Pendahuluan Respon Pertumbuhan Stek Batang Secara In Vivo Dan Perbanyakan Mikro Pre Existing Meristem Tanaman Pohpohan (Pilea Trinervia Wight.) Dengan Berbagai Perlakuan Konsentrasi Zpt

Tabel 10. Rekapitulasi sidik ragam uji F pada taraf 5 terhadap saat muncul tunas, jumlah eksplan bertunas, jumlah tunas per eksplan dan jumlah daun pada induksi tunas pohpohan aksesi Linggarjati 10 minggu setelah tanam Perlakuan Saat muncul tunas HSK Jumlah eksplan bertunas eksplan Jumlah tunas per eksplan tunas Jumlah daun helai BA mg l -1 0.0 8.29 1.74 1.84 6.97 0.5 6.97 2.24 2.14 8.65 1.0 5.67 2.45 2.59 10.23 1.5 5.30 2.43 2.49 9.62 2.0 6.62 2.31 2.25 8.54 F test Respon LQ Q Q Q GA 3 mg l -1 0.0 6.78 2.21 2.24 8.83 0.5 6.55 2.24 2.29 8.87 1.0 6.38 2.25 2.20 8.71 F test tn tn tn tn Interaksi tn tn tn KK 10.54 5.47 6.55 6.26 Keterangan:: berbeda nyata pada α 0.01, tn: tidak berbeda nyata pada α 0.05 L: respon linear nyata pada α 0.05 Q: respon kuadratik nyata pada α 0.05 Interaksi Konsentrasi BA dan GA 3 terhadap Saat Muncul Tunas Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemberian BA dan GA 3 terhadap saat muncul tunas. Berdasarkan data pada Tabel 11, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan GA 3 0.0 mg l -1 terdapat pola respon secara linear terhadap saat muncul tunas Hari Setelah Kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pemberian taraf konsentrasi BA ke dalam media kultur akan mempercepat pertumbuhan tunas. Sedangkan, perlakuan konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan konsentrasi GA 3 0.5 mg l -1 dan 1.0 mg l -1 membentuk pola respon secara kuadratik pada peubah saat muncul tunas HSK sehingga dapat diperoleh titik optimum konsentrasi BA yang diberikan terhadap masing-masing perlakuan konsentrasi GA 3 . Pertumbuhan yang dipacu oleh BA mencakup pembelahan dan pembesaran sel yang lebih cepat. Tabel 11. Pengaruh interaksi antara BA dan GA 3 terhadap saat muncul tunas 10 minggu setelah tanam Konsentrasi GA 3 mg l -1 Konsentrasi BA mg l -1 Saat muncul tunas HSK 0.0 0.0 7.99 0.5 7.67 1.0 6.76 1.5 5.73 2.0 5.74 Respon L 0.5 0.0 9.37 0.5 7.13 1.0 5.47 1.5 4.87 2.0 5.93 Respon Q 1.0 0.0 7.52 0.5 6.11 1.0 4.78 1.5 5.29 2.0 8.19 Respon Q Keterangan: L: respon linear nyata pada α 0.01 Q: respon kuadratik nyata pada α 0.01 Hasil uji lanjut polinomial orthogonal menunjukkan bahwa interaksi pemberian konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan konsentrasi GA 3 0.5 mg l -1 Gambar 4 pada media MS meningkatkan saat muncul tunas secara kuadratik dengan pola y = 2.190 x 2 – 6.207 x + 9.475 dan R 2 = 0.821, sehingga saat muncul tunas maksimum tercepat 4.87 HSK diperoleh apabila konsentrasi optimum BA yang digunakan adalah 1.41 mg l -1 . Pemberian konsentrasi BA 0.0 mg l -1 sampai 2.0 mg l -1 yang dikombinasikan dengan konsentrasi GA 3 1.0 mg l -1 juga meningkatkan saat muncul tunas secara kuadratik dengan pola y = 2.993 x 2 – 5.882 x + 7.77 dan R 2 = 0.769 dan saat muncul tunas maksimum tercepat 4.78 HSK diperoleh apabila konsentrasi optimum BA yang digunakan adalah 0.98 mg l -1 . Jadi pemberian GA 3 antara kebutuhan akan BA menunjukkan respon berbeda konsentrasi optimumnya.