2. PERCIKAN IMAN
Sebuah acara keagamaan yang membahas seputar agama Islam, berikut problematika yang dialami pendengarnya. Acara dakwah yang
pada awalnya ditunjukan khusus untuk remaja di Jakarta, namun seiring dengan perkembangannya, acara tersebut dapat pula
menjangkau pendengar diluar remaja, namun memiliki problematika seputar keagamaan yang sama dengan kebanyakan anak muda. Acara
keagamaan yang dibalut dengan konsep yang santai dan ringan tersebut dibawakan oleh seorang penyiar dan seorang narasumber yang
menjadi kunci utama pada setiap pembahasan materi pada setiap siarannya. Sehingga tema-tema atau materi yang dibahas pun turut
disesuaikan dengan kapasitas para pendengar yang kebanyakan adalah remaja untuk dapat mencerna materi yang disampaikan.
Format acara dakwah pada dua stasiun radio tersebut memiliki kesamaan pada tampilan acara yang dibawakan, meski terdapat pula
perbedaan yang tidak terlalu signifikan, namun tampilan format acara dakwah yang terdapat pada dua stasiun radio swasta tersebut juga akan
penulis bandingkan berdasarkan aspek unsur-unsur dakwahnya.
Unsur-unsur tersebut meliputi, Da’i pelaku dakwah, mad’u mitra dakwah, maddah materi dakwah, wasilah media dakwah, thariqah
metode, dan atsar efek dakwah.
73
73
Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, h.75.
1. Da’i Pelaku Dakwah
a. Bens Radio 106,2 FM
Pelaku dakwah Da’i pada acara Nasi Ulam Nasihat Ulama di Bens Radio 106,2 FM menggunakan konsep dengan tiga
3 orang narasumber. Ketiga narasumber tersebut terdiri dari Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi, Ustadz H. Abdul Jalil Ustadz Drs.
H. Aslih Ridwan. Namun ketiga narasumber tersebut dalam menyampaikan materi ceramah dakwah tidak pada saat yang
bersamaan, melainkan bergantian pada masing-masing jadwal yang telah ditentukan. Penggunaan format tersebut bertujuan agar acara
Nasi Ulam yang hadir setiap hari dalam seminggu, dapat tetap hadir menyapa pendengar, meski narasumber yang memberikan
materi berbeda-beda setiap harinya. Selain itu, penggunaan tiga narasumber da’i pada acara Nasi Ulam didasarkan atas beberapa
alasan, antara lain agar informasi dakwahnya bisa lebih beragam, serta faktor waktu yang disesuaikan dengan jadwal narasumber
juga menjadi bahan pertimbangan. Karena Nasi Ulam hadir setiap hari, maka jadwal yang dibuat untuk tiap-tiap narasumber coba
disesuaikan dengan jadwalkegiatan pribadi narasumber tersebut. Da’i atau pelaku dakwah yang menjadi narasumber diacara
Nasi Ulam Nasihat Ulama Bens Radio memiliki latar belakang pendidikan dakwah yang berbeda-beda, sehingga materi yang
disampaikanpun menjadi lebih beragam. Ketiga narasumber tersebut juga memiliki gaya siaran serta ciri yang berbeda pada
penyampaian dakwahnya, sehingga pendengar diharapkan tidak jenuh dengan materi-materi dakwah yang disampaikan di acara
Nasi Ulam. Sehingga pendengar mampu membedakan narasumber mana yang sedang siaran.
b. OZ Radio 90,8 FM
Pelaku dakwah atau Da’i pada acara “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM menggunakan konsep dengan satu orang
narasumber. Hal tersebut dikarenakan faktor pemilihan narasumber yang dianggap sangat berpengaruh pada konsistensi Oz Radio 90,8
FM dalam menjaga kedekatannya dengan para pendengarnya. Sehingga penentuan seorang narasumber tidak dipilih begitu saja,
melainkan disesuaikan dengan segmentasi Oz Radio sendiri yang lebih cenderung menjaring anak muda sebagai sasaran dakwahnya
pendengar. Meskipun pada perkembangannya saat ini Oz Radio juga coba memperluas segmentasinya hingga usia dewasa, namun
hal tersebut ditunjukan hanya pada batasan usia yang dianggap masih memiliki kedekatan dengan pergaulan atau ruang lingkup
anak muda itu sendiri. Da’i yang menjadi narasumber pada acara dakwah Percikan
Iman di Oz Radio Jakarta adalah Ustad H. Firman Zamzami Muhammad, LC atau yang lebih akrab disapa Bang Firman.
Pemilihan Bang firman sebagai narasumber pada acara Percikan Iman di Oz Radio Jakarta dikarenakan faktor kedekatan yang
dirasa pas pada figurnya. Ustadz yang punya kedekatan dengan
lingkup pergaulan anak muda ini, sebelumnya sempat besar di Oz Radio Lampung, yang juga sebagai narasumber acara “Percikan
Iman” disana. Selain itu latar belakang pendidikan santri dan pengetahuan soal agama merupakan pertimbangan lainnya. Selain
itu pemilihan Bang Firman dimaksudkan agar pendekatan kepada anak mudanya pun bisa dilakukan. Sehingga, “Kalau konsep
kedekatannya sudah bisa dilakukan, maka message yang disampaikan jadi lebih dapat diterima”.
2. Mad’u Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah