Jumlah Tunas Per Eksplan
5 PEMBAHASAN UMUM
Pohpohan Pilea trinervia Wight. merupakan salah satu jenis sayuran indigenous Baihaki 2003. Daun pohpohan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat
dalam keadaan segar lalapan. Permasalahan dalam budidaya pohpohan diantaranya yaitu tanaman pohpohan sulit dalam pembentukan biji Shih 1995.
Teknik perbanyakan pohpohan yang sering digunakan adalah diperbanyak secara vegetatif dengan stek.
Pemilihan media tanam yang tepat dan penambahan zat pengatur tumbuh ZPT yang efektif merupakan salah satu faktor keberhasilan stek. Terbentuknya
akar pada stek merupakan modal awal keberhasilan perbanyakan tanaman dengan stek, karena akar berperan dalam pengambilan hara nutrisi yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya Fiani dan Moko 2006. Konsentrasi IBA bertahan pada tingkat yang tepat, khususnya pada tahap
pembentukan akar selanjutnya Salisbury dan Ross 1992.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pohpohan tumbuh dengan baik pada media dihaluskan dengan konsentrasi optimum IBA berkisar antara 89.25
sampai 104.75 ppm dan media tidak dihaluskan berkisar antara 98.00 – 105.50
ppm untuk aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati pada peubah tinggi tunas. Media tanam campuran tanah, arang sekam dan kompos dapat
mempengaruhi pertumbuhan stek karena memberikan kelembaban, unsur hara, drainase dan aerasi sehingga dapat menopang pertumbuhan stek yang lebih baik
Mahfudz et al 2006.
Peubah jumlah daun diperoleh konsentrasi optimum pada media dihaluskan antara 98.93
– 108.62 ppm dan media tidak dihaluskan berkisar antara 101.08
– 108.60 ppm untuk aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati Tabel 13. Menurut Mashudi dan Adinugraha 2014 keberadaan daun pada stek dapat
mempengaruhi keberhasilan tumbuh stek karena daun berperan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat sebagai cadangan makanan.
Cadangan makanan yang cukup pada bahan stek dibutuhkan untuk pembentukan akar. Wudianto 2002 menyatakan bahwa zat pengatur tumbuh hanya efektif
pada jumlah tertentu optimum, karena pada konsentrasi ZPT yang terlalu tinggi dapat merusak bagian yang terluka sedangkan konsentrasi di bawah optimum
menjadi tidak efektif.
Tabel 13. Rekapitulasi konsentrasi optimum IBA ppm untuk tinggi tunas dan jumlah daun pada media dihaluskan dan media tidak dihaluskan 8
minggu setelah tanam
Aksesi Konsentrasioptimum IBA ppm
Tinggi tunas Jumlah daun
Media dihaluskan
Media tidak dihaluskan
Media dihaluskan
Media tidak dihaluskan
Warung Loa 104.75
105.50 100.71
101.08 Bobojong
89.25 98.00
98.93 108.60
Linggarjati 96.30
101.12 108.62
105.00
Pada metode perbanyakan mikro pre-existing meristem penggunakan BA yang merupakan salah satu jenis sitokinin dikombinasikan dengan GA
3
dapat mendorong perbanyakan mikro tunas aksilar tanaman pohpohan.Pada tahap
inisiasi tunas, aplikasi BA dengan konsentrasi 0 – 2 mg l
-1
pada GA
3
0 mg l
-1
pola responnya linear, sedangkan konsentrasi BA pada GA
3
0.5 dan 1 mg l
-1
pola responnya kuadratik pada peubah saat muncul tunas. Eksplan yang relatif lebih
mudah di induksi tunasnya adalah eksplan yang memiliki jaringan meristem seperti bakal tunas pada buku Harahap et al 2015. Menurut Heddy 1996
respon terhadap GA
3
meliputi peningkatan pembelahan sel dan pembesaran sel dalam mendorong pertumbuhan dan mempengaruhi terbentuknya tunas.
Pada tahap multiplikasi tunas, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l
-1
sampai 1.0 mg l
-1
menunjukkan pola respon secara linear terhadap peubah jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan, jumlah daun dan tinggi tunas. Semakin tinggi
konsentrasi BA menyebabkan semakin banyak sel yang kompeten dalam satu jaringan sehingga potensi regenerasi menjadi lebih tinggi Veltcheva dan Svetieva
2005. Salisbury dan Ross 1992 menunjukkan bahwa sitokinin dapat mendorong pertumbuhan tanaman, karena sitokinin merangsang pembelahan sel melalui
sintesis protein dimana protein ini dibutuhkan untuk proses mitosis. Lakitan 1996 menyatakan bahwa sitokinin juga bisa meningkatkan plastisitas sel dan
peningkatkan gula tereduksi sehingga akan menyebabkan potensial osmotik sel menurun, air diserap lebih banyak sehingga tekanan turgor meningkat kemudian
menyebabkan pembesaran sel.
6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan
Pohpohan tumbuh dengan baik pada media dihaluskan dengan konsentrasi optimum IBA berkisar antara 89.25 sampai 104.75 ppm dan media tidak
dihaluskan berkisar antara 98.00 – 105.50 ppm untuk aksesi Warung Loa,
Bobojong dan Linggarjati pada peubah tinggi tunas. Pada peubah jumlah daun diperoleh konsentrasi optimum IBA pada media dihaluskan antara 98.93
– 108.62 ppm dan media tidak dihaluskan berkisar antara 101.08
– 108.60 ppm untuk aksesi Warung Loa, Bobojong dan Linggarjati. Pada tahap inisiasi tunas, aplikasi
BA dengan konsentrasi 0 – 2 mg l
-1
pada GA
3
0 mg l
-1
pola responnya linear, sedangkan konsentrasi BA pada GA
3
0.5 dan 1 mg l
-1
pola responnya kuadratik pada peubah saat muncul tunas. Pada tahap multiplikasi tunas, perlakuan
konsentrasi BA 0.0 mg l
-1
sampai 1.0 mg l
-1
menyebabkan pola respon linear pada peubah jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan, jumlah daun dan
tinggi tunas.