18
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah penelitian mengenai keberadaan RTH dan analisis WTP
masyarakat yang dapat dilihat pada Tabel 5. Penelitian mengenai preferensi masyarakat terhadap barang lingkungan telah cukup banyak dilakukan seperti
penelitian yang dilakukan oleh Melati 2013 yang meneliti tentang preferensi masyarakat pengguna terhadap perbaikan lingkungan Bandara Soekarno Hatta.
Penelitian terkait RTH juga telah banyak dilakukan seperti yang dilakukan oleh Nugroho 2011 dan Hesti 2005, namun penelitian mengenai preferensi
masyarakat terhadap perbaikan kualitas suatu RTH masih sangat terbatas. Tabel 5 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1
2
3 Hesti 2005
Nugroho 2011
Melati 2013 Perencanaan Sistem Ruang
Terbuka Hijau untuk Mendukung Terciptanya
Kenyamanan dan Identitas Lanskap Kotamadya Metro,
Provinsi Lampung
Valuasi Manfaat Ekologis Kanopi Pohon Perkotaan dan
Ruang Terbuka Hijau Kota Malang dengan menggunakan
GIS
Analisis Ekonomi Lingkungan Bandara Soekarno Hatta
Kebutuhan RTH Kota Metro dalam skala kota masih mencukupi namun dari segi
kualitas dalam bentuk RTH untuk kenyamanan lingkungan masih kurang.
Dari 3.639,09 ha RTH yang ada, 2.749,66 ha perlu untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai RTH total Kota Metro, 706,08 ha perlu ditingkatkan
kualitasnya, dan 1.417,15 ha merupakan cadangan untuk ruang terbangun.
Peningkatan luas kanopi pepohonan sebesar 10 sampai 30 persen memberikan
hasil yang sangat signifikan berupa manfaat ekonomi hingga mencapai 300
persen dari nilai sekarang, serta manfaat ekologis terkait potensi perdagangan
karbon sebesar Rp139.000.000.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis WTP dengan
menggunakan CVM, dan analisis regresi linear berganda. Nilai WTP responden
terhadap perbaikan lingkungan bandara adalah sebesar Rp13.865,98 per orang per
penerbangan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap nilai WTP
yang diberikan adalah variabel tingkat pendidikan, jumlah pendapatan, frekuensi
penerbangan, dan dummy kenyamanan
19
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terdiri atas kerangka pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran teoritis
merupakan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menjawab tujuan penelitian. Kerangka
pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri atas Contingent Valuation Methods CVM, dan regresi linear berganda. Kerangka pemikiran operasional merupakan
tahapan alur berpikir dalam melakukan penelitian.
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Contingent Valuation Methods CVM
Berdasarkan Pearce et al. dalam Fauzi 2014, analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama, yaitu:
1. Identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi
Tahapan ini merupakan tahapan yang krusial dalam analisis CVM. Pada tahapan ini, peneliti harus terlebih dahulu memiliki konsep yang jelas tentang apa
yang akan divaluasi, perubahan kualitas dan kuantitas apa yang menjadi concern kebijakan, serta jenis barang atau jasa non-pasar apa saja yang akan divaluasi oleh
peneliti. 2. Kontruksi skenario hipotetik
Oleh karena CVM adalah metode analisis yang mengandalkan teknik survei, maka tahapan kedua ini sangat bergantung dari konteks yang dianalisis
content dependent. Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan pada tahap ini akan sangat berpengaruh terhadap outcome yang akan dihasilkan pada analisis
CVM. Terdapat tiga elemen esensial dalam tahap ini yaitu: 1 informasi pada responden tentang dampak skenario kebijakan yang disodorkan. Pada elemen ini,
deskripsi kebijakan paling tidak harus memuat dua skenario dasar yaitu kondisi saat ini yang akan dijadikan baseline dan skenario target dari dampak kebijakan
yang diusulkan, 2 deskripsi pasar yang akan dikembangkan, 3 metode pembayaran harus dijelaskan secara rinci pada survei CVM.