, mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, perbedaan horizon tidak jelas, dengan kandungan mineral primer dan hara rendah, pH rendah 4.5-5.5, kandungan bahan organiknya relatif rendah, konsistensinya lemah dan stabilitas agregatnya tinggi, serta terjadi akumulasi seskuioksida dan pencucian silika. Warna tanah merah, coklat kemerah-merahan atau kekuning- kuningan atau kuning tergantung dari komposisi bahan induk, umur tanah, iklim, dan elevasi Latosol memiliki penyebaran yang cukup luas di Indonesia. Tanah ini di antaranya dijumpai di daerah Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah Darmaga memiliki ketinggian 220 mdpl dan memiliki curah hujan 3552 mmtahun. Latosol coklat kemerahan Darmaga Bogor termasuk ke dalam order Inceptisols menurut sistem klasifikasi USDA dan terletak pada zona fisiografi Bogor bagian barat, dengan bahan induk vulkanik kuarter berasal dari Gunung Salak Yogaswara, 1977. Soepardi 1983 menyebutkan bahwa Latosol terbentuk di bawah kondisi iklim dengan curah hujan dan suhu yang tinggi di daerah tropik dan semi tropik, gaya-gaya hancuran bekerja lebih cepat dan yang besar pengaruhnya lebih ekstrem dari pada di daerah sedang. Di banyak tempat di daerah tropik, musim basah dan kering yang silih berganti sangat mengintensifkan kegiatan kimia, terutama dari bahan organik. Proses yang berperan dalam pembentukan latosol disebut latosolisasi yaitu proses penimbunan Fe dan pencucian Si. Beberapa Latosol bereaksi sedang bahkan hingga sangat masam tetapi tidak semasam liat silikat dengan presentase kejenuhan basa seperti Latosol. Tanah-tanah itu biasanya memberikan respon baik terhadap pemupukan dan pengapuran.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 –Juli 2011. Pengambilan sampel urin kambing Kacang dilakukan selama bulan Oktober –Desember 2010 dengan waktu pengambilan sampel per 10 hari dengan 3 kali ulangan. Percobaan rumah kaca dilaksanakan di rumah plastik yang berada di belakang Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pupuk MTA, analisis urin dan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Percobaan rumah kaca berlangsung selama bulan Desember 2010 –Juni 2011.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu contoh urin kambing Kacang yang diambil dari peternakan kambing di Sentul dan Latosol Darmaga yang diambil dari kebun percobaan Cikabayan, Bogor sebagai media tanam. Pupuk yang digunakan diantaranya berupa urea, ZA, pupuk GDP, GDL, Gandasil D, dan MTA. Pupuk GDP dan GDL adalah pupuk yang dikembangkan oleh staf pengajar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan belum tersedia di pasaran. Pupuk Gandasil D adalah pupuk yang digunakan untuk daun dan sudah tersedia di pasaran. Pupuk MTA adalah pupuk yang dikembangkan oleh penulis yang dibuat berdasarkan kandungan hara pada urin kambing Kacang. Benih yang digunakan adalah benih caisim. Bahan –bahan kimia di laboratorium digunakan untuk menganalisis tanaman dan pembuatan pupuk MTA. Alat yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah dan pengeringan terdiri dari: cangkul, skop, karung, penumbuk tanah, saringan 5 mm, plastik. Alat yang digunakan di rumah kaca terdiri dari: polybag, label, timbangan, ember, botol semprot, kamera, dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk analisis kadar hara urin, pembuatan pupuk MTA dan analisis tanaman adalah gelas ukur, gelas piala, oven, pipet volumetrik 5 ml, pipet volumetrik 1 ml, grinder tanaman,