Tinggi Tunas Hasil dan Pembahasan

3.3.3 Jumlah Daun

Data jumlah daun pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan media tidak berpengaruh terhadap jumlah daun pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Perlakuan media yang tidak dihaluskan memiliki rata-rata jumlah daun tertinggi pada aksesi Linggarjati. Selain itu perlakuan konsentrasi IBA berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pohpohan pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Data yang diperoleh menunjukkan tidak adanya interaksi antara media dan konsentrasi IBA terhadap peubah jumlah daun Lampiran 1. Menurut Gardner et al 1991, jumlah daun dipengaruhi oleh genotipe yaitu laju pertumbuhan daun dan kapasitas tanaman dalam merespon kondisi lingkungan, seperti ketersediaan air. Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tiga aksesi pohpohan pada beberapa perlakuan media dan konsentrasi IBA 8 minggu setelah tanam Perlakuan Jumlah daun helai Warung Loa Bobojong Linggarjati Media Dihaluskan 13.66 12.52 12.13 Tidak dihaluskan 13.65 12.67 13.98 F test tn tn tn IBA 9.66 9.00 9.80 50 14.89 14.13 14.17 100 17.66 16.42 15.63 150 14.31 12.96 13.64 200 11.76 10.47 12.03 F test Respon Q Q Q Keterangan: : berbeda nyata pada α 0.01 tn: tidak berbeda nyata pada α 0.05 Q: respon kuadratik nyata pada α 0.05 Gambar 3 memperlihatkan konsentrasi antara IBA 0 sampai 200 ppm dan media tanam tanah, arang sekam dan kompos memberikan pengaruh kuadratik dengan konsentrasi optimum IBA yang berbeda-beda terhadap jumlah daun pada aksesi pohpohan Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Pada aksesi Warung Loa diperoleh konsentrasi optimum IBA 100.71 ppm dan persamaan y = - 0.0007x 2 + 0.1410x + 9.3614 pada media dihaluskan dengan jumlah daun 18.20 helai dan pada media tidak dihaluskan diperoleh konsentrasi optimum IBA 101.08 ppm persamaan y = -0.0006x 2 + 0.1213x + 10.3050 dengan jumlah daun 18.32 helai. Pada aksesi Bobojong diperoleh konsentrasi optimum IBA 98.93 ppm persamaan y = -0.0007x 2 + 0.1385x + 8.4644 pada media dihaluskan dengan jumlah daun 16.87 helai dan pada media tidak dihaluskan diperoleh konsentrasi optimum IBA 108.60 ppm persamaan y = -0.0005x 2 + 0.1086x + 10.0241 dengan jumlah daun17.64 helai. Sedangkan, pada aksesi Linggarjati di media dihaluskan diperoleh konsentrasi optimum IBA 108.62 ppm dengan jumlah daun 15.43 helai persamaan y = -0.0004x 2 + 0.0869x + 9.5788. Pada media tidak dihaluskan diperoleh konsentrasi IBA 105.00 ppm dengan jumlah daun 16.38 helai terhadap aksesi Linggarjati persamaan y = -0.0005x 2 + 0.1050x + 10.5583. Gambar 3. Interaksi konsentrasi IBA dan media A1 dihaluskan, A2 tidak dihaluskan terhadap jumlah daun pada aksesi pohpohan I Warung Loa, II Bobojong dan III Linggarjati I II III

3.3.4 Pertambahan Panjang Batang

Data pertambahan panjang batang pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan media tidak berpengaruh terhadap pertambahan panjang batang terhadap aksesi pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Pohpohan yang diberi perlakuan media yang tidak dihaluskan memiliki rata-rata tertinggi pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati dibandingkan dengan media yang dihaluskan. Perlakuan konsentrasi IBA tidak berbeda nyata terhadap pertambahan panjang batang. Data yang diperoleh menunjukkan tidak adanya interaksi antara media dan konsentrasi IBA terhadap peubah pertambahan panjang batang Lampiran 1. Tabel 4. Rata-rata pertambahan panjang batang tiga aksesi pohpohan pada beberapa perlakuan media dan konsentrasi IBA 8 minggu setelah tanam Perlakuan Pertambahan panjang batang cm Warung Loa Bobojong Linggarjati Media Dihaluskan 1.95 1.96 1.91 Tidak dihaluskan 1.99 2.09 2.00 F test tn tn tn IBA 1.90 2.07 2.10 50 1.99 2.03 2.02 100 2.03 2.02 1.79 150 1.76 2.05 1.85 200 2.17 1.98 2.05 F test tn tn tn Keterangan:tn: ti dak berbeda nyata pada α 0.05 3.3.5 Diameter Batang Data diameter batang pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan media tidak berpengaruh terhadap diameter batang pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Perlakuan konsentrasi IBA tidak berpengaruh nyata terhadap diameter bantang. Hal ini menjunjukkan bahwa pemberian konsentrasi IBA pada tanaman belum menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang optimum pada beberapa peubah. Menurut Alvina dan Susila 2009 perlakuan konsentrasi ZPT tidak akan terlihat pengaruhnya terhadap tanaman apabila kandungan hara yang tersimpan dalam tanah dapat menjamin kebutuhan hara selama masa pertumbuhan tanaman. Data yang diperoleh menunjukkan tidak adanya interaksi antara media dan konsentrasi IBA terhadap peubah diameter batang Lampiran 1. Tabel 5. Rata-rata diameter batang tiga aksesi pohpohan terhadap perlakuan media dan konsentrasi IBA 8 minggu setelah tanam Perlakuan Diameter batang cm Warung Loa Bobojong Linggarjati Media Dihaluskan 0.70 0.71 0.69 Tidak dihaluskan 0.69 0.69 0.71 F test tn tn tn IBA 0.69 0.72 0.72 50 0.70 0.71 0.72 100 0.70 0.70 0.70 150 0.68 0.70 0.69 200 0.71 0.68 0.7 F test tn tn tn Keterangan:tn: ti dak berbeda nyata pada α 0.05

3.3.6 Jumlah Cabang

Data jumlah cabang pada Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan media tidak berpengaruh terhadap jumlah cabang pada aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Perlakuan konsentrasi IBA tidak berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah cabang. Data yang diperoleh menunjukkan tidak adanya interaksi antara media dan konsentrasi IBA terhadap peubah jumlah cabang Lampiran 1. Menurut Gardner et al 1991 jumlah cabang dipengaruhi oleh faktor nitrogen dan kelembaban. Tabel 6. Rata-rata jumlah cabang tiga aksesi pohpohan pada beberapa perlakuan media dan konsentrasi IBA 8 minggu setelah tanam Perlakuan Jumlah cabang Warung Loa Bobojong Linggarjati Media Dihaluskan 2.55 2.55 2.57 Tidak dihaluskan 2.57 2.58 2.58 F test tn tn tn IBA 2.53 2.55 2.60 50 2.58 2.59 2.57 100 2.58 2.58 2.55 150 2.53 2.58 2.55 200 2.58 2.60 2.64 F test tn tn tn Keterangan:tn: ti dak berbeda nyata pada α 0.05