Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pemilihan Responden

32 Tabel 9 Indikator pengukuran WTP No. Variabel Cara Pengukuran 1 Willingness to Pay WTP Dengan menggunakan teknik bidding game 2 Lama Tinggal LMT Dibedakan menjadi empat kelas yaitu: a. ≤ 5 tahun b. 6-15 tahun c. 16-25 tahun d. 26-35 tahun e. ≥ 36 tahun 3 Tingkat Pendidikan PNDKN Dibedakan menjadi empat kelas yaitu: a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP Sederajat d. SMA Sederajat e. Perguruan Tinggi 4 Tingkat Pendapatan PDPTN Dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu : a. ≤ Rp1.800.000 b. Rp1.800.0001- Rp2.300.000 c. Rp2.300.001 – Rp2.800.000 d. Rp2.800.001 – Rp3.200.000 e. Rp3.200.000 5 Jumlah Tanggungan JT Dikelompokan menjadi lima kelas yaitu : a. 0–1 orang b. 2-3 orang c. 4-5 orang d. 5 orang 6 Frekuensi Kunjungan FK Dikelompokan menjadi lima kelas yaitu : a. 2-7 kalibulan b. 8-13 kalibulan c. 14-19 kalibulan d. 20-25 kalibulan 7 Kebersihan DBRSH Kebersihan merupakan variabel dummy. Apakah kondisi HKTB saat ini sudah bersih? 1= Bersih 0= Tidak bersih 8 Keindahan DNDH Keindahan merupakan variabel dummy. Apakah kondisi HKTB saat ini sudah indah? 1= Indah 0= Tidak Indah 9 Kenyamanan DNYMN Kenyamanan merupakan variabel dummy. Apakah kondisi HKTB saat ini sudah nyaman? 1= Nyaman 0= Tidak Nyaman 10 Kesejukan DSJK Kualitas udara merupakan variabel dummy. Apakah kondisi kualitas udara HKTB saat ini sudah sejuk? 1= Sejuk 0= Tidak Sejuk 33

4.5 Pengujian Parameter Regresi 1.

Uji Keandalan Uji keandalan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai koefisien determinasi atau R-square R 2 dari Ordinary Least Square OLS WTP. Koefisien determinasi adalah suatu nilai statistik yang dapat mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dari suatu persamaan regresi Firdaus 2004. Berdasarkan Hanley and Spash 1993 untuk penelitian yang berkaitan dengan benda lingkungan dapat mentolerir nilai R- square R 2 hingga 15 persen.

2. Uji Multikolinearitas

Salah satu asumsi dasar dari model regresi berganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut. Jika hubungan tersebut ada, dapat dikatakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna perfect multicolinearity. Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah atau kombinasi peubah bebas berkorelasi tinggi antara peubah yang satu dengan yang lainnya Juanda 2009. Uji multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai VIF 10 maka terbebas dari masalah multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan ε sama atau homogen, asumsi ini disebut homokedastisitas. Pelanggaran terhadap asumsi homokedastisitas adalah heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat plot grafik hubungan antara residual dengan fitsnya. Jika pada gambar ternyata residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau ragam sisaan sama.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term dari data observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Pada penelitian ini data yang digunakan lebih dari 30 sehingga dapat diduga bahwa data telah mendekati sebaran normal. Namun