33
4.5 Pengujian Parameter Regresi 1.
Uji Keandalan
Uji keandalan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai koefisien determinasi atau R-square R
2
dari Ordinary Least Square OLS WTP. Koefisien determinasi adalah suatu nilai statistik yang dapat
mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dari suatu persamaan regresi Firdaus 2004. Berdasarkan Hanley and Spash 1993 untuk
penelitian yang berkaitan dengan benda lingkungan dapat mentolerir nilai R- square R
2
hingga 15 persen.
2. Uji Multikolinearitas
Salah satu asumsi dasar dari model regresi berganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut. Jika
hubungan tersebut ada, dapat dikatakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna perfect multicolinearity. Multikolinearitas
muncul jika dua atau lebih peubah atau kombinasi peubah bebas berkorelasi tinggi antara peubah yang satu dengan yang lainnya Juanda 2009. Uji multikolinearitas
dapat diketahui dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai VIF 10 maka terbebas dari masalah multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan ε
sama atau homogen, asumsi ini disebut homokedastisitas. Pelanggaran terhadap asumsi homokedastisitas adalah heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas
dapat dideteksi dengan melihat plot grafik hubungan antara residual dengan fitsnya. Jika pada gambar ternyata residual menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu maka dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau ragam sisaan sama.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term dari data observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga
statistik t dapat dikatakan sah. Pada penelitian ini data yang digunakan lebih dari 30 sehingga dapat diduga bahwa data telah mendekati sebaran normal. Namun
34 diperlukan uji lebih lanjut untuk membuktikan bahwa data telah mendekati
sebaran normal. Salah satu uji yang dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov- Smirnov Test. Apabila nilai signifikan lebih besar dari taraf nyata 10 persen maka
data yang diuji menyebar normal.
5. Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model regresi linear adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau korelasi serial antara sisaan
ε
t
. Uji yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin-Watson DW. Nilai DW yang berada
pada selang 1,55 hingga 2,46 menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi Firdaus 2004.
35
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan data Kelurahan Madras Hulu 2013, Hutan Kota Taman Beringin merupakan salah satu RTH Hutan Kota yang terdapat di Kecamatan
Medan Polonia Kota Medan yang dibangun sejak tahun 1971 oleh Gubernur Sumatera Utara Marah Halim. RTH yang terletak di Jalan Teuku Cik Di Tiro ini
termasuk dalam Kelurahan Madras Hulu dengan luas kawasan RTH ± 12.219 m
2
. Batas wilayah kawasan Hutan Kota Taman Beringin adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kantor lurah Madras Hulu
Sebelah Timur : Kawasan perumahan elite
Sebelah Barat : Sungai Babura
Sebelah Selatan : Rumah dinas Gubernur Sumatera Utara
Hutan Kota Taman Beringin ini berada tepat di depan rumah dinas Gubernur Sumatera Utara. Hutan Kota Taman Beringin ini terletak di pinggir
jalan Sudirman dan Jalan Teuku Cik Di Tiro sehingga sering menimbulkan kekeliruan bagi masyarakat dengan menyebut Hutan Kota Taman Beringin
sebagai Taman Sudirman. Letak pintu masuk taman yang berada di Jalan Teuku Cik Di Tiro menandakan bahwa secara administratif Hutan Kota Taman Beringin
terletak di Jalan Teuku Cik Di Tiro. Dengan letak yang sangat strategis yaitu berada di pinggir jalan utama tengah kota menjadikan taman ini sering dilalui oleh
kendaraan bermotor baik pada pagi maupun siang hari. Hal ini juga menjadikan Hutan Kota Taman Beringin sangat mudah untuk dijangkau baik dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat. Hutan Kota Taman Beringin mulai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin
berolahraga ataupun sekedar menikmati keindahan taman pukul 07.00 WIB baik di hari biasa maupun akhir pekan. Pada saat jam istirahat kerja, Hutan Kota ini
mulai ramai didatangi oleh pengunjung untuk sekedar beristirahat ataupun makan siang. Berdasarkan penelitian Simangunsong 2008, pengunjung Hutan Kota
Taman Beringin ini setiap harinya rata-rata mencapai 140 orang. Pengunjung
36 Hutan Kota ini adalah keluarga, kalangan muda, bahkan anak-anak yang sedang
mengadakan study-tour lingkungan. Hutan Kota Taman Beringin didominasi oleh vegetasi tanaman langka
diantaranya adalah tanaman tanjung Mimosops elengi, bungur Lagerstroemia speciosa, sukun Artocarpus communis, nangka Artocarpus heterophyllus,
srikaya Annona squamosa, beringin Ficus benjamina, bacang Magnifera foetida, kelapa hibrida, kelapa pisang, dan sebagainya. Variasi tanaman di Hutan
Kota Taman Beringin ini merupakan nilai tambah tersendiri bagi Hutan Kota Taman Beringin dibandingkan RTH lainnya karena dapat menambah pengetahuan
pengunjung terhadap jenis tanaman-tanaman langka. Selain variasi tanaman langka, Hutan Kota Taman Beringin juga dihuni oleh sekelompok burung merpati
dan kupu-kupu yang semakin melengkapi fungsinya sebagai Hutan Kota. Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat di Hutan Kota Taman Beringin
diantaranya adalah kolam air mancur, sarana bermain anak, toilet, tempat duduk, tempat sampah, dan sebagainya. Kondisi lahan parkir yang berada di dalam taman
sangat disayangkan karena semakin mempersempit ruang gerak pengunjung di sekitar taman. Selain itu, lahan parkir yang tersedia masih terbatas untuk
kendaraan roda dua saja, sedangkan untuk kendaraan roda empat tidak tersedia.
5.2 Pengelolaan Hutan Kota Taman Beringin
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu key person yaitu pengawas Hutan Kota Taman Beringin 2014, tujuan awal dibangunnya Hutan
Kota Taman Beringin ini adalah sebagai paru-paru Kota Medan atau untuk perbaikan kualitas udara Kota Medan dan sebagai wadah interaksi masyarakat
kota Medan yang bersturuktur alam. Dinas Pertamanan Kota Medan berharap dengan dibangunnya Hutan Kota Taman Beringin maka kualitas lingkungan Kota
Medan yang semakin menunjukkan penurunan dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik dapat dinetralisir sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Medan. Pihak pengelola yang bertanggung jawab dalam perawatan dan
pemeliharaan taman beserta fasilitas Hutan Kota Taman Beringin adalah Dinas
37 Pertamanan Kota Medan. Pihak pengelola juga bekerja sama dengan Dinas
Kebersihan Kota Medan dalam proses pembuangan sampah. Terdapat satu orang pengawas dan sepuluh orang petugas taman yang bertugas dalam menjaga dan
merawat kebersihan dan keindahan Hutan Kota Taman Beringin. Petugas taman yang dipekerjakan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan ini terdiri dari petugas
kebersihan taman, petugas kebersihan kolam, dan petugas penyiraman taman yang bekerja rutin setiap hari kecuali hari libur mulai pukul 08.00 hingga15.00 WIB.
Pembagian kerja terdiri atas dua shift yaitu shift pagi dan shift sore. Kegiatan pemeliharan taman terdiri atas penyapuan taman, pembuangan
sampah, pengurasan kolam air mancur, penyiraman taman, pemangkasan tanaman, penambahan bibit tanaman, pemupukan, penyemprotan hama dan
pengecatan dinding taman. Kondisi keamanan di Hutan Kota Taman Beringin masih sangat kurang terlihat dari masih banyaknya kasus pencurian lampu-lampu
taman dan perusakan pagar-pagar pembatas di sekitar Hutan Kota Taman Beringin. Hal ini didukung dengan tidak terdapatnya petugas keamanan security
di dalam taman sedangkan fasilitas taman dapat dipergunakan tanpa batas waktu.
5.3 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berjumlah 55 orang responden yang merupakan pengunjung Hutan kota Taman Beringin saat penelitian ini dilakukan.
Karakteristik umum pengunjung Hutan Kota Taman Beringin dapat terwakili oleh karakteristik pengunjung yang menjadi responden pada penelitian ini.
Karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, waktu kunjungan
dan frekuensi kunjungan,.
5.3.1 Jenis Kelamin Responden
Pada penelitian ini, responden laki-laki lebih dominan dibandingkan responden perempuan. Jumlah responden laki-laki dalam penelitian yaitu
sebanyak 37 orang 67 sedangkan jumlah responden perempuan adalah sebanyak 18 orang 33.
38
Gambar 6 Jenis kelamin
responden
5.3.2 Umur
Responden dengan umur 18 hingga 24 tahun merupakan responden yang paling banyak ditemui pada penelitian ini yaitu dengan persentase sebesar 42
persen. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung Hutan Kota Taman Beringin sebagian besar adalah kalangan muda. Responden dengan umur 25 hingga 31
tahun merupakan responden terbanyak kedua yang ditemui yaitu dengan persentase sebesar 18 persen. Responden dengan umur 32 hingga 38 tahun yang
ditemui memiliki persentase sebesar 13 persen sedangkan responden dengan umur lebih dari 45 tahun memiliki persentase sebesar 16 persen. Responden dengan
jumlah terkecil dimiliki oleh responden dengan umur 39 hingga 45 tahun yaitu hanya sebesar 11 persen.
Gambar 7 Umur responden
5.3.3 Pendidikan
Berdasarkan hasil survei, tingkat pendidikan responden yang ditemui terdiri atas responden dengan latar belakang lulusan Sekolah Menegah Atas
39 SMA dan sederajat dengan lama menempuh pendidikan adalah 12 tahun dan
responden dengan latar belakang lulusan perguruan tinggi. Responden dengan latar belakang perguruan tinggi yang ditemui pada penelitian ini terdiri dari
lulusan Diploma dan lulusan Sarjana. Responden dengan latar belakang pendidikan lulusan SMA dan sederajat
merupakan responden dengan latar belakang pendidikan yang paling banyak ditemui yaitu dengan persentase sebesar 58 persen. Responden dengan latar
belakang pendidikan lulusan diploma memiliki persentase sebesar 18 persen dimana dalam penelitian ini merupakan responden yang paling jarang ditemui,
sedangkan responden dengan latar belakang pendidikan lulusan sarjana adalah sebesar 24 persen. Responden dengan latar belakang pendidikan di bawah SMA
atau tidak bersekolah tidak ditemui dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup baik yaitu sebagian besar responden merupakan lulusan SMA dan sederajat.
Gambar 8 Tingkat pendidikan
responden
5.3.4 Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden yang ditemui pada penelitian ini cukup beragam diantaranya pegawai swasta sebesar 67 persen, wirausaha sebesar 20 persen,
Pegawai Negeri Sipil PNS sebesar 6 persen, dan sisanya 7 persen adalah jenis pekerjaan lainnya seperti ibu rumah tangga dan pensiunan. Berdasarkan hasil
survei, jenis pekerjaan responden yang paling banyak ditemui merupakan pegawai swasta. Persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada
Gambar 9.
40
Gambar 9 Jenis pekerjaan responden
5.3.5 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini terdiri atas lima kategori yaitu dimulai dari tingkat pendapatan
≤Rp1.800.000 hingga tingkat pendapatan Rp3.200.000. Responden pada penelitian ini sebagian besar merupakan
masyarakat kalangan menegah kebawah dengan penghasilan yang paling sering ditemui berada pada kisaran
≤Rp1.800.000 dengan persentase sebesar 36 persen, responden dengan tingkat pendapatan pada kisaran Rp1.800.001 hingga
Rp2.300.000 memiliki persentase sebanyak 26 persen, responden dengan tingkat pendapatan Rp2.300.001 hingga Rp2.800.000 memiliki persentase sebanyak 11
persen, responden dengan tingkat pendapatan pada kisaran Rp2.800.001 hingga Rp3.200.000 memiliki persentase sebesar 18 persen, sedangkan responden dengan
tingkat pendapatan Rp3.200.000 memiliki persentase sebesar 9 persen. Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Gambar
10.
Gambar 10 Pendapatan responden
41
5.3.6 Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua keluarga inti suami, istri, dan anak maupun bukan keluarga inti yang
dibiayai atau ditanggung oleh responden. Responden yang tidak memiliki tanggungan keluarga merupakan responden yang paling sering ditemui dalam
penelitian ini yaitu sebesar 49 persen. Hal ini dikarenakan pengunjung Hutan Kota Taman Beringin sebagian besar merupakan kalangan muda yang belum
berumahtangga. Responden yang tidak memiliki tanggungan keluarga hingga responden yang memiliki jumlah tanggungan 1 orang adalah sebanyak 60 persen.
Responden dengan jumlah tanggungan sebanyak 2 hingga 3 orang adalah sebesar 27 persen, sedangkan responden dengan jumlah tanggungan 4 hingga 5 orang
adalah sebesar 9 persen. Responden dengan jumlah tanggungan lebih dari 5 orang merupakan responden yang paling sedikit ditemui yaitu hanya sebesar 4 persen.
Persentase responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Jumlah tanggungan responden
5.3.7 Waktu Kunjungan
Berdasarkan survei yang dilakukan, kebanyakan responden melakukan kunjungan ke Hutan Kota Taman Beringin tidak hanya di akhir pekan atau hari
libur saja tetapi juga di hari kerja. Letak Hutan Kota Taman Beringin yang strategis yaitu berada di pusat Kota Medan menjadikan RTH ini sering dikunjungi
masyarakat baik hanya untuk sekedar melepaskan penat maupun istirahat kerja. Responden yang memilih waktu kunjungan tidak harus hari libur sangat
mendominasi yaitu sebesar 68 persen. Responden yang melakukan kunjungan