51 tidak terlalu berpengaruh baginya. Perbandingan persepsi responden mengenai
pentingnya mempertahankan keberadaan Hutan Kota Taman Beringin dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Persepsi responden terhadap keberadaan Hutan Kota Taman Beringin Dengan banyaknya responden yang berpendapat bahwa Hutan Kota
Taman Beringin ini penting untuk dipertahankan keberadaannya, maka diharapkan seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, masyarakat sekitar, dan
pengunjung untuk dapat menjaga kelestarian Hutan Kota Taman Beringin ini dengan tidak merusak lingkungan di sekitar Hutan Kota ini dan
mempergunakannya secara bijak. Hal ini dilakukan agar suatu saat Hutan Kota ini tidak mengalami kerusakan ataupun beralihfungsi sehingga manfaatnya dapat
tetap dirasakan di masa yang akan datang.
6.2 Estimasi Nilai WTP Pengunjung terhadap Perbaikan Kualitas Lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
Analisis nilai WTP diperlukan untuk mengestimasi kesediaan masyarakat ikut berpartisipasi dalam perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman
Beringin. Responden yang merasakan atau mendapatkan manfaat dari keberadaan Hutan Kota Taman Beringin akan cenderung bersedia membayar untuk
keberlanjutan Hutan Kota Taman Beringin. Responden dalam penelitian ini berjumlah 55 orang yang merupakan pengunjung Hutan Kota Taman Beringin.
Metode yang digunakan dalam mengestimasi nilai WTP responden adalah dengan menggunakan metode CVM. Hasil dari pelaksanaan tahapan CVM adalah
sebagai berikut:
52 1.
Membuat pasar hipotetik Hypotetical Market Pada tahap ini responden diberikan informasi mengenai upaya perbaikan
kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin dan ditanyakan mengenai kesediaannya untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga keberadaan Hutan Kota
Taman Beringin melalui biaya kebersihan. 2.
Memperoleh nilai penawaran Nilai WTP responden diperoleh dengan menggunakan teknik bidding
game. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan penawaran kepada responden mengenai kemauannya berpartisipasi dalam bentuk kesediaan
membayar dimulai dari nilai awal sebagai starting point yaitu sebesar Rp2.500. Apabila responden bersedia maka penawaran dinaikkan hingga tawaran tertinggi
yang mampu responden bayarkan. Responden yang bersedia membayar untuk perbaikan lingkungan Hutan Kota Taman Beringin adalah sebanyak 44 orang.
Tabel 17 Kesediaan membayar responden terhadap perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
Kesediaan membayar responden Jumlah responden orang
Persentase Ya 44
80,00 Tidak 11
20,00 Jumlah 55
100,00
Sebanyak 11 responden tidak bersedia membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin dengan alasan seperti tidak mampu
secara finansial, telah membayar pajak, tidak yakin akan dipergunakan dengan benar oleh pihak pengelola, telah merasa puas dengan kondisi Hutan Kota Taman
Beringin, dan keberadaan Hutan Kota Taman Beringin tidak terlalu berpengaruh terhadap responden tersebut.
Tabel 18 Alasan responden tidak bersedia membayar terhadap perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
No Alasan tidak bersedia membayar
Jumlah responden orang
Persentase 1
Tidak mampu secara finansial 1
9,09 2
Telah membayar pajak 4
36,36 3
Tidak yakin akan dipergunakan dengan benar 3
27,27 4
Telah merasa puas dengan kondisi sekarang 1
9,09 5
Keberadaan Hutan Kota Taman Beringin tidak terlalu berpengaruh
2 18,18
Jumlah 11
100,00
Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa terdapat 1 orang responden yang tidak bersedia membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman
53 Beringin dengan alasan tidak mampu secara finansial, 4 orang reponden tidak
bersedia membayar dengan alasan telah membayar pajak, 3 orang responden tidak bersedia membayar dengan alasan tidak yakin akan dipergunakan dengan benar
oleh pihak pengelola, 1 orang telah merasa puas dengan kondisi Hutan Kota Taman Beringin saat ini, dan 2 orang responden tidak bersedia membayar dengan
alasan keberadaan Hutan Kota Taman Beringin tidak terlalu berpengaruh baginya sehingga responden tersebut enggan untuk memberikan nilai WTP. Nilai WTP
yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden memiliki nilai yang cukup beragam yaitu mulai dari Rp2.500 hingga Rp12.500.
3. Menghitung dugaan nilai rataan
Berdasarkan hasil survei, terdapat masing-masing 15 responden yang bersedia membayar WTP sebesar Rp2.500 dan Rp5.000, masing-masing 5
responden bersedia membayar WTP sebesar Rp7.500 dan Rp10.000, dan empat orang responden bersedia membayar WTP sebesar Rp12.500. Nilai rata-rata WTP
responden yang diperoleh adalah sebesar Rp5.681,82 per orang per kunjungan. Distribusi rata-rata WTP responden dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Distribusi rata-rata WTP responden terhadap perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
No Nilai WTP
Responden Mean WTP
Rp Rporangkunjungan
Jumlah orang Persentase
1 2.500 15
34,09 852,27
2 5.000 15
34,09 1.704,55
3 7.500 5
11,36 852,27
4 10.000 5
11,36 1.136,36
5 12.500 4
9,09 1.136,36
Total 44
100,00 5.681,82
4. Menduga kurva WTP
Kurva WTP yang diperoleh pada penelitian ini telah sesuai dengan teori permintaan yaitu semakin tinggi nilai WTP yang ditawarkan maka akan semakin
sedikit jumlah responden yang bersedia membayar untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin. Kurva WTP responden dapat dilihat
pada Gambar 16.
54
Gambar 16 Kurva WTP responden terhadap perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
5. Menentukan total WTP
Penentuan total WTP dilakukan dengan mengalikan nilai rata-rata WTP dengan rata-rata jumlah pengunjung yang datang berkunjung ke Hutan Kota
Taman Beringin selama satu tahun yaitu 51.100 orang sehingga diperoleh nilai total WTP pengunjung Hutan Kota Taman Beringin adalah sebesar
Rp290.340.909,1 per tahun. Nilai total WTP responden adalah sebesar Rp250.000 per hari dan dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Nilai total WTP responden terhadap perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
No Nilai WTP
Responden Jumlah WTP
Rporangkunjungan Jumlah orang
Persentase Rp
1 2.500 15
34,09 37.500
2 5.000 15
34,09 75.000
3 7.500 5
11,36 37.500
4 10.000 5
11,36 50.000
5 12.500 4
9,09 50.000
Total 44
100,00 250.000
6. Evaluasi Penggunaan CVM
Berdasarkan hasil olahan data dengan regresi linear berganda diperoleh hasil yang cukup baik terlihat dari nilai R-square R
2
sebesar 75,9 persen. Nilai R- square R
2
yang diperoleh menjelaskan bahwa keragaman WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas di dalam model sebesar 75,9 persen,
sedangkan sisanya 24,1 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Oleh
55 karena itu, hasil penggunaan CVM dalam penelitian ini dapat diyakini
kebenarannya.
6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTP Pengunjung
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung dapat dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda yang dalam
penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS16. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak sembilan variabel yang meliputi
variabel lama tinggal, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, frekuensi kunjungan, dummy kebersihan, dummy keindahan, dummy
kenyamanan, dan dummy kesejukan. Variabel-variabel bebas ini dianalisis untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara nyata dan yang
tidak berpengaruh secara nyata terhadap besarnya nilai WTP. Identifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP diperlukan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan pengunjung dalam memberikan nilai WTP.
Model regresi linear berganda yang diperoleh telah memenuhi asumsi klasik yaitu menyebar normal, tidak mengalami pelanggaran heteroskedastisitas,
terbebas dari autokorelasi, dan tidak mengalami pelanggaran multikolinearitas. Hal ini menandakan bahwa model pada penelitian ini telah layak digunakan. Hasil
dari pengujian parameter adalah sebagai berikut: 1.
Uji normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan salah satu uji yang dapat digunakan
untuk memeriksa apakah model dalam penelitian ini menyebar normal atau tidak. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan dengan melihat nilai Assymp. Sig 2
tailed pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Nilai Assymp. Sig 2 tailed yang diperoleh pada penelitian ini Tabel 21 lebih besar dari taraf nyata
yang digunakan 10 yaitu sebesar 0,818. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini telah memenuhi asumsi atau error term data pada penelitian ini telah
terdistribusi dengan normal. 2. Uji
multikolinearitas Pengujian terhadap pelanggaran asumsi multikolinearitas dapat diketahui
dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model. Nilai variabel
56 bebas dengan nilai VIF yang lebih kecil dari 10 menandakan bahwa tidak terjadi
pelanggaran multikolinearitas. Berdasarkan hasil pada Tabel 21, seluruh variabel bebas pada penelitian ini memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 sehingga
tidak terjadi pelanggaran multikolinearitas. 3.
Uji autokorelasi Uji terhadap pelanggaran asumsi autokorelasi dapat diketahui dengan
menggunakan uji Durbin-Watson DW. Nilai DW yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan Tabel 21 adalah sebesar 2,002. Nilai ini berada diantara selang
1,55 dan 2,46 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi pelanggaran asumsi autokorelasi Firdaus 2004.
4. Uji heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat sebaran titik-titik pada scatterplot Lampiran 2. Titik-titk pada plot menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu maka dapat disimpulkan bahwa model ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis, model regresi berganda yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
WTP = -2264,616 + 13,145LMT + 124,792PNDKN + 0,001PDPTN -787,109 + 37,472FK + 1170,412DBRSH + 162,725DNDH + 2387,130DNYMN +
2055,201DSJK Tabel 21 Hasil analisis regresi linear berganda
Unstandardized T Sig.
VIF Coefficients
B Std. Error
Constant -2264,616 2828,749
-0,801 0,429
LMT 13,145 22,135
0,594 0,557
1,321 PNDKN 124,792
182,014 0,686
0,498 1,542
PDPTN 0,001 0,000
4,084 0,000
1,522 JT -787,109
174,821 -4,502
0,000 1,157
FK 37,472 46,123
0,812 0,422
1,371 DBRSH 1170,412
687,896 1,701
0,098 1,453
DNDH 162,725 941,020
0,173 0,864
1,219 DNYMN 2387,130
760,323 3,140
0,003 1,828 DSJK 2055,201
1972,524 1,042
0,305 1,181
R-square 0,759 Adjusted R-square 0,695
Durbin Watson 2,002
Assym. Syg 0,818
Keterangan: nyata pada taraf nyata
α 0,01 = 1 nyata pada taraf nyata
α 0,05 = 5 nyata pada taraf nyata
α 0,1 = 10
57 Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata
pada taraf nyata 1 persen adalah variabel tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan. Variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 5 persen adalah
variabel dummy kenyamanan, sedangkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 10 persen adalah dummy kebersihan.
1. Tingkat pendapatan
Variabel tingkat pendapatan PDPTN merupakan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 1 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis
karena tingkat pendapatan yang tinggi menandakan kemampuan ekonomi seseorang. Nilai koefisien bertanda positif dengan nilai sebesar 0,001 yang artinya
semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang sebesar Rp1.000 maka nilai WTP yang bersedia diberikan akan meningkat sebesar Rp1. Berdasarkan hasil regresi,
peningkatan nilai WTP yang dihasilkan sangat kecil. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yaitu sebanyak 20 responden 36 merupakan masyarakat
kalangan menengah kebawah dimana pendapatan rata-rata per bulan berada dibawah nilai Upah Minimum Kota UMK yaitu lebih kecil dari Rp1.800.000.
2. Jumlah tanggungan
Variabel jumlah tanggungan JT berpengaruh nyata terhadap model pada taraf nyata 1 persen dengan nilai P-value sebesar 0,000. Koefisien variabel ini
bertanda negatif yaitu sebesar -787,109 yang berarti memiliki pengaruh yang
negatif terhadap model. Artinya, semakin banyak jumlah tanggungan seseorang, maka nilai WTP yang bersedia diberikan akan semakin menurun sebesar
Rp787,109. Hal ini sesuai dengan hipotesis dimana jumlah tanggungan yang semakin besar akan menyebabkan seseorang memiliki pengeluaran yang lebih
besar sehingga orang tersebut cenderung lebih tidak bersedia berpartisipasi dalam mengeluarkan sejumlah uang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden yaitu sebanyak 27 responden 49 tidak memiliki tanggungan keluarga sehingga peningkatan nilai WTP yang dihasilkan cukup tinggi yaitu
sebesar Rp787,109. 3.
Dummy kenyamanan
Variabel dummy kenyamanan DNYMN merupakan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 5 persen dengan nilai P-value sebesar 0,003.
58 Koefisien variabel ini bertanda positif dengan nilai sebesar 2.387,130 yang artinya
apabila responden berpendapat kondisi lingkungan Hutan Kota Taman Beringin nyaman maka diduga responden akan mau meningkatkan WTP sebesar
Rp2.387,130. Hal ini sesuai dengan hipotesis dimana kenyamanan merupakan faktor penting penentuan kepuasan seseorang sehingga ketika seseorang merasa
nyaman maka orang tersebut cenderung lebih bersedia berpartisipasi untuk tetap mendapatkan kenyamanan.
4. Dummy kebersihan
Variabel dummy kebersihan DBRSH merupakan variabel dummy yang berpengaruh nyata terhadap model pada taraf nyata 10 persen dengan nilai P-
value sebesar 0,098. Koefisien variabel ini bertanda positif sebesar 1.170,412 yang menandakan bahwa dummy kebersihan berpengaruh positif terhadap model
artinya apabila responden berpendapat Hutan Kota Taman Beringin dalam kondisi bersih maka diduga responden akan mau meningkatkan WTP sebesar
Rp1.170,412. Hasil regresi sesuai dengan hipotesis dimana kebersihan juga mempengaruhi tingkat kepuasan seseorang dalam melakukan kunjungan sehingga
kondisi Hutan Kota Taman Beringin yang bersih akan mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam upaya pemeliharan Hutan Kota Taman Beringin.
6.4 Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2011-2031 yang menetapkan
proporsi minimal RTH Kota Medan adalah sebesar 30,58 persen dari luas wilayahnya maka diperlukan perhatian yang lebih khusus agar implementasi
proporsi minimal RTH di Kota Medan dapat terlaksana dengan baik. RTH Kota Medan yang hanya sebesar 6,28 persen dari total luas wilayahnya harus tetap
ditingkatkan kuantitasnya sehingga dapat menopang kehidupan lingkungan perkotaan Kota Medan yang semakin memburuk. Kualitas dari sebuah RTH juga
perlu untuk diperhatikan agar fungsi dan manfaat dari sebuah RTH dapat dirasakan lebih optimal. Keberhasilan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas
RTH Kota Medan ini ditentukan oleh peran dari seluruh pemegang hak
59 stakeholder terkait dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat pengguna
Hutan Kota Taman Beringin. Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan Hutan Kota Taman
Beringin sebagai salah satu RTH di Kota Medan dirasakan masih sangat kurang baik dari segi kebersihan maupun kenyamanannya. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya perhatian dari masyarakat pengguna Hutan Kota Taman Beringin dalam menjaga keberadaan Hutan Kota Taman Beringin dan kurang
diperhatikannya kondisi fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Taman Beringin. Perilaku-perilaku yang tidak menjaga lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
seperti membuang sampah hasil konsumsi di sembarang tempat, merusak vegetasi tanaman, dan kondisi fasilitas-fasilitas Hutan Kota Taman Beringin yang sudah
tidak terawat mengakibatkan kualitas dari sebuah Hutan Kota Taman Beringin menjadi hal yang dikhawatirkan padahal hal tersebut diatas merupakan salah satu
cara dalam implementasi peningkatan kuantitas dan kualitas RTH di Kota Medan. Estimasi nilai WTP pada penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa
besar partisipasi masyarakat Kota Medan terhadap upaya pemeliharaan RTH dalam hal ini diwakilkan oleh Hutan Kota Taman Beringin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat dalam hal ini pengunjung memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam bentuk kesediaan membayar melalui biaya kebersihan
sebesar Rp
5.681,82
per orang per kunjungan. Dengan total jumlah pengunjung rata-rata per tahun sebesar 51.100 orang maka total nilai WTP yang dihasilkan
adalah sebesar Rp290.340.909,1 per tahun. Dengan implementasi penerapan biaya kebersihan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mempertahankan
keberadaan Hutan Kota Taman Beringin di masa yang akan datang. Variabel tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, dummy kenyamanan dan
dummy kebersihan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap besarnya kesediaan responden membayar untuk upaya perbaikan kualitas
lingkungan Hutan Kota Taman Beringin. Nilai koefisien variabel dummy kebersihan dan dummy kenyamanan yang dihasilkan bernilai positif yang
menjelaskan bahwa apabila kondisi kebersihan dan kenyamanan Hutan Kota Taman Beringin dalam keadaan baik maka responden akan bersedia
meningkatkan WTP-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar