Stek Batang Pohpohan Respon Pertumbuhan Stek Batang Secara In Vivo Dan Perbanyakan Mikro Pre Existing Meristem Tanaman Pohpohan (Pilea Trinervia Wight.) Dengan Berbagai Perlakuan Konsentrasi Zpt

3 RESPON PENGGUNAAN MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG POHPOHAN Pilea trinervia Wight. Abstrak Pohpohan Pilea trinervia Wight. merupakan salah satu tanaman indigenous. Teknik perbanyakan pohpohan yang sering digunakan adalah diperbanyak secara vegetatif dengan stek. Perbanyakan vegetatif pohpohan dengan stek masih memiliki rintangan dalam pemenuhan bahan tanam yang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tanam dan efektivitas zat pengatur tumbuh IBA Indole Butyric Acid terhadap pertumbuhan akar stek pohpohan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Nested Design Faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor media tanam dan pemberian zat pengatur tumbuh ZPT. Media yang digunakan adalah campuran tanah, arang sekam dan kompos tanpa dihaluskan dan yang dihaluskan sedangkan ZPT yang digunakan yaitu IBA 0, 50, 100, 150 dan 200 ppm. Masing-masing kombinasi perlakuan diaplikasikan terhadap tiga aksesi pohpohan yaitu Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Pohpohan tumbuh dengan baik pada media dihaluskan dengan konsentrasi optimum IBA berkisar antara 89.25 sampai 104.75 ppm dan media tidak dihaluskan berkisar antara 98.00 – 105.50 ppm untuk aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati pada peubah tinggi tunas. Untuk peubah jumlah daun diperoleh konsentrasi optimum pada media dihaluskan antara 98.93 – 108.62 ppm dan media tidak dihaluskan berkisar antara 101.08 – 108.60 ppm untuk aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Kata kunci: indigenous, perbanyakan vegetatif, zat pengatur tumbuh Abstract Pohpohan Pilea trinervia Wight. is one of the indigenous vegetables. Pohpohan propagation techniques commonly used are vegetatively propagated by cuttings. Pohpohan vegetative propagation by cuttings still has a hurdle in the fulfillment of many propagule. This study aims to determine the effect of growing media and effectiveness of plant growth regulator IBA Indole Butyric Acid on pohpohan cuttings root growth. The experimental design used was Nested Design Factorial with two factors, namely the growing media and IBA concentration. The medium used is a mixture of soil, rice husk and compost fine grained and coarse grained while the PGRs used, namely IBA 0, 50, 100, 150 and 200 ppm. Each combination treatment was applied to the three accession pohpohan that Warung Loa, Bobojong and Linggarjati. Pohpohan grow well on media fine grained with IBA optimum concentration ranged from 89.25 to 104.75 ppm and coarse grained range between 98.00 - 105.50 ppm for accession Warung Loa, Bobojong and Linggarjati shoots height. Variable number of leaves optimum on concentration media fine grained between 98.93 - 108.62 ppm and coarse grained media are between 101.08 - 108.60 ppm for accession Warung Loa, Bobojong and Linggarjati. Keywords: indigenous, plant growth regulators, vegetative propagation

3.1 Pendahuluan

Teknik perbanyakan pohpohan yang sering digunakan adalah secara vegetatif dengan stek. Keunggulan perbanyakan dengan stek adalah tanaman akan memiliki sifat persis dengan induknya, waktu yang dibutuhkan relatif singkat, dan mudah dilakukan Wijaya dan Budiana 2014. Terbentuknya akar pada stek merupakan modal awal keberhasilan perbanyakan tanaman dengan stek, karena akar berperan dalam pengambilan hara nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya Fiani dan Moko 2006. Media tanam campuran tanah, arang sekam, dan kompos dapat mempengaruhi pertumbuhan stek karena memberikan kelembaban, unsur hara, drainase, dan aerasi sehingga dapat menopang pertumbuhan stek yang lebih baik Mahfudz et al 2006. Pemilihan media tanam yang tepat dan penambahan zat pengatur tumbuh ZPT yang efektif merupakan salah satu faktor keberhasilan stek. Auksin digunakan untuk meningkatkan pembentukan bunga dan membantu dalam pengakaran. Zat pengatur tumbuh yang tergolong auksin adalah Indole Acetic Acid IAA, Naphtalene Acetic Acid NAA, dan Indole Butyric Acid IBA. IAA biasanya mudah menyebar ke bagian lain sehingga menghambat perkembangan pertumbuhan pucuk dan NAA mempunyai kisaran konsentrasi yang sempit sehingga penggunaannya harus hati-hati agar konsentrasi optimum yang dapat meracuni tidak terlampaui Wudianto 2002. IBA lebih sering digunakan untuk memacu perakaran dibandingkan dengan NAA atau auksin lainnya. IBA bersifat lebih baik dari pada IAA dan NAA karena kandungan kimianya lebih stabil, daya kerjanya lebih lama dan efektif lebih lambat ditranslokasikan di dalam tanaman sehingga memungkinkan memperoleh respon yang lebih baik terhadap perakaran stek Kusumo 1990 dalam Maulida et al 2013. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian stek untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tanam serta pemberian zat pengatur tumbuh IBA Indole Butyric Acid untuk mengetahui efektifitas pemberian IBA terhadap pertumbuhan akar stek pohpohan.

3.2 Bahan dan Metode

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Institut Pertanian Bogor, Tajur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial Tersarang Nested Design yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi IBA dengan 5 taraf konsentrasi yaitu 0, 50, 100, 50 dan 200 ppm. Faktor kedua adalah media tanah + arang sekam + kompos perbandingan 1:1:1 dengan 2 taraf yaitu dihaluskan dan tidak dihaluskan. Perlakuan media yang dihaluskan dilakukan dengan cara mencampurkan media tanah, arang sekam dihaluskan menggunakan lesung hingga halus dan kompos kemudian dihaluskan kembali menggunakan ayakan 5 mesh. Sedangkan media yang tidak dihaluskan hanya mencampurkan media tanah, arang sekam yang tidak dihaluskan dan kompos tanpa menggunakan ayakan. Rancangan disusun secara faktorial sehingga terdapat 10 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 stek batang tua pohpohan berwarna kecoklatan dengan panjang ± 10 cm dengan 2 buku batang sehingga terdapat 300 satuan percobaan. Masing-masing kombinasi perlakuan diaplikasikan terhadap tiga aksesi pohpohan yaitu Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Pembuatan larutan stok IBA dibuat dengan cara melarutkan 25 mg IBA dalam akuades 100 ml, sebelumnya diberi NaOH 1 N beberapa tetes, sehingga diperoleh larutan stok 250 ppm. Larutan stok diencerkan dengan akuades sesuai konsentrasi yang digunakan, dan stek batang pohpohan direndam dalam larutan IBA selama 30 menit. Media perlakuan dihaluskan dan yang tidak dihaluskan dimasukkan ke dalam polybag ukuran 10x10 cm bobot media 300 g. Stek kemudian ditanam pada media tanam yang telah disediakan dan penyiraman dilakukan setiap hari. Pengamatan tanaman meliputi: 1. Persentase stek hidup Dengan membandingkan antara jumlah stek yang masih hidup pada akhir pengamatan dengan jumlah stek yang ditanam pada awal pengamatan. 2. Tinggi tunas cm Diukur dari pangkal tunas sampai titik tumbuh tunas. 3. Jumlah daun helai Dihitung dari banyaknya daun yang ada dalam satu tanaman. 4. Pertambahan panjang batang cm Dihitung dari ujung sampai titik pangkal batang. Pertambaan panjang batang stek batang didapatkan dengan cara menghitung selisih panjang batang stek batang MST Minggu Setelah Tanam saat ini dengan MST sebelumnya. 5. Diameter batang cm Diukur dengan menggunakan jangka sorong. 6. Jumlah cabang Dihitung dari banyaknya cabang yang ada pada satu tanaman dan semua pengamatan dihitung pada 1 MST sampai 8 MST. 7. Persentase yang berakar Dengan membandingkan antara jumlah stek yang berakar pada akhir pengamatan. 8. Jumlah akar 9. Panjang akar cm Data dianalisis dengan analisis keragaman ANOVA dengan menggunakan uji F, jika terdapat perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan polinomial ortogonal.