Simpulan Respon Pertumbuhan Stek Batang Secara In Vivo Dan Perbanyakan Mikro Pre Existing Meristem Tanaman Pohpohan (Pilea Trinervia Wight.) Dengan Berbagai Perlakuan Konsentrasi Zpt

tanaman pohpohan dan memperoleh Standar Operasional Prosedur SOP perbanyakan benih berkualitas pohpohan secara in-vitro.

4.2 Bahan dan Metode

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Pusat Kajian Hortikultur Tropika, Institut Pertanian Bogor Baranangsiang, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan Januari – Oktober 2015. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan 1 yaitu Induksi Tunas dan percobaan 2 yaitu Multiplikasi Tunas. Metode perbanyakan mikro secara pre-existing meristem tunas aksilar tanaman pohpohan Pilea trinervia Wight. menggunakan eksplan satu buku batang nodus pohpohan aksesi Linggarjati. Eksplan buku batang yang digunakan adalah batang pohpohan yang masih muda berwarna hijau, kemudian dipotong- potong di setiap satu buku batang ukuran 1 cm. Media kultur adalah media dasar MS Murashige dan Skoog 1962 dengan komposisi hara makro NH 4 NO 3 , KNO 3 , MgSO 4 .7H 2 O, KH 2 PO 4 , larutan hara mikro MnSO 4 .4H 2 O, H 3 BO 3 , ZnSO 4 .7H 2 O, KI, Na 2 MoO 4 .2H 2 O, CuSO 4 .5H 2 O, CoCl 2 .6H 2 O, vitamin asam nikotinat, piridoksin, tiamin HCl, Myo-inositol, CaCl.2H 2 O, Fe-EDTA, FeSO 4 .7H 2 O, dan Na 2 EDTA.2H 2 O dengan penambahan zat pengatur tumbuh sitokinin Benzyl Adenin BA, Gibberallic acid GA 3 , sukrosa, NaOH atau HCL sebagai pengatur derajat keasaman larutan media.Selain itu, bahan lain yang digunakan meliputi detergen dengan konsentrasi 3 gl, alkohol 10, agrept 1 gr200 ml, benlate 1 gr200 ml, tween sebanyak 2 tetes ditambahkan dalam akuades 100 ml, clorox 10 dan 5, spritus serta akuades steril. Alat yang digunakan meliputi botol kultur botol balsam, autoclave, timbangan analitik, cawan petri, gunting, pinset, gelas piala, gelas ukur, corong gelas, oven, laminar air flow cabinet LAFC, lampu spiritus, scalpel, erlenmeyer, pH meter, hand sprayer, kamera digital, lemari pendingin dan rak kultur yang dilengkapi dengan pencahayaan flourescence sebagai sumber penerangan.

4.2.1 Percobaan 2a: Induksi Tunas

Percobaan disusun secara faktorial dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak RKLT. Faktor pertama adalah kosentrasi BA 0, 0.5, 1.0, 1.5 dan 2.0 mg l -1 . Faktor kedua adalah kosentrasi GA 3 0, 0.5, 1.0 mg l -1 menggunakan media dasar MS dilengkapi dengan gula 30 g l -1 , agar 6.5 g l -1 . Sehingga terdapat 15 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 75 satuan percobaan. Satu unit percobaan yang merupakan satu botol kultur berisi tiga eksplan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari pengambilan eksplan, eksplan tunas aksilar diambil dari kebun percobaan Institut Pertanian Bogor IPB Tajur. Sterilisasi eksplan, buku batang nodus dicuci dengan air mengalir, kemudian direndam dalam larutan detergen dengan konsentrasi 3 g l -1 ± 10 menit dan dibilas lagi dengan air mengalir. Selanjutnya direndam dalam alkohol 10 dan dishaker selama 5 menit dan dibilas dengan akuades. Direndam dalam larutan agrept 1g200 ml dan benlate 1 g200 ml. Dishaker selama 1 jam dan dibilas dengan akuades 3 kali. Sterilisasi di dalam LAFC, buku batang direndam dalam akuades 100 ml ± 10 menit yang diberi tween sebanyak 2 tetes. Kemudian bilas dengan akuades sebanyak 3 kali. Direndam dengan clorox 10 dikocok 5 menit dan dibilas lagi dengan akuades sebanyak 3 kali. Direndam kembali dengan clorox 5 selama 5 menit dan dibilas lagi dengan akuades sebanyak 3 kali. Induksi tunas, nodus ditanam dimedia induksi tunas dengan berbagai taraf perlakuan. Kultur di inkubasi pada ruang terang dengan intensitas 1000 lux dan suhu 25±1 o C. Pengamatan dilakukan 2 hari sekali selama 10 minggu. Peubah yang diamati adalah saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan, jumlah daun per tunas. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam pada tingkat kepercayaan 95, bila perlakuan berpengaruh akan dilanjutkan dengan uji polinomial orthogonal.

4.2.2 Percobaan 2b: Multiplikasi Tunas

Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok RAK satu faktor. Perlakuan dengan penambahan BA 0, 0.25, 0.5, 0.75 dan 1.0 mg l -1 . Setiap perlakuan diulang 10 kali botol, sehingga terdapat 50 satuan percobaan. Satu unit percobaan yang merupakan satu botol kultur berisi tiga eksplan nodus pohpohan. Pelaksanaan percobaan meliputi persiapan media multiplikasi tunas, media multiplikasi tunas disiapkan setelah terjadi induksi pembentukan tunas. Tunas yang digunakan sebagai eksplan berasal dari induksi tunas pada percobaan 2a yang tingginya ≥ 1 cm. Kultur diinkubasi pada intensitas 1000 lux dan suhu 25±1 o C. Pengamatan dilakukan selama 2 hari sekali selama 8 minggu. Peubah yang diamati meliputi jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan, tinggi tunas dan jumlah daun. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam pada tingkat kepercayaan 95, bila perlakuan berpengaruh, akan dilanjutkan dengan uji polinomial orthogonal.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Induksi Tunas

Pada sidik ragam Tabel 10 diketahui bahwa faktor BA memberikan pengaruh sangat nyata terhadap peubah saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun. Pemberian GA 3 tidak berpengaruh nyata terhadap peubah saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun. Interaksi BA dan GA 3 berpengaruh sangat nyata terhadap saat muncul tunas. Interaksi BA dan GA 3 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun. Hasil uji polinomial ortogonal menunjukkan saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun membentuk kurva kuadratik dengan adanya perlakuan konsentrasi BA Tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi sidik ragam uji F pada taraf 5 terhadap saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun pada induksi tunas pohpohan aksesi Linggarjati 10 minggu setelah tanam Perlakuan Saat muncul tunas HSK Jumlah eksplan bertunas eksplan Jumlah tunas per eksplan tunas Jumlah daun helai BA mg l -1 0.0 8.29 1.74 1.84 6.97 0.5 6.97 2.24 2.14 8.65 1.0 5.67 2.45 2.59 10.23 1.5 5.30 2.43 2.49 9.62 2.0 6.62 2.31 2.25 8.54 F test Respon LQ Q Q Q GA 3 mg l -1 0.0 6.78 2.21 2.24 8.83 0.5 6.55 2.24 2.29 8.87 1.0 6.38 2.25 2.20 8.71 F test tn tn tn tn Interaksi tn tn tn KK 10.54 5.47 6.55 6.26 Keterangan:: berbeda nyata pada α 0.01, tn: tidak berbeda nyata pada α 0.05 L: respon linear nyata pada α 0.05 Q: respon kuadratik nyata pada α 0.05 Interaksi Konsentrasi BA dan GA 3 terhadap Saat Muncul Tunas Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemberian BA dan GA 3 terhadap saat muncul tunas. Berdasarkan data pada Tabel 11, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan GA 3 0.0 mg l -1 terdapat pola respon secara linear terhadap saat muncul tunas Hari Setelah Kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pemberian taraf konsentrasi BA ke dalam media kultur akan mempercepat pertumbuhan tunas. Sedangkan, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan konsentrasi GA 3 0.5 mg l -1 dan 1.0 mg l -1 membentuk pola respon secara kuadratik pada peubah saat muncul tunas HSK sehingga dapat diperoleh titik optimum konsentrasi BA yang diberikan terhadap masing-masing perlakuan konsentrasi GA 3 . Pertumbuhan yang dipacu oleh BA mencakup pembelahan dan pembesaran sel yang lebih cepat.