Sistematika Penulisan Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di BENS RADIO

Keagamaan Mutiara Senja di Radio As-Syafi’iyah 792 AM Jakarta” Holil Ma’mun1020510255942007. “Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan OASE: Halal dan Thoyib di Radio Alaikassalam Jakarta” Nur Azizah 1030510284662007. “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Program Siaran Keagamaan Spiritual Sharing di Radio RAMAKO 105,8 FM” Ulfa Ulufia1040510018842008.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, secara lebih rinci sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan. Bab ini menjelaskan mengenai landasan umum dari skripsi ini. Isinya terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sistematika Penulisan. BAB II : Tinjauan Teoritis. Bab ini merupakan uraian mengenai tinjauan teoritis yang digunakan pada skripsi ini, antara lain terdiri dari: Pengertian Format dan Acara, Pengertian Dakwah dan Unsur- unsurnya, serta Format Acara Dakwah itu sendiri. Kemudian dijelaskan pula mengenai Pengertian Radio, Karakteristik Radio, dan Radio Sebagai Media Dakwah. BAB III : Gambaran Umum Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM. Bab ini berisikan informasi seputar sejarah singkat berdirinya Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM, visi misi, struktur organisasi, dan Program Siaran di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM. BAB IV : Komparatif Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM. Bab ini menjabarkan tentang hasil penelitian seperti: Faktor yang Melatarbelakangi Hadirnya Acara “Nasi Ulam” Nasihat Ulama di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM, Format Acara Dakwah yang terdapat di Bens Radio 106,2 FM dan di Oz Radio 90,8 FM, serta Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan di Oz Radio 90,8 FM. BAB V : Penutup. Bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran-saran mengenai hasil penelitian. BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Format, Acara, dan Dakwah

1. Pengertian Format dan Acara

Format mengandung arti: “dimensi, ukuran, edisi buku, majalah, bentuk, pola, struktur”. 16 Sedangkan menurut “tinjauan epistimologi, format siaran diartikan sebagai pola, susunan atau bentuk. Antonius Darmanto memberikan format siaran sebagai bentuk kepribadian suatu penyiar radio sebagaimana tercermin dari segi siarannya”. 17 Istilah program dapat dianalogikan sebagai barang goods atau pelayanan services yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John R. Birtner, program atau kerap disebut pula dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya. Dalam dunia keradioan, mengerti format stasiun station format adalah jantung dari seluruh kinerja pemograman. Setiap olah produksi program siaran mengacu pada pilihan format stasiun radio yang makin spesifik segmented seiring makin banyaknya jumlah radio dan makin tersegmennya pendengar. Makin modern radio, makin terspesialisasi formatnya, makin kompetitif sebuah radio maka makin fokus posisi programnya. Penajaman program siaran adalah konsekuensi dari tajamnya format siaran. Acara sendiri berarti: “kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan, atau dipelombakan; programa televisi, radio, dsb”. 18 Tiga masukan program: suara, musik, dan bunyi dapat dipadukan dengan banyak cara, dan melalui penyajian, “perlakuan khusus”, menghasilkan alur produksi yang unik atau program. 19 Sedangkan “pola acara adalah susunan mata acara yang akan disiarkan, baik harian, 16 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 180. 17 Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara dan Siaran Radio, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998, cet ke-1, h. 6. 18 Pusat Bahasa DEPDIKNAS, KBBI Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 4. 19 Howard Gough, Perencanaan-Penyajian-Produksi Programa Radio, Kuala Lumpur: AIDB: Asia-Pacific Institute For Broadcasting Development, 1999, h. 297. mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengah tahun, dan tahunan. Khusus untuk pola acara harian disebut rundown”. 20 Tiap mata acara program harus dibuatkan: a. Judul mata acara b. Kriteriabatasan mata acara c. Formatbentuk penyajian d. Durasilama waktu siaran Penentuan mata acara, sebaiknya dilandasi oleh: a. Misi, fungsi, dan tugas stasiun penyiaran b. Landasan filosofi, konstitusional, dan operasional c. Hasil riset khalayak sebagai konsumen d. Norma, etika, dan estetika yang berlaku e. Kebijaksanaan intern dan ekstern 21 Semua mata acara siaran, baik radio maupun televisi pada dasarnya harus direncanakan. Karena ada pemeo yang mengatakan bahwa radio is planning dan television is planning, kecuali dalam hal-hal tertentu yang memang tidak dapat direncanakan. Tujuan dari berbagai pendekatan produksi terhadap mata acara siaran, baik radio maupun televisi, adalah untuk menciptakan mata acara siaran yang baik dan benar, komunikatif dan menarik khalayak, sehingga khalayak yang tidak lain merupakan konsumen siaran merasa memperoleh informasi yang bermanfaat dan terhibur. Dengan demikian kebutuhan dan keinginan khalayak menjadi terpenuhi. 22 Kemasan sebuah acara, dipengaruhi pula oleh bentuk proses produksi yang dipilih, sehingga susunan acara, materi, dan hal-hal teknis lainnya dapat turut disesuaikan dengan langkah produksi yang digunakan. Dalam hal ini, ada dua bentuk proses produksi acara radio, terutama 20 J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: Gramedia, 1994, h. 22. 21 Ibid. 22 J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, h. 21. setelah proses penulisan naskah selesai, yaitu 1 on air, produksi dilakukan secara langsung dari ruang siaran, tanpa melalui tahap pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis. 2 off air, produksi dilakukan didalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahap sampai sebuah paket acara siap disiarkan. 23

2. Dakwah dan Unsur-unsurnya

Secara etimologis kata dakwah berasal dari bahasa Arab: da’a – yad’u – da’watan yang berarti: seruan, ajakan, panggilan. 24 Adapun definisi da’wah dalam Islam ialah: “Mengajak ummat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”. 25 Seperti yang terdapat didalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 104:    +, - .0 1  2 34 5 .689:  ; = 3 ?34 1AB Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” 26 Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan 23 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka Populer LKIS, 2004, h.51. 24 Tim Penyusun Ensiklopedia Islam, Depag RI, Ensiklopedi Islam I, Jakarta: CV Anda Utama, 1993, h. 231. 25 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung: Diponegoro, 1981, h. 13. 26 http:www.alquran-digital.com , Al-Qur’an Digital Versi 2.1, edisi Agustus 2004. secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan motivasi, rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwahjuru penerang. 27 Sedangkan secara terminologi dakwah itu dapat diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para ulama memberikan takrif definisi yang bermacam-macam antara lain: a. Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah “Mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 28 b. HSM. Nasarudin Latif Teori dan Praktik Dakwah Islamiah mendefinisikan dakwah: “Setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah swt. Sesuai dengan garis- garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.” c. Aboebakar Atjeh dalam bukunya, Beberapa Catatan Mengenai Dakwah Islam, mengatakan, “Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik”. 29 “Dakwah intinya adalah mengajak orang, atau mempengaruhi orang agar mereka mau memenuhi ajakan da’i.” 30 Dakwah juga suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai 27 M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bulan Bintang, tt, h. 17. 28 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 4. 29 Ibid, h. 5-6. 30 Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h. 7. ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu al- Islam. 31 Selain itu, “dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas”. 32 Sehubungan dengan hal tersebut, maka kesuksesan dakwah saat ini tidak terlepas dari unsur-unsur dakwah itu sendiri. Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah tersebut ialah, komponen-komponen yang memang selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut meliputi, Da’i pelaku dakwah, mad’u mitra dakwah, maddah materi dakwah, wasilah media dakwah, thariqah metode, dan atsar efek dakwah.

1 Da’i Pelaku Dakwah

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i sering disebut kebanyakan orang dengan sebutan mubaligh orang yang menyampaikan ajaran Islam. Akan tetapi, sebutan tersebut sebenarnya lebih sempit dari sebutan da’i yang sebenarnya. Apabila kita kembali kepada Al-Qur’an dapat disimpulkan pelaku dakwah pertama itu adalah nabi Muhammad saw. Dengan adanya kata minkum. Kata itu menunjukan bahwa umat Muhammad punya kewajiban untuk melaksanakan dakwah. Hal tersebut juga dikuatkan 31 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, h.31. 32 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran. Bandung: mizan, 1992, h.194. dengan adanya Hadist Rasulullah saw. “Sampaikanlah oleh mu, walaupun sepotong ayat ”. 33 Selain itu, di dalam Al-Qur’an dan Sunnah juga terdapat penjelasan mengenai amar ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan agama, baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga individu dan masyarakat dapat memahaminya. 34 2 Mad’u Mitra dakwah atau Penerima Dakwah Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan mengajak mereka mengikuti agama Islam; sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan. Mad’u mitra dakwa terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad’u tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar. 2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat jawa. 33 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h.75 77. 34 Mustofa Ar-Rafi’i, Potret Juru Dakwah, Jakarta: Pustaka al-kausar,2002, h.51., dalam Moh. Ali Aziz, h.77. 3. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dewasa dan golongan orang tua. 4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan swasta serta karyawan. 5. Dari segi tingkatan sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin. 6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. 7. Dari segi khusus, ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana, dan sebagainya. 35 3 Maddah Materi dakwah Unsur lain yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah atau materi dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, maddah dakwah adalahmembahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Akidah, yang meliputi: a. Iman kepada Allah b. Iman kepada Malaikat-Nya c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya e. Iman kepada hari akhir f. Iman kepada qadha-qadhar 2. Syari’ah a. Ibadah dalam arti khas: Thaharah, Sholat, Shaum, Zakat, Haji. b. Muamallah dalam arti luas meliputi: 1. Al-Qununul Khas hukum perdata: hukum niaga, nikah, waris 2. Al-Qanunul’am hukum publik: hukum pidana, negara, hukum perang dan damai, dan lain-lain. 35 M. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h.13-14., dalam Moh. Ali Aziz, h. 91. 3. Akhlaq a. Akhlaq terhadap khaliq b. Akhlaq terhadap makhluk - Akhlak terhadap manusia diri sendiri, tetangga, dan masyarakat lainnya - Akhlak terhadap bukan manusia Flora, Fauna, dan sebagainya 36

4 Wasilah Media Dakwah

Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah media dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah ajaran Islam kepada mad’u. Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. 37 “Arti istilah media bila dilihat dari asal katanya etimologi, berasal dari bahasa Latin yaitu “median”, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut. Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang material, orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.” 38 Seorang da’i atau juru dakwah dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media wasilah dakwah. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan 36 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: Rajawali, 1996, h.71, dalam Moh.Ali Aziz, h. 94-95. 37 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 120. 38 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h.163. salah satu unsur keberhasilan dakwah. Terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini dimana ilmu pengetahuan berkembangan dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Ketertinggalan umat Islam dan ketertutupan dari dunia luar, sedikit banyak menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan dakwah. 39 Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang-waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan. 40

a. Peran Media Dakwah

Dalam artian sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah, atau yang popular di dalam proses belajar mengajar disebut dengan istilah “alat peraga”. Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Sebenarnya media dakwah ini bukan hanya berperanan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, 39 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005, h. 157. 40 Ibid. yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen unsur yang komponennya satu dengan lainnya saling kait mengait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, objek dakwah dan sebagainya. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki azas efektifitas dan efisiensi, peranan media dakwah menjadi tampak jelas perananya. Hal ini identik dengan apa yang dikatakan Gagne, ia menerangkan tentang kedudukan media instruksional dalam proses belajar 24:4 yaitu: “Media represent one component of delivery systems. Delivery is the total of all component necessary to make an instructional systems operates as intended ”. 41

b. Alasan Pentingnya Media Dakwah

“Dakwah adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya di dalam proses dakwah mengikut sertakan keseluruhan aspek kepribadian, baik bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan unik artinya di dalam proses dakwah sebagai objek dakwahnya terdiri dari berbagai macam perbedaan, seperti berbeda dalam kemampuan, kehendak, sifat, kebudayaan, idiologi, filsafat dan sebagainya.” 42 Media dakwah dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila tepat dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta prinsip- prinsip penggunaannya. 41 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 163-164. 42 Ibid, h.164-165.

5 Thariqah Metode Dakwah

Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. 43 Banyak metode dakwah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits akan tetapi pedoman pokok dari keseluruhan metode tersebut adalah firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 125. CD 5 BEF G.H .6 - I .4 - K  .4 0LM N O3 :.P QARS - TI ; 3 LM U 5 .6V- I ; WO  .4 - EL  X F G.H N ; WO  YZ [ 34 - 1\ B Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” 44 Karena dari ayat tersebut secara garis besar ada tiga pokok metode thariqah dakwah, yaitu: 1. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. 2. Mauidhaah Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat- nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih 43 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 123. 44 http:www.alquran-digital.com 2004. saying, sehingga nasihah dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. 3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjalankan yang menjadi sasaran dakwah. 45

6 Atsar Efek Dakwah

Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Atsar efek sering disebut dengan feed back umpan balik dari proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah- langkah dakwah berikutnya. 46

3. Format Acara Dakwah

Berdasarkan pengertian format, acara, dan dakwah pada lembar sebelumnya, maka penulis coba mendefinisikan pengertian format acara dakwah sebagai bentuk maupun struktur pada serangkaian awal hingga akhir sebuah program keagamaan, yang bertujuan untuk mengajak khalayak kepada kebaikan. Dalam kaitannya dengan media massa radio, dapat pula diartikan sebagai bentuk program siaran yang bertujuan untuk mengajak pendengarnya kepada kebaikan. Sehingga kemasan sebuah acara dakwah dapat tampil menarik, serta diharapkan mampu memberi pengaruh impact yang baik kepada pendengarnya. 45 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 136. 46 Ibid, hal. 138.

B. Pengertian Radio

Radio adalah siaran pengiriman suara atau bunyi melalui udara. 47 Secara terminologi Radio siaran seperti didefinisikan dalam peraturan adalah pemancaran radio yang langsung ditunjukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. 48 “Julian Newby dalam bukunya Inside Broadcasting menyebutkan, radio is the birth of broadcasting radio adalah anak pertama dunia penyiaran.” 49 Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis suara adalah sensasi yang terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. 50 Selain itu, radio juga merupakan suatu sarana yang mungkin digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan, oleh karena itu radio dapat menjadi bagian dari teknologi pengajaran pada sistem pendidikan. 51 Radio merupakan media massa paling luas di muka bumi. Tidak ada sejengkal tanah dan permukaan laut pun yang tidak terjamah oleh signal elektromagnetik yang dipancarkan oleh lebih dari 35.000 stasiun radio diseluruh dunia. Total jangkauan radio melebihi media televisi dan apalagi surat kabar atau media cetak. 52 Program acara radio selama beberapa periode terakhir ini meliputi musik dan atau variety shows, komedi, drama dan berita. Sedang Dominick 47 Frista Artmanda W., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media,tt, h.920. 48 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 1992, cet. ke-1, h.165. 49 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004, h.15. 50 Ibid, h.16. 51 Howard Gough, Perencanaan-Penyajian-Produksi Programa Radio, h. 372. 52 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism Panduan Menjadi Penyiar, Reporter Script Writer , Bandung: Nuansa, 2004, h. 22-23. 1983 membagi 4 kategori dasar format acara radio yaitu 1 music; 2 talk; 3 news; dan 4 black and etnic. 53 Secara umum mata acara radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu : 1. Jaringan antar stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran lain. 2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi. 3. Produksi sendiri. 4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya. “Dari manapun materi acara diperoleh, isi pesan baik audio maupun visualnya harus sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan intern maupun yang berasal dari pemerintah yakni sebagaimana diatur dalam Bab IV Pelaksanaan Siaran pada Bagian Pertama tentang Isi Siaran khususnya Pasal 35 Undang-undang Penyiaran,” 54 yang berbunyi “Isi siaran harus sesuai dengan asas, tujuan, fungsi, dan arah siaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5. ” 55 “Radio hari ini radio today menurut Yoseph R. Dominick sarat tiga hal, yaitu kompetisi, konsolidasi, dan kontrol. Semua terjadi karena radio siaran awal abad-21 dianggap paling strategis.” 56 Oleh karena itu, maka radio sebagai sebuah media massa memiliki peran serta dampak yang cukup besar bagi khalayak. Karenanya, radio menjadi salah satu media yang kini banyak dilirik keberadaannya, serta banyak digunakan sebagai media promosi, sosialisasi, penyampai informasi, dan termasuk sebagai media penyampai pesan dakwah yang dianggap lebih efektif. 53 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broad Casting,Yogyakarta: Media Pressindo, 2006, h.13-14. 54 Ibid, h.15-16. 55 Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang Penyiaran Pers, Bandung: Fokus Media, 2005, h.22. 56 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. x

1. Karakteristik Radio

Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut: 1. Auditori. Radio adalah “suara”, untuk didengar, karenanya isi siaran bersifat “sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “menoleh kebelakang” sebagaimana pembaca Koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan. 2. Transmisi. Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancaran transmisi. 3. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam fading dan gangguan teknis “channel noise factor”. 4. Theatre of Mind. Radio mencipta gambar makes pictures dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri. 5. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan. Berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya. 57 Karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan radio, penyiar dapat merencanakan konsep implementasi untuk menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif dan efisien. Dalam bukunya Media Fack Book-KBP, Pedroche, Toledo, dan Mantilla mengungkapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, di antaranya 1 menarik imajinasi, 2 cepat, radio merupakan alat 57 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism-Panduan menjadi penyiar, reporter script writer , Bandung: Nuansa, 2004, h. 22-23. informasi yang efisien dan tanpa banding, 3 mudah dibawa, 4 tidak memerlukan kemampuan membaca dan menulis, 5 tidak memerlukan konsentarasi yang penuh dari pendengarnya, 6 cukup murah, 7 mudah digunakan. Seperti yang lainnya, radio juga memiliki keterbatasan yakni bahwa radio hanya sebuah media buta. 58 Sekalipun radio disebut media buta karena hanya berupa suara, namun suara merupakan sebuah instrument penting yang perlu dikaji lebih mendalam. Sculberg dalam bukunya Radio Advertising-The Authoritative Handbook mengatakan bahwa para ahli psikologi telah menyimpulkan bahwa memori ingatan yang berasal dari aspek pendengaran manusia, ternyata jauh lebih kuat daripada ingatan yang diperoleh dari indra penglihatan atau penciuman. Kecepatan respon manusia terhadap suara yang langsung masuk ke otak sekitar 140 milidetik, sedangkan respons terhadap cahaya berupa kata-kata dan gambar mencapai 180 milidetik. Perbedaan waktu sekitar 40 milidetik ini merupakan waktu yang diperlukan untuk merespons gambar yang diteruskan kebagian aural diotak untuk mendapatkan proses identifikasi sebelum gambar tersebut bergerak dan masuk ke sistem penerimaan visual di otak. Lebih lanjut dikatakan juga oleh Chantler dan Harris dalam bukunya Local Radio Journalism bahwa radio adalah media terbaik untuk berimajinasi. Pendengar selalu mencoba berimajinasi terhadap apa yang didengar dan apa yang dijelaskan. Sculberg menjelaskan bahwa radio bukanlah pesawat televisi tanpa gambar, karena tidak ada gambar yang sifatnya literal. Saat radio melakukan siaran dengan penuh kreativitas oleh para penggagas program- programnya dan juga oleh para pengiklannya, maka radio dapat memberikan kesan tersendiri dalam pikiran orang. 59 Prinsip-prinsip mengerjakan produksi acara di radio sebagai media publik, menurut Robert McLeish adalah 1 untuk memaparkan semua ide baik yang radikal, tradisional, maupun pro-kemapanan; 2 membantu individu dan kelompok dalam masyarakat untuk dapat saling berbicara, mengembangkan sikap perduli sebagai anggota masyarakat majemuk; 3 memobilisasi sumber daya publik dan pribadi baik dalam situasi darurat maupun normal, sehingga terjadi distribusi kekayaan, kesejahteraan, dan 58 Harley Prayudha, Radio Penyiar IT’S NOT JUST A TALK, Malang: Bayumedia, 2006, h. 11-12. 59 Ibid, h. 12-13. keamanan secara merata; 4 membantu pendengar mengembangkan persetujuan objektif dan menentukan pilihan politik, membantu terjadinya debat sosial dan politik, mengekspos isu-isu dan pilihan-pilihan rasional bagi publik dalam melakukan aksi; 5 berfungsi sebagai anjing penjaga pengontrol terhadap pengelola kekuasaan, menjalin kontak dengan publik dalam proses komunikasi yang demokratis. 60 Tabel 1 Peranan Sosial Radio sebagai Media Massa PERAN SOSIAL RADIO Sosialisasi 1. Menyebarluaskan informasi dan hiburan yang membuat optimism serta menjalin interaksi dialogis antar pendengar. 2. Menjalin komunikasi untuk saling berkarya, mengubah berbagai persepsi dan kecurigaan yang tidak perlu. Aktualisasi 1. Menyegarkan memori pendengar terhadap peristiwa actual dan momentum yang penting bagi kehidupan mereka. 2. Mengagendakan masalah-masalah sosial agar menjadi isu dan keprihatinan bersama ketimbang masalah personal. Advokasi 1. Mendesak semakin terbukanya kebijakan politik- ekonomi bagi partisipasi selruh lapisan pendengar. 2. Memediasi antar berbagai pihak yang sedang berkonflik sehingga muncul solusi damai dan saling menguntungkan. Memahami radio sebagai institusi sosial tidak semata bahwa radio harus menyediakan ruang seperlunya bagi aktivitas non komersial, yang penting adalah menjadikan seluruh irama siarannya bermakna bagi kehidupan sosial pasca keuntungan ekonomi yang diperoleh dari acara itu. Perbedaan mendasar antara media cetak dan media penyiaran termasuk radio adalah penggunaan frekuensi sebagai milik publik. Dengan 60 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 10. demikian, radio lebih memiliki tanggung jawab sosial sebagai institusi milik publik ketimbang media cetak. 61 Sehingga, upaya dari berbagai stasiun radio yang ada saat ini agar dapat menyuguhkan program- programnya yang kreatif, cerdas, dan menghibur, dapat hadir secara berimbang, tanpa harus melunturkan nilai jual maupun sisi komersil dari program-program tersebut.

2. Radio Sebagai Media Dakwah

Sebagai sebuah media massa yang memiliki pengaruh serta dampak yang besar di masyarakat, media massa radio banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media penyampai informasi yang efektif dan ekonomis, karena pesan yang disampaikannya dianggap mampu menjangkau banyak kalangan hingga ke pelosok. Hal tersebut yang juga coba diterapkan oleh para praktisi dakwah Da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada khalayak secara efektif, dengan memilih radio sebagai salah satu sarananya. Namun, dari berbagai keunggulan media massa, radio juga memiliki beberapa keutamaan serta kelemahan, seperti berikut:

a. Keutamaan radio sebagai media dakwah antara lain:

1. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar-benar berbobot bermutu. 2. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat. 3. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki alat itu. 4. Mudah dijangkau oleh masyarakat. Artinya audien pendengarnya cukup dirumah. 61 Ibid, h. 11. 5. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan akurat. 6. Pesawat mudah dibawa kemana-mana. 62

b. Kelebihan-kelebihan radio sebagai wasilah dakwah adalah:

1. Bersifat langsung Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah umpamanya dengan mempersiapkan secarik kertas, da’i dapat secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon. 2. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan wasilah radio ini. 3. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan ialah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: - Musik - Kata-kata - Efek Suara 4. Biaya yang relatif murah Di banyak Negara di Dunia Ketiga seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya, hanya kecanggihan radio itu sendiri. 5. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil Di beberapa Negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil. 6. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis Disamping keuntungan-keuntungan di atas, radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Dibeberapa Negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari 60. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka. Efendi, 1986: 173 63 62 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h.176. 63 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 151-152. Beberapa keunggulan lain dari mass media radio sebagai alat komunikasi adalah: a. Proses penyampaian pesan relatif cepat dan menembus jarak jauh. b. Dapat dihayati dan dipahami tanpa pembatasan umur serta dalam kondisi yang bagaimanapun, baik sedang bekerja, istirahat, santai, duduk dan sebagainya. c. Dapat menampung aspirasi masyarakat, karena acara-acara yang disiarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai komunikasi. 64

c. Keterbatasan atau kelemahan media radio sebagai media dakwah

antara lain adalah : 1. Siaran hanya sekali didengar tidak dapat diulang, kecuali memang dari pusat pemancarnya. 2. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya siaran radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya objek dakwah. 3. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun tehnis. 65 64 Rusdi Sufi, Perkembangan Media Komunikasi Di Daerah, Jakarta: Depdikbud, 1999, h. 25. 65 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h.177. BAB III GAMBARAN UMUM BENS RADIO 106,2 FM DAN OZ RADIO 90,8 FM

A. Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program

Siaran BENS RADIO 106,2 FM 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bens Radio 106,2 FM Indonesia adalah salah satu negara dengan budaya bangsa yang kaya akan nuansa etnik dari berbagai macam kebudayaan yang beraneka ragam. Melihat berkembangnya kecintaan akan negeri sendiri, almarhum Haji Benjamin Suaeb menuangkan budaya dari kampung halaman sendiri Betawi lalu mengembangkannya dan memperkenalkan budaya Betawi tersebut melalui bentuk radio yang didirikan 5 maret 1990 dengan nama Bens Radio yang merupakan radio etnik pertama di Indonesia dengan program-program khas budaya Betawi. Bens Radio adalah radio etnik yang menggali budaya Betawi dan menyiarkan, serta mengolahnya menjadi program radio. Bens Radio tertumpu pada budayaetnik Betawi agar pendengar merasa menyimak dirinya sendiri, mengamati lingkungan sendiri, menyelami adat istiadatnya sendiri, berdialog dengan bahasa sendiri budaya dan bahasa Betawi. Bens Radio, “Betawi punye gaye, selera siape aje” Betawi punya gaya, selera siapa saja, itulah moto Bens Radio yang berarti Bens Radio dengan gaya Betawi-nya memenuhi kebutuhan hiburan dan informasi seluruh lapisan masyarakat yang sudah merupakan bagian dari masyarakat Betawi. Semangat dan cita-cita almarhum Benjamin Suaeb pada hakekatnya adalah wujud partisipasi dari salah satu putra daerah sebagai bentuk turut aktif melestarikan budaya daerah yang ada di Indonesia. Saat ini Bens Radio melalui II Biem Triany Benjamin putra ketiga dari almarhum telah berhasil mengembangkannya menjadi sepuluh radio yang tersebar di Jawa dan Sumatra yaitu Radio Krakatau 96 FM Labuan Banten, ADS 106.5 FM Cikampek, GSP 92.85 FM Pamanukan, Lean Puri 102.65 Baturaja OKU Sumsel, 94.5 Kayu Agung FM OKI Sumsel, 93.55 Banten FM, 92.85 Cirebon FM, 92.85 Sriwijaya FM Palembang, 89.7 Pasundan FM Cianjur, Indralaya FM, Bandung FM Bandung. Bens Radio konsisten dengan format etnik Betawi sejak kelahirannya pada 5 Maret 1990, Bens Radio berhasil meraih prestasi sebagai radio dengan pendengar terbanyak se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sejak tahun 2000 sampai sekarang. Positioning Bens Radio sebagai Radio Betawi satu-satunya, bukan berarti hanya suku Betawi saja yang menjadi target marketnya, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat se-Jabodetabek merupakan target market Bens Radio. 66 66

2. Visi dan Misi BENS RADIO 106,2 FM

a. Visi Bens Radio

Menjadi radio yang mengusung nilai-nilai Etnik Betawi di Jakarta.

b. Misi Bens Radio

1 Menyebarluaskan informasi, edukasi dan hiburan melalui pendekatan etnik Betawi. 2 Melakukan kegiatan-kegiatan konversi atau pelestarian budaya Betawi melalui audio. 3 Memberdayakan komunitas tertentu dalam hal perdokumentasian dan penyebaran. 4 Membentuk divisi tertentu untuk menyelenggarakan kegiatan seni budaya. 5 Bersama lembagainstansi terkait untuk membantu menyediakan informasi etnik Betawi. 67 67

3. Struktur Organisasi BENS RADIO 106.2 FM

Keterangan: BODDireksi : 1. Biem T. Benyamin 2. Benny P. Benyamin Operational Manager : Riza Alibasah Program Director : Anina Karin Marketing Promosi : Budi Purwanto Sumber: Operational Manager BENS RADIO 106,2 FM

4. Program Siaran di BENS RADIO 106,2 FM

a. Acara Harian Daily Program

Tabel 2 Program Harian Bens Radio 106,2 FM Senin – Minggu 05. 00 -06. 00 NASI ULAM Nasihat Ulama Siraman Rohani Islam bersama Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi, Ustadz Abdul Jalil Ustadz Aslih Ridwan Senin – Minggu 06. 00 -09. 00 BEGAYA Pengantar aktifitas pagi dengan informasi aktual, dilengkapi dengan Aje Gile editorialnya Bens Radio, Kok Gini Kota Kita Pagi Ini Layanan Pengaduan Masyarakat dan Talk Show Senin – Sabtu 09. 00 -12. 00 TEMENAN Bahasan ringan seputar rumah tangga dan pernak-perniknya, wawancara artis pop Senin – Kamis 12. 00 -14. 00 GADO-GADO BETAWI Pengantar istirahat makan siang, disertai dengan salam antar pendengar via SMS, wawancara artis dangdut Senin – Jum’at 14. 00 -16. 00 PANTUN CEPLAS- CEPLOS Ceplas-ceplos, omongan asal ceplos, spontan, tapi nggak bikin kesel, yang dengerin pasti geregetan Senin – Sabtu 16. 00 -18. 00 RONDA SORE Obrolan santai menjelang sore Senin – Sabtu 18. 00 -21. 00 NGASO Ngedengerin acara sambil ngobrol, dilengkapi dengan tips, games serta wawancara artis pop Minggu – Jum’at 23. 00 -02. 00 RONDA Pengantar istirahat malam, disertai obrolan dan salam sapa antar pendengar

b. Acara Mingguan Weekly Program

Tabel 3 Program Mingguan Bens Radio 106,2 FM ACARA HARI WAKTU BOLLYMANIA Lagu India Senin 21. 00 -23. 00 BLAK-BLAKAN Konsultasi PsikologiCurhat Selasa 21. 00 -23. 00 NGETEM CAMPUR-CAMPUR Lagu Campursari Rabu 21. 00 -23. 00 NGABARIN Lagu-lagu Iwan Fals Info Kamis 18. 30 -21. 00 BEGADANG Lagu-lagu Rhoma Irama Kamis 21. 00 -23. 00 NGAJI Jum’at 11. 00 -14. 00 ASAL GOBLEK Lagu-lagu Benyamin Jum’at 21. 00 -23.00 BETAWI KITE Lagu-lagu Betawi Asli Sabtu 12. 00 -14. 00 BANG JACK Informasi Olah Raga Sabtu 14. 00 -16. 00 NYABA SLANK Lagu-lagu Slank Info Sabtu 18. 30 -21. 00 ASAL NGUAP Cerita Lucu Sabtu 21. 00 -23. 00 NGUPI Gosip-gosip Artis Terkini Minggu 06. 00 -09. 00 JAWARA POP Lagu-lagu Pop Terkini Minggu 09. 00 -10. 00 KOES MANIA Lagu-lagu Koes Plus Minggu 10. 00 -13. 00 SMS Santai Minggu Siang Minggu 13. 00 -15. 00 BEKOAR LIVE Bens Karoke Audisi Radio Minggu 15. 00 -17. 00 LAPAN Lagu Pop Kenangan Minggu 18. 00 -21. 00 JAWARA DANGDUT Minggu 21. 00 -22. 00 PANGGUNG BETAWI Minggu 22. 00 -23. 00 Sumber: Company Profile Bens Radio 106,2 FM

B. Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program

Siaran OZ RADIO 90,8 FM 1. Sejarah Singkat Berdirinya OZ Radio 90,8 FM Radio OZ lahir dari sebuah ide kreatif dan semangat anak muda yang diawali pada 25 desember 1971. Radio OZ pertama kali mengudara di kota Bandung dengan membawa format untuk anak muda, yang bertahan sampai sekarang. Pengalaman mengelola radio anak muda dalam penyajian program- program terbaiknya selama kurun waktu tersebut, menjadikan Radio OZ handal dalam mengelola dan menyampaikan pesan kepada target anak muda disetiap jamannya. Radio OZ menjadi pelopor berbagai inovasi Radio siaran, diantaranya adalah Outdoor Broadcasting Van OBV yang mulai beroperasi pada tahun 1993. Dalam perkembangan Radio OZ ikut serta dalam keanggotaan National Association Broadcast NAB Amerika Serikat, Reportase Lintas Batas Negara dan berbagai inovasi kegiatan Off- Air sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, mampu memperkuat station image, beserta pesan yang dibawanya. Dalam perkembangannya sebagai jejaring radio siaran, Radio OZ kini menjangkau lima kota besar di Indonesia. Diawali dengan Radio OZ 94.4 FM Bandar Lampung, Radio OZ 89.2 FM Palembang, dan Radio OZ 101.2 FM Bali, dan Radio OZ 90.8 FM Jakarta. OZ Radio mengusung tag line yang disesuaikan dengan perkembangan jaman disetiap jejaring radionya akan selalu berpacu untuk menjadi radio anak muda yang Dinamis, Kreatif, dan menjadi Trendsetter. OZ Radio Jakarta sendiri baru berdiri sejak 9 agustus 2007 From Kemang The Most Pumpin Spot In Jakarta . OZ Radio adalah stasiun radio yang berisikan hiburan musik, info artis idola, lifestyle, technology, automotive , sport entertainment, gossips, quiz off air activities, dengan kemasan yang menarik dan diperbaharui setiap waktu. 68

2. Visi dan Misi OZ RADIO 90,8 FM

a. Visi OZ Radio :

1 Menjadi Stasiun Radio Panutan Nomor 1 Bagi Anak Muda di Indonesia. 2 OZ Radio is every where Nantinya Oz Radio bisa ada di banyak kota-kota lainnya di Indonesia.

b. Misi OZ Radio :

1 Membuat Program-progam yang sekreatif mungkin. 2 Berfikir Thinks Out Of The Box. 3 Mengutamakan kedekatan Pendengar dengan Penyiar humble. 4 Memperluas Siaran OZ Radio di tiap-tiap kota di Indonesia. 69 68 Company Profile OZ Radio 90,8 FM, Jakarta: 2009. 69 Wawancara Pribadi dengan Aditya Maulana-Program Director OZ Radio 90,8 FM, Jakarta: 24 Desember 2008, Pkl.20. 00 wib.

3. Struktur Organisasi OZ RADIO 90,8 FM

Keterangan: General Manager : Addry Danuatmadja General AffairFinance Manager : Titiek Nurhafiati Markom Manager : Rizky Hermanto IT Tehnik Manager : Deden Mulyana Program Manager : Aditya Maulana Sumber: Addry Danuatmadja -General Manager OZ RADIO 90,8 FM

4. Program Siaran OZ RADIO 90,8 FM

Acara Harian Daily Program dan Acara Mingguan Weekly Program Tabel 4 Program Siaran Harian dan Mingguan Oz Radio 90.8 FM

90.8 OZ RADIO

weekdays senin selasa rabu kamis jumat Sabtu Minggu 02.00- 04.00 Off special weekend 04.00- 05.00 smusic sweep Que Aditya Chandra 05.00-

06.00 Percikan Iman

Bang Firman Chandra music sweep moring weekend 06.00-

09.00 Wakerrzzz

Rizky Ranadireksa abenk Inga Anggia Taya Rilis Request Lagu Indonesia 09.00- 11.00 Sogi Rama dipta Putri Rama Dipta Ramadipta Putri Putri 112 Show 11.00- 14.00 Olive Meira Olive Saras Meira Meira Saras Kamus Ozzer kamu suka Oz Puter 14.00- 16.00 Sarah Deshita Kausar Ikrami Sarah Deshita Kautsar Ikrami Sarah Deshita Sarah Deshita Kautsar Ikrami afternoon weekend 16.00-

19.00 Sore Santai

Angga Oomleo Kautsar Ikrami Que Aditya Kamus Ozzer Lageee kamu suka Oz Puterin Lageee 19.00-21 Aditya Maulana Sarah Gadrie Aditya Maulana Anggia Kharisma Sarah Gadrie Taya OZ BOX Show Sumber: Aditya Maulana-Program Director OZ RADIO 90,8 FM Setelah penjelasan sebelumnya mengenai sejarah singkat berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, serta jadwal program siaran di Bens Radio dan Oz Radio, maka berikut ini akan penulis tampilkan profil pendengar yang menjadi segmentasi dari kedua stasiun radio tersebut. Tabel 5 Profil Bens Radio 106.2 FM dan Oz Radia 90,8 FM Love Line HIP OZ Cela Celi Sub Stereo Oz Discoland Classic Hits 21.00-

23.00 Anggia

Kharisma Iyas ecoutez Raben + 2 orang anak Hip Hop Andara Early Irfan Hakim Sogi, Alvin, David Tarigan Saras, Kulki, Fandy DFMC Celebrity Shuffle Aria Baja Kulki Bobby 23.00- 01.00 Dreamland Togi Sinaga Mix Discoland Music Sweep Music Sweep 01.00- 02.00 indonesia Indonesia internasional indonesia internasional Internasional indonesia Kategori Bens Radio Oz Radio Nama PT. PT. Radio Bergaya Nyanyian Irama Sejati PT. Suara Gema Pembangunan 90,8 OZ Radio Jakarta Motto Radio Betawi Atu-atunye selera siape aje Radio Betawi Satu-satunya, selera siapa saja OZ Radio is every where Alamat Kantor Studio Jln. Jagakarsa No.39, Jakarta Selatan. Telp: 021-7871984, Jln. Bangka Raya No.55A Kemang, Jakarta Selatan 12720. Telp: 021- Sumber: Company Profile Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM Keterangan mengenai profil kedua stasiun radio tersebut, penulis rangkum pada tabel 5. Pemaparan tersebut mengenai nama perusahaan, motto, alamat kantor dan studio, target pendengar, usia pendengar, profesi pendengar, status SES, panggilan pendengar, serta format musik yang diputar dikedua stasiun radio tersebut. Keterangan itu juga sekaligus memberikan gambaran lebih jelas mengenai perbandingan antara keduanya. Fax. 021-7842134 7182103 - 7191910 Target Pendengar Wanita = 55 Pria = 45 Wanita = 60 Pria = 40 Usia Pendengar 10-20 tahun = 40 20-30 tahun = 35 30-35 tahun = 25 15-30 tahun Profesi Wiraswasta = 30 Karyawan = 25 Ibu Rumah Tangga= 25 Pelajar = 15 Lain-lain = 5 SMUSederajat 40 Kuliah 40 Lain-lain 20 Status SES A 2 , B, C, D, E A 1, A , B, C Panggilan Pendengar Abang None Ncang Ncing Nyak Babeh Ozzers Format Musik Dangdut: 40 Pop Indonesia : 40 Gambang: 15 Lain-lain: 5 3 : 2 Barat : Indonesia BAB IV KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM

A. Latar Belakang Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan

“Percikan Iman” di Oz Radio Adanya acara dakwah di kedua stasiun radio tersebut, tentu memiliki alasan tersendiri mengenai kehadirannya. Oleh karena itu latar belakang hadirnya kedua acara dakwah Nasi Ulam dan Percikan Iman merupakan salah satu bentuk kesadaran Bens Radio dan Oz Radio sebagai media publik yang punya kewajiban menyampaikan kebaikan serta nilai-nilai positif yang mendidik bagi para pendengarnya.

1. NASI ULAM Nasihat Ulama

Latar belakang hadirnya acara Nasi Ulam di Bens Radio yang utama adalah Siar dan Berbagi. Didasarkan atas faktor keinginan Bens Radio sebagai salah satu stasiun radio yang sadar akan pentingnya kebutuhan rohani para pendengarnya, yang diistilahkan sebagai sebuah ritual sarapan di pagi hari dan menjadi suatu kebutuhan wajib serta merupakan kebiasaan yang kerap dilakukan oleh banyak orang setiap harinya. Karena itu Bens Radio bermaksud ingin menyuguhkan acara dakwah keagamaan dipagi hari layaknya ritual sarapan yang kerap menjadi kebutuhan dan kebiasaan orang kebanyakan. Berawal dari alasan tersebut maka tercetuslah sebuah acara dakwah yang akhirnya diberi nama Nasi Ulam. Dinamakan Nasi Ulam karena di Betawi sendiri terdapat satu jenis makanan tradisional Nasi Ulam, kemudian nama tersebut coba disesuaikan dengan nama acara keagamaan pagi hari, sehingga Nasi Ulam tersebut menjadi kepanjangan dari Nasihat Ulama 70 . Atas berbagai landasan tersebut, maka acara keagamaan Nasi Ulam yang ada di Bens Radio saat ini memiliki tampilan format dengan penyajian bahasa betawi yang ringan bahasa sehari-hari. Ini ditunjukan agar pendengar yang menyimak acara tersebut bukan hanya datang dari kalangan betawi saja, tetapi pendengar dari kalangan umum yang memang terbiasa dengan bahasa betawi, dan merasa tertarik untuk mendengarkan. Sehingga, mereka juga dapat ikut serta berpartisipasi diacara tersebut. Dikarenakan upaya Bens Radio untuk menjadikan acara dakwah Nasi Ulam sebagai sebuah kebiasaan pagi dimasyarakat, maka dalam hal ini pembahasan materi yang dipilih tidak terlalu berat, dan merupakan tema-tema yang sering dialami oleh kebanyakan masyarakat sehari-hari, baik dari segi ibadah, muamalah dan sebagainya.

2. PERCIKAN IMAN

Latar belakang hadirnya acara Percikan Iman di Oz Radio 90,8 FM adalah karena Oz Radio Jakarta adalah suatu radio anak muda yang pada dasarnya ingin membuat program acara yang harus punya nilai moral pada setiap program-program siarannya, karena terkadang 70 Wawancara Penulis dengan Anina Karin-Program Director Bens Radio 106,2 FM. hal tersebut sudah mulai dilupakan oleh beberapa stasiun-stasiun radio lain di Indonesia. Selain itu, Oz Radio menilai bahwa meskipun anak- anak muda saat ini cenderung have fun lebih suka bersenang-senang namun dengan adanya acara Percikan Iman, setidaknya anak muda dapat diajak untuk hidup dengan cara yang lebih baik sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Namun dengan hadirnya acara Percikan Iman, bukan berarti menjadikan Oz Radio menjadi sebuah stasiun radio agama, karena Oz Radio sendiri tetap merupakan radio anak muda. Tetapi anak muda yang dimaksud dalam kategori Oz Radio adalah anak-anak muda yang bertanggung jawab 71 . Kesadaran Oz Radio sebagai salah satu media massa yang punya pengaruh besar kepada masyarakat khususnya anak muda, yang menjadikan Oz radio turut menghadirkan acara dakwah Percikan Iman didalam program-program siarannya. Selain itu, Oz Radio juga mencoba menyesuaikan tema-tema serta materi yang diangkat setiap harinya dengan kehidupan anak muda. Hal tersebut dikarenakan agar pembahasan yang diangkat bisa sesuai dengan lingkup pergaulan serta problematika anak muda itu sendiri. Sehingga konsep kedekatan yang sejak awal diusung oleh Oz Radio khususnya dalam syi’ar agama Islam melalui acara Percikan Iman kepada kaum muda, dapat terwujud dengan sendirinya tanpa terkesan menggurui, dan adanya unsur paksaan. 71 Wawancara Penulis dengan Aditya Maulana-Program Director Oz Radio 90,8 FM.

B. Format Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan “Percikan

Iman” di Oz Radio 1. NASI ULAM Nasihat Ulama Acara konsultasi agama Islam yang dikemas dengan santai dan ramah, untuk merangkul semua segmen. Sebuah acara ceramah pagi yang diibaratkan sebagai sarapan rohani dipagi hari, yang dipandu oleh seorang penyiar dan narasumber-narasumber yang merupakan ustadz yang sengaja dipilih karena sudah dikenal di masyarakat Jakarta 72 . Acara yang terdiri dari tiga sesi ini, coba menampilkan acara dakwah pagi yang segar dan santai. Balutan bahasa betawi yang khas dan kental tidak menjadikan acara tersebut hadir hanya untuk kalangan betawi, melainkan seluruh etnis yang memang terjangkau oleh siaran Bens Radio. format acara yang mengusung 3 orang narasumber dan beberapa penyiar ini sengaja digunakan untuk menyesuaikan jadwal tiap-tiap narasumber dan penyiar, agar acara dakwah Nasi Ulam tetap dapat tersaji setiap harinya guna memenuhi keinginan Bens Radio sendiri, untuk menjadikan acara dakwah tersebut menjadi sebuah kebiasaan pagi bagi masyarakat. Serta mampu memberi spirit kepada pendengarnya. 72 Deskripsi acara Nasi Ulam, Anina Karin-Program Director Bens Radio 106,2 FM.

2. PERCIKAN IMAN

Sebuah acara keagamaan yang membahas seputar agama Islam, berikut problematika yang dialami pendengarnya. Acara dakwah yang pada awalnya ditunjukan khusus untuk remaja di Jakarta, namun seiring dengan perkembangannya, acara tersebut dapat pula menjangkau pendengar diluar remaja, namun memiliki problematika seputar keagamaan yang sama dengan kebanyakan anak muda. Acara keagamaan yang dibalut dengan konsep yang santai dan ringan tersebut dibawakan oleh seorang penyiar dan seorang narasumber yang menjadi kunci utama pada setiap pembahasan materi pada setiap siarannya. Sehingga tema-tema atau materi yang dibahas pun turut disesuaikan dengan kapasitas para pendengar yang kebanyakan adalah remaja untuk dapat mencerna materi yang disampaikan. Format acara dakwah pada dua stasiun radio tersebut memiliki kesamaan pada tampilan acara yang dibawakan, meski terdapat pula perbedaan yang tidak terlalu signifikan, namun tampilan format acara dakwah yang terdapat pada dua stasiun radio swasta tersebut juga akan penulis bandingkan berdasarkan aspek unsur-unsur dakwahnya. Unsur-unsur tersebut meliputi, Da’i pelaku dakwah, mad’u mitra dakwah, maddah materi dakwah, wasilah media dakwah, thariqah metode, dan atsar efek dakwah. 73 73 Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, h.75.

1. Da’i Pelaku Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Pelaku dakwah Da’i pada acara Nasi Ulam Nasihat Ulama di Bens Radio 106,2 FM menggunakan konsep dengan tiga 3 orang narasumber. Ketiga narasumber tersebut terdiri dari Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi, Ustadz H. Abdul Jalil Ustadz Drs. H. Aslih Ridwan. Namun ketiga narasumber tersebut dalam menyampaikan materi ceramah dakwah tidak pada saat yang bersamaan, melainkan bergantian pada masing-masing jadwal yang telah ditentukan. Penggunaan format tersebut bertujuan agar acara Nasi Ulam yang hadir setiap hari dalam seminggu, dapat tetap hadir menyapa pendengar, meski narasumber yang memberikan materi berbeda-beda setiap harinya. Selain itu, penggunaan tiga narasumber da’i pada acara Nasi Ulam didasarkan atas beberapa alasan, antara lain agar informasi dakwahnya bisa lebih beragam, serta faktor waktu yang disesuaikan dengan jadwal narasumber juga menjadi bahan pertimbangan. Karena Nasi Ulam hadir setiap hari, maka jadwal yang dibuat untuk tiap-tiap narasumber coba disesuaikan dengan jadwalkegiatan pribadi narasumber tersebut. Da’i atau pelaku dakwah yang menjadi narasumber diacara Nasi Ulam Nasihat Ulama Bens Radio memiliki latar belakang pendidikan dakwah yang berbeda-beda, sehingga materi yang disampaikanpun menjadi lebih beragam. Ketiga narasumber tersebut juga memiliki gaya siaran serta ciri yang berbeda pada penyampaian dakwahnya, sehingga pendengar diharapkan tidak jenuh dengan materi-materi dakwah yang disampaikan di acara Nasi Ulam. Sehingga pendengar mampu membedakan narasumber mana yang sedang siaran. b. OZ Radio 90,8 FM Pelaku dakwah atau Da’i pada acara “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM menggunakan konsep dengan satu orang narasumber. Hal tersebut dikarenakan faktor pemilihan narasumber yang dianggap sangat berpengaruh pada konsistensi Oz Radio 90,8 FM dalam menjaga kedekatannya dengan para pendengarnya. Sehingga penentuan seorang narasumber tidak dipilih begitu saja, melainkan disesuaikan dengan segmentasi Oz Radio sendiri yang lebih cenderung menjaring anak muda sebagai sasaran dakwahnya pendengar. Meskipun pada perkembangannya saat ini Oz Radio juga coba memperluas segmentasinya hingga usia dewasa, namun hal tersebut ditunjukan hanya pada batasan usia yang dianggap masih memiliki kedekatan dengan pergaulan atau ruang lingkup anak muda itu sendiri. Da’i yang menjadi narasumber pada acara dakwah Percikan Iman di Oz Radio Jakarta adalah Ustad H. Firman Zamzami Muhammad, LC atau yang lebih akrab disapa Bang Firman. Pemilihan Bang firman sebagai narasumber pada acara Percikan Iman di Oz Radio Jakarta dikarenakan faktor kedekatan yang dirasa pas pada figurnya. Ustadz yang punya kedekatan dengan lingkup pergaulan anak muda ini, sebelumnya sempat besar di Oz Radio Lampung, yang juga sebagai narasumber acara “Percikan Iman” disana. Selain itu latar belakang pendidikan santri dan pengetahuan soal agama merupakan pertimbangan lainnya. Selain itu pemilihan Bang Firman dimaksudkan agar pendekatan kepada anak mudanya pun bisa dilakukan. Sehingga, “Kalau konsep kedekatannya sudah bisa dilakukan, maka message yang disampaikan jadi lebih dapat diterima”.

2. Mad’u Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Mitra dakwah terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Namun mad’u yang menjadi sasaran dakwah pada acara Nasi Ulam Nasihat Ulama di Bens Radio yaitu mencakup semua kalangan, dari segi tingkat usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua, serta berasal dari golongan profesi dan tingkat ekonomi yang beragam. Hal tersebut juga terkait dengan segmentasi pendengar yang hendak dijaring oleh Bens Radio. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar kebanyakan yang menjadi cakupan pendengar Bens Radio khususnya untuk acara Nasi Ulam. Target dakwahnya juga mencakup perempuan dan laki-laki, sehingga siapapun bisa mendengarkan. Dakwah Nasi Ulam juga menjaring pendengar dari banyak profesi. Seperti kalangan wiraswasta 30, karyawan 25, Ibu rumah tangga 25, serta kalangan pelajar 15, dan lain-lain 5. Acara dakwah Nasi Ulam di Bens Radio juga dibuat sesuai dengan segmentasi Bens Radio yakni mulai dari golongan kaya, menengah, hingga kalangan bawah sekalipun. b. OZ Radio 90,8 FM Sasaran dakwah pada acara Percikan Iman di OZ Radio 90,8 FM yang utama adalah anak muda, hal ini dipengaruhi oleh segmentasi Oz Radio yang memang menjaring anak muda sebagai pendengar utama Oz Radio dalam setiap program-program siarannya. Namun seiring perkembangannya, acara “Percikan Iman” sendiri saat ini tidak menutup kemungkinan untuk dapat menjaring kalangan-kalangan yang lebih luas, artinya secara umum acara ini diharapkan mampu diterima oleh semua kalangan, baik yang muda maupun yang lebih tua. Segmentasi yang juga menjadi sasaran dakwah pada acara Percikan Iman yaitu Golongan A 1 ABC, yang diukur bukan hanya dari status ekonominya saja, melainkan posisinya dilingkungan pergaulan. Untuk jenis kelamin cakupan jenis kelamin wanita mempunyai porsi 60, sedangkan pria 40. Ini dikarenakan faktor sosiologis yang mengungkapkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki. Untuk faktor usia Oz Radio menjaring usia antara 15–30 tahun, yang terdiri dari latar belakang profesi yang beragam. Mulai dari pelajar SMUsederajat, perguruan tinggi, karyawan, eksekutif muda, dan lain-lain.

3. Maddah Materi Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Materi dakwah maddah seperti akidah, syariah, fiqih, dan akhlaq sering disampaikan pada setiap acara keagamaan, begitu pula Nasi Ulam Nasihat Ulama, namun materi dari masing- masing pembicara memiliki persentase yang berbeda-beda pada pembahasannya. Ini dikarenakan faktor narasumber yang digunakan pada acara Nasi Ulam terdiri dari 3 orang narasumber, sehingga pembahasan materi yang disampaikan oleh masing- masing narasumber menjadi berbeda pada setiap segmen siaran. Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi lebih konsen kepada masalah syari’ahFiqih dan akhlaq pada pembahasan materi yang disampaikan, sedangkan Ustadz H. Abdul Jalil dan Ustadz Drs. H. Aslih Ridwan lebih banyak berbicara mengenai masalah aqidah keyakinan dan Tafsir. Materi yang disampaikan oleh tiap narasumber ditentukan dan dibuat langsung oleh masing-masing narasumber dengan konsen pembahasan yang berbeda. Sehingga hal tersebut diupayakan untuk menghindari terjadinya banyak pengulangan pada materi-materi yang sudah dibahas pada siaran sebelumnya. b. OZ Radio 90,8 FM Materi dakwah yang biasa disampaikan pada acara “Percikan Iman” bervariasi, mulai dari masalah-masalah keimanan, akhlak, tauhid dan lain-lain. Pemilihan materipun lebih banyak disesuaikan dengan kondisi atau keadaan yang banyak dialami oleh pendengar, terutama anak muda. Sehingga materi atau topik yang diangkat dan dibahas pada acara Percikan Iman adalah materi- materi yang pembahasannya ringan dan sangat dekat dengan lingkup pergaulan anak muda sehari-hari. Faktor pemintaan dari pendengar untuk mengangkat sebuah topik pun mampu menjadi salah satu penentu diangkatnya sebuah topik pada pembahasan di acara Percikan Iman. Untuk itu persentase dari pembahasan materipun terbagi terbagi rata antara akidah 25, syari’ah 25, akhlaq 25, dan sisanya adalah masalah-masalah lain yang ada dalam kacamata Islam.

4. Wasilah Media Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Wasilah atau yang lebih dikenal dengan media dakwah yang digunakan pada acara Nasi Ulam tentu berbentuk ucapan The Spoken Words. Ini dikarenakan radio merupakan media audio, sehingga ucapan dan kata-kata merupakan kekuatan utama media tersebut dalam menyampaikan pesannya. Media dalam arti alat yang digunakan untuk syi’ar dakwah para narasumber dalam menyampaikan materi dakwah disini sudah tentu adalah radio, namun acara dakwah tersebut dikemas dalam bentuk sebuah program siaran. b. OZ Radio 90,8 FM Acara dakwah Percikan Iman juga dalam hal media sudah tentu menggunakan media radio. Kecakapan dalam berkomunikasi, pemilihan kata-kata yang sesuai dalam menyampaikan pesan, serta suara yang khas, merupakan satu-satunya kekuatan yang diandalkan pada penyampaian dakwah melalui media radio. Oleh karena itu, sebagai salah satu stasiun radio anak muda di Indonesia, dalam menyampaikan dakwahnya Oz Radio menggunakan kata- kata yang biasa dipergunakan dikalangan anak muda, dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.

5. Thariqah Metode Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Metode dakwah yang kerap digunakan oleh tiap narasumber di acara Nasi Ulam amat beragam. Mulai dari metode Hikmah , Mauidhaah Hasanah, serta Mujadalah. Dalam prakteknya melalui acara Nasi Ulam Bens Radio, semua narasumber memang menggunakan ketiga metode tersebut. Hanya saja metode Hikmah lebih banyak digunakan apabila ada pertanyaan yang datang dari pendengar kepada narasumber tentang suatu perkara, dan kemudian narasumber memberikan jawaban berikut contoh dari kejadian tersebut dari kacamata Islam. Cara penyampaian yang dikembangkan dan disiarkan di Bens Radio antara lain melalui program-program dakwah yang memang kerap disuguhkan kepada pendengarnya. Seperti program Nasi Ulam Nasihat Ulama, Agama dan Wanita, serta insert dan Bumper sebuah rekaman hadits-hadits maupun pesan-pesan ibadah lainnya. Selain itu, terdapat prolog yang diputar sebelum adzan guna mengingatkan pendengar bahwa waktu shalat telah tiba. insert berupa arti dari hadits-hadits yang ditunjukan sebagai bahan pelajaran, serta rujukan yang baik bagi pendengar dalam melakukan sesuatu juga kerap diputarkan. Pemutaran adzan lima waktu sebagai penanda waktu shalat juga merupakan bagian dari metode dakwah yang selalu dilakukan secara konsisten oleh Bens Radio sejak dulu. b. OZ Radio 90,8 FM Metode dakwah yang digunakan pada acara Percikan Iman yaitu melalui pendekatan yang santai dan tidak terkesan menggurui, ini dikarenakan acara tersebut dimaksudkanbertujuan untuk mengajak pendengar-pendengarnya untuk tetap berada dalam koridor-koridor agama. Sehingga anak muda yang menjadi sasaran dakwah utama Oz Radio diharapkan akan mampu diarahkan untuk tetap dapat memiliki akhlak yang baik dan dapat bertanggung jawab atas perbuatannya. Metode yang cenderung digunakan pada program Percikan Iman adalah metode Mauidhaah Hasanah , yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati pendengarnya, khususnya anak muda. Sehingga mereka tidak merasa sedang digurui. Metode dakwah lainnya yang digunakan pada acara Percikan Iman, antara lain adanya insert pesan agama, juga pemutaran adzan magrib yang bertujuan mengingatkan pendengar Ozzers bahwa telah masuk waktu shalat, serta adanya doa dan hadits yang biasa disampaikan oleh narasumber di setiap akhir acara dakwah Percikan Iman.

6. Atsar Efek Dakwah

a. Bens Radio 106,2 FM Efek dakwah yang diharapkan dari acara Nasi Ulam antara lain adalah, acara Nasi Ulam senantiasa dapat diminati dan bermanfaat. Bisa menjadi solusi atas pertanyaan-pertanyaan dibenak pendengar yang selama ini tidak diketahui secara benar jawabannya. Selain itu, acara Nasi Ulam Bens Radio diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran beragama yang tinggi kepada pendengar, sehingga masyarakat menjadi lebih baik serta sadar akan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim. b. OZ Radio 90,8 FM Efek dakwah yang diharapkan dari hadirnya acara Percikan Iman di Oz Radio 90,8 FM adalah, agar anak muda khususnya di Jakarta dapat menjadi sosok anak muda yang bertanggung jawab dan mempunyai kontrol terhadap dirinya, dengan tetap berada pada koridor-koridor agama. Selain itu, diharapkan pendengar Percikan Iman ini dapat menjalankan perintah Allah swt tanpa ada keterpaksaan atau karena faktor ikut-ikutan, melainkan karena faktor kesadaran yang tumbuh dalam jiwa.

C. Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di BENS RADIO

106,2 FM dengan OZ RADIO 90,8 FM 1 Perbedaan-perbedaannya: Dari berbagai sumber, akhirnya penulis menemukan tentang perbedaan-perbedaan yang ada terdapat pada format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM. Perbedaan yang ada diantara kedua acara dakwah tersebut memang tidak terlalu jauh dalam segi pembahasan materi, meski terdapat beberapa perbedaan pada seberapa dalam pembahasan pada sebuah sesi yang dibahasdikaji perharinya, serta besarnya persentase sebuah tema yang dibahas. Namun, perbedaan itu justru dapat terlihat pada tampilan konsep acara, serta format acara yang memiliki variasi tersendiri. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain menyangkut: Tabel 6 Perbedaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan OZ Radio 90,8 FM FORMAT BENS RADIO 106,2 FM OZ RADIO 90,8 FM Judul Mata Acara “NASI ULAM” Nasihat Ulama “PERCIKAN IMAN” Bentuk Proses Produksi On air On air dan Off air Acara Sejak Tahun 2000 3 November 2008 Hari Siaran Senin – Minggu Senin – Jum’at Waktu Siaran Pukul. 05. 00 – 06. 00 WIB Pukul. 04. 00 – 05. 00 WIB Pembagian Kuadran Sesi Acara 3 Sesi: Opening Pemaparan Materi – Pemaparan Materi Tanya Jawab via telepon SMS – Tanya Jawab, Kesimpulan Closing 4 Sesi: Opening Pengantar topik yang diangkat – Pemaparan materi Tanya Jawab bintang tamu via telepon SMS email – Kesimpulan, Do’a penutup hadits – Closing Waktu Shalat Adzan Subuh Adlib Penyiar ditengah acara Lagu yang diputar saat acara Lagu-lagu Religi Islami Lagu-lagu Indonesia dan Mancanegara bukan lagu-lagu religi Persentase Materi yang Sering Diangkat Ustd. Abdul Hayyi: Akidah:20, Syariahfiqih:40, Akhlaq:40 Ustd. Abdul Jalil: Akidah: 50 Selebihnya pembahasan tema-tema lain. Ustd. Aslih Ridwan: Akidah: 40 Ustd. Firman Akidah: 25 Syariahfiqih: 25 Akhlaq: 25 Lain-lain: 25 1. ii. 1. Pemilihan Judul Mata Acara yang digunakan pada kedua program dakwah tersebut, yang sudah pasti menjadi salah satu perbedaan antara format acara dakwah di kedua stasiun radio tersebut. 2. Bentuk proses produksi yang dilakukan pada kedua acara dakwah di Bens Radio dan Oz Radio, yang juga menjadikan adanya perbedaan pada tampilan keduanya. Pada Bens Radio acara dakwahnya disiarkan dengan format on air, meski ada kalanya melakukan siaran taping, namun hal tersebut dilakukan jika narasumber yang bersangkutan benar-benar berhalangan untuk hadir mengisi acara. Sedangkan di Oz Radio sendiri mengusung dua format yaitu on air selasa kamis dan taping senin, rabu jumat. Hal ini dilakukan Oz Radio untuk memberikan variasi pada program dakwahnya, sehingga pendengar Oz Radio diharapkan Syariahfiqih: 20 Akhlaq: 20 Lain-lain: 20 Rata-rata Tanya Jawab perhari SMS: 10, Telpon: 10 Email: - SMS: 10, Telpon: 5 EmailBlog: 5, tanya jawab bintang tamu Penyiar Fandi, Amang, Arya, Bobby Chandra K. Putra Narasumber Ustad. Drs. H. Abdul Hayyi, Ustad. H. Abdul Jalil Ustad. Drs. H. Aslih Ridwan Ustad. H. Firman Zamzami Muhammad LC dapat lebih tertarik mendengarkan, karena ada format taping yang memungkinkan Ozzers pendengar Oz Radio untuk bisa sharing seputar pengetahuan agama secara langsung dengan narasumber. 3. Hari siaran, menjadi salah satu pembeda anatara kedua acara dakwah tersebut. Pada Bens Radio melalui acara Nasi Ulam hadir setiap hari, tujuh 7 hari dalam seminggu. Sedangkan Percikan Iman di Oz Radio hanya mengudara selama lima 5 hari dalam seminggu. 4. Faktor narasumber yang digunakan Bens Radio lebih dari satu orang narasumber jelas memunculkan begitu beragamnya tema- tema serta jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh pendengar dalam dialog interaktif, selain itu faktor waktu yang juga menjadi pertimbangan sehingga acara Nasi Ulam yang hadir setiap hari dapat tetap berlangsung meski tiap-tiap narasumber juga memiliki jadwalkegiatan sendiri ditempat lain. Pada acara Percikan Iman di Oz Radio 90.8 FM hanya menggunakan satu 1 orang narasumber. Hal tersebut dikarenakan faktor pemilihan narasumber yang begitu selective, sehingga narasumber yang dipilih merupakan figur yang dianggap mampu menyesuaikan diri dengan pendengar Oz Radio yang mencakup anak muda sebagai segmentasinya. 5. Penempatan waktu siaran yang berbeda yang menjadikan kedua acara tersebut dapat disimak dalam 1 hari yang sama. Percikan Iman di Oz Radio Jakarta yang sebelumnya hadir pukul 05. 00 -06. 00 wib dan kini hadir mulai pukul 04. 00 -05. 00 wib, ditempatkan bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari upaya Oz Radio sendiri untuk menemani pendengarnya lebih dini, sehingga hal tersebut coba disesuaikan dengan rutinitas bangun pagi rata-rata para pendengar Oz Radio yang memang banyak menjaring anak sekolah, karena jadwal masuk sekolah yang saat ini dimajukan menjadi lebih awal. 6. Pembagian kuadran atau sesi acara pada kedua program dakwah tersebut memang berbeda. Di Nasi Ulam kuadaran acara dibagai menjadi 3 sesi dari opening, pembahasan hingga closing. Sedangkan di acara Percikan Iman, kuadran yang digunakan terdiri dari 4 sesi mulai dari opening hingga closing. 7. Waktu shalat yang ditandai dengan diputarnya adzan hadir pada kedua stasiun tersebut. Hanya saja, pada acara dakwah Percikan Iman di Oz Radio tidak diputarkan adzan ditengah-tengah siaran. Melainkan pemberitahuan oleh penyiar bahwa telah masuk waktu shalat subuh. Jadi adzan yang diputar di Oz Radio hanya pada saat shalat magrib. Hal tersebut dikarenakan waktu shalat magrib yang singkat, sehingga pendengar perlu dengan jelas diingatkan. Sedangkan di Bens Radio adzan subuh tetap diputar meski pada saat acara Nasi Ulam belum di mulai. 8. Lagu yang diputar saat acara dakwah Nasi Ulam berlangsung adalah lagu-lagu pop religi. Sedangkan pada acara dakwah Percikan Iman, lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu barat maupun lokal dari berbagai jenis aliran musik. Hal tersebut dimaksudkan agar pendengar mereka yaitu anak muda tidak merasa jenuh ketika mendengarkan program keagamaan. 9. Persentase materi yang sering diangkat pada kedua acara dakwah Nasi Ulam dan Percikan Iman memiliki porsi yang berbeda pada pembahasannya. Nasi Ulam lebih banyak menitik beratkan masalah fiqih dan aqidah, karena dipengaruhi oleh faktor narasumber yang memiliki latar belakang pendidikan serta fokus yang berbeda-beda. Sedangkan untuk acara dakwah Percikan Iman, persentase materi yang dibahas seperti fiqihsyariah, aqidah, dan akhlaq terbagi secara merata. 10. Rata-rata pertanyaan terjawab perhari pada kedua acara dakwah tersebut juga berbeda. Bila pada acara Nasi Ulam kesempatan yang diberikan kepada audience cukup banyak dan berimbang antara telepon dan sms. Namun pada acara Percikan Iman faktor partisipasi pendengarlah yang sedikit banyak menjadi penentu dalam jumlah interaktif yang berlangsung. 11. Faktor penyiar juga menjadi pembeda pada kedua format acara dakwah Nasi Ulam dengan Percikan Iman. Karena pemilihan penyiar untuk acara dakwah Percikan Iman sendiri memiliki pertimbangan tersendiri oleh sang general manager Oz Radio. Sehingga seorang punggawa yang dipilih untuk mendampingi narasumber haruslah sosok yang dianggap memiliki keterwakilan atas berbagai problematika serta pertanyaan-pertanyaan anak muda kebanyakan. Sedangkan pada acara Nasi Ulam, penyiar yang dipilih untuk mendampingi narasumber adalah penyiar yang memang sanggup berkomitmen dengan jadwal yang ditawarkan oleh pihak Bens Radio. Sehingga tidak ada terdapat alasan khusus dalam pemilihan penyiar disini. 12. Penggunaan narasumber yang memiliki perbedaan dalam jumlah serta kriteria menjadikan perbedaan diantara kedua acara dakwah Nasi Ulam di Bens Radio dan Percikan Iman di Oz Radio memiliki ciri tersendiri pada masing-masing siarannya, sehingga setiap narasumber pada masing-masing radio memiliki gaya yang berbeda dalam menyampaikan materi dakwahnya. 2 Persamaan-persamaannya: Tabel 7 Persamaan Format Acara Dakwah Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM FORMAT BENS RADIO 106,2 FM OZ RADIO 90,8 FM Bentuk Penyajian Acara Talk show Talk show Kriteria Batasan Mata Acara Pembahasan Seputar Agama Islam Pembahasan Seputar Agama Islam Durasi 60 menit 60 menit Sumber Mata Acara Produksi Sendiri Produksi Sendiri 1. Bentuk penyajian acara berupa talkshow yang sama-sama dipilih oleh Bens Radio dan Oz Radio untuk acara dakwah yang mereka siarkan. 2. Kriteria atau batasan acara kedua stasiun yang menjadikan acara Nasi Ulam dan Percikan Iman sebagai wadah dalam membahas tentang kaidah-kaidah agama Islam berikut problematikanya. 3. Sumber mata acara radio yang digunakan oleh masing-masing stasiun radio pada acara dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan “Percikan Iman” di Oz Radio, diperoleh atas hasil produksi sendiri. Oleh sebab itu, masing-masing acara memiliki ciri khas serta orisinalitas tersendiri pada pengemasan program siaran dakwahnya. 4. Durasi atau lamanya waktu siaran acara yang digunakan oleh kedua stasiun radio tersebut dalam menyiarkan acara dakwahnya yakni selama 60 menit 1 jam. Sehingga durasi tersebut menjadi sebuah acuan oleh masing-masing program dalam memaksimalkan format serta mengatur kuadran ditiap-tiap sesi. Selain perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan yang ditemukan pada kedua format acara dakwah tersebut, terdapat pula perbedaan lainnya, yaitu pada penempatan waktu durasi disetiap sesinya. Hal ini dapat terlihat pada susunan acara rundown dakwah keduanya. Sehingga hal tersebut dapat semakin memperjelas perbedaan yang ada diantara format acara keduanya. Tabel 8 Perbandingan Rundown Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio 106,2 FM dengan “Percikan Iman” di OZ Radio 90,8 FM KUADRAN SESI NASI ULAM 05. 00 – 06. 00 PERCIKAN IMAN 04. 00 – 05. 00 2 menit Time Signal , Jingle, Opening Tune 30 detik Bumper Opening Acara Sesi 1 13 menit Opening Penyiar, Narasumber membuka dengan salam, Paparan mengenai materi yang dibahas 12 menit Opening , Paparan mengenai materi yang dibahas, diselingi Tanya Jawab Break 1 – Hiburan 5 menit Jingle , Lagu Religi 4 menit Lagu Non-Religi Sesi 2 15 menit Lanjut Materi, Interaktif via Telpon SMS 12 menit Lanjutan Materi, dan Tanya Jawab Interaktif bintang tamu Break 2 – Hiburan 5 menit Lagu Religi, Jingle 4 menit Lagu Non-Religi Sesi 3 15 menit Interaktif via Telpon SMS, Kesimpulan Materi, Closing penyiar, Closing tune 12 menit Lanjutan Materi, Tanya Jawab, Promo Email Blog Spot Acara Break 3 – Hiburan 5 menit Lagu Reigi, Jingle 4 menit Lagu Non-Religi Sesi 4 - 5 menit Penyiar mengingatan masuk waktu shalat Subuh, Kesimpulan Materi, Doa Penutup Break 4 – Hiburan - 4 menit Lagu Non-Religi - Promo Email Blog Spot Acara Closing - 30 Detik Bumper Closing Acara Sumber: Anina Karin – Program Director Nasi Ulam dan Chandra K. Putra – ProducerHost Percikan Iman Melalui tabel tersebut, penulis memaparkan tentang pembagian waktu yang digunakan oleh masing-masing radio dalam menempatkan pembagian jadwal per-sesi berikut pembahasannya dalam format program dakwah yang mereka siarkan. BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN