eksplan terbanyak yaitu sebanyak 3.13 tunas dan perlakuan yang menunjukkan jumlah tunas per eksplan terendah pada perlakuan tanpa BA 0 mg l
-1
yaitu 1.63 tunas.
Gambar 9. Pengaruh konsentrasi BA terhadap jumlah tunas per eksplan pohpohan aksesi Linggarjati pada 8 minggu setelah perlakuan
3.3.2.3 Jumlah Daun
Perlakuan BA memberikan pengaruh pada eksplan untuk mendorong pertumbuhan jumlah daun total. Pengaruh perlakuan tersebut mempunyai
kesesuaian dengan pengaruhnya pada banyaknya jumlah tunas yang terbentuk. Apabila jumlah tunas yang terbentuk banyak, maka jumlah daun yang
terbentuknya pun akan banyak. Banyaknya jumlah daun ini menunjukkan banyaknya tunas dan buku yang terbentuk Gambar 10.
Gambar 10. Pengaruh konsentrasi BA terhadap jumlah daun pohpohan aksesi Linggarjati pada 8 minggu setelah perlakuan
Pengaruh perlakuan BA terhadap jumlah daun mencapai hasil jumlah daun terbanyak pada konsentrasi 1 mg l
-1
. Menurut Strabala et al. 1996, sitokinin berperan dalam perkembangan primordia daun. BA sebagai sitokinin sangat
berperan dalam menghasilkan tunas tersebut, maka peningkatan BA dapat meningkatkan jumlah daun. Syara 2006 menyatakan bahwa pada konsentrasi
BAP 13.32 µM merupakan konsentrasi optimum untuk pertumbuhan jumlah daun Anthurium andreanum. Sedangkan pada konsentrasi yang lebih tinggi
menyebabkan penurunan jumlah daun seiring dengan penurunan jumlah tunas.
3.3.2.4 Pengaruh Konsentrasi BA terhadap Tinggi Tunas
Pada penelitian ini, tinggi tunas diukur dari pangkal batang bagian bawah sampai ujung tunas apikal. Tinggi tunas diamati sebagai indikator pertumbuhan
maupun untuk mengukur pengaruh lingkungan yang diterapkan. Hal ini didasarkan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling
mudah dilihat Anwar 2007. Tunas yang diamati merupakan tunas yang terpanjang dari setiap eksplan yang dijadikan sampel pengamatan Gambar 11.
Gambar 11. Pengaruh konsentrasi BA terhadap tinggi tunas pohpohan aksesi Linggarjati pada 8 minggu setelah perlakuan
Semakin tinggi konsentrasi BA yang diberikan pada eksplan multiplikasi tunas pohpohan maka tinggi eksplan akan meningkat. Hal ini menandakan
terjadinya pemanjangan sel pada setiap tunas yang terbentuk. Salisbury dan Ross 1992 menunjukkan bahwa sitokinin dapat mendorong pertumbuhan tanaman,
karena sitokinin merangsang pembelahan sel melalui sintesis protein dimana protein ini dibutuhkan untuk proses mitosis. Lakitan 1996 menyatakan bahwa
sitokinin juga bisa meningkatkan plastisitas sel dan peningkatkan gula tereduksi sehingga akan menyebabkan potensial osmotik sel menurun, air diserap lebih
banyak sehingga tekanan turgor meningkat kemudian menyebabkan pembesaran sel.
4.4 Simpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan analisis data adalah:
1. Pada tahap inisiasi tunas, aplikasi BA dengan konsentrasi 0 – 2 mg l
-1
pada GA
3
0 mg l
-1
pola responnya linear, sedangkan pada GA
3
0.5 dan 1 mg l
-1
pola responnya kuadratik pada peubah saat muncul tunas. 2.
Pada tahap multiplikasi tunas, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l
-1
sampai 1.0 mg l
-1
menunjukkan pola respon secara linear pada peubah jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan, jumlah daun dan tinggi tunas.