59 stakeholder terkait dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat pengguna
Hutan Kota Taman Beringin. Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan Hutan Kota Taman
Beringin sebagai salah satu RTH di Kota Medan dirasakan masih sangat kurang baik dari segi kebersihan maupun kenyamanannya. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya perhatian dari masyarakat pengguna Hutan Kota Taman Beringin dalam menjaga keberadaan Hutan Kota Taman Beringin dan kurang
diperhatikannya kondisi fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Taman Beringin. Perilaku-perilaku yang tidak menjaga lingkungan Hutan Kota Taman Beringin
seperti membuang sampah hasil konsumsi di sembarang tempat, merusak vegetasi tanaman, dan kondisi fasilitas-fasilitas Hutan Kota Taman Beringin yang sudah
tidak terawat mengakibatkan kualitas dari sebuah Hutan Kota Taman Beringin menjadi hal yang dikhawatirkan padahal hal tersebut diatas merupakan salah satu
cara dalam implementasi peningkatan kuantitas dan kualitas RTH di Kota Medan. Estimasi nilai WTP pada penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa
besar partisipasi masyarakat Kota Medan terhadap upaya pemeliharaan RTH dalam hal ini diwakilkan oleh Hutan Kota Taman Beringin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat dalam hal ini pengunjung memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam bentuk kesediaan membayar melalui biaya kebersihan
sebesar Rp
5.681,82
per orang per kunjungan. Dengan total jumlah pengunjung rata-rata per tahun sebesar 51.100 orang maka total nilai WTP yang dihasilkan
adalah sebesar Rp290.340.909,1 per tahun. Dengan implementasi penerapan biaya kebersihan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mempertahankan
keberadaan Hutan Kota Taman Beringin di masa yang akan datang. Variabel tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, dummy kenyamanan dan
dummy kebersihan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap besarnya kesediaan responden membayar untuk upaya perbaikan kualitas
lingkungan Hutan Kota Taman Beringin. Nilai koefisien variabel dummy kebersihan dan dummy kenyamanan yang dihasilkan bernilai positif yang
menjelaskan bahwa apabila kondisi kebersihan dan kenyamanan Hutan Kota Taman Beringin dalam keadaan baik maka responden akan bersedia
meningkatkan WTP-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
60 responden yaitu sebanyak 21 responden menilai bahwa Hutan Kota Taman
Beringin dalam keadaan kurang bersih, dan sebanyak 26 responden menyatakan bahwa Hutan Kota Taman Beringin dalam keadaan kurang nyaman. Hal ini
menunjukkan bahwa Hutan Kota Taman Beringin memerlukan perhatian dan penaatan yang lebih baik dengan melakukan pengawasan secara intensif terhadap
kebersihan taman dan perbaikan fasilitas-fasilitas taman yang sudah tidak terawat sehingga nilai WTP masyarakat terhadap keberadaan Hutan Kota Taman Beringin
semakin meningkat. Upaya ini juga perlu dilakukan untuk mewujudkan peningkatan kualitas RTH di Kota medan sehingga Hutan Kota Taman Beringin
dapat lebih memaksimalkan fungsinya dalam meningkatkan kualitas hidup perkotaan.
61
VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan yang paling sering dilakukan pengunjung ketika berkunjung ke Hutan Kota Taman Beringin adalah menikmati keindahan taman. Persepsi
pengunjung terhadap fungsi Hutan Kota Taman Beringin yang paling dirasakan adalah fungsi ekologisnya. Pengunjung menyatakan bahwa
Hutan Kota Taman Beringin dalam keadaan kurang bersih dan kurang nyaman serta masih terdapat dampak negatif dari keberadaan Hutan Kota
Taman Beringin. Secara umum pengunjung memiliki persepsi yang cukup baik terhadap keberadaan RTH di Kota Medan yang dalam hal ini diwakili
oleh Hutan Kota Taman Beringin. Hal ini terlihat dari persepsi pengunjung yang menyatakan bahwa Hutan Kota Taman Beringin layak untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan Kota Medan.
2. Sebanyak 44 responden pengunjung bersedia berpartisipasi dalam bentuk
kesediaan membayar melalui biaya kebersihan terhadap upaya perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin, sedangkan sisanya yaitu
sebanyak 11 responden pengunjung tidak bersedia berpartisipasi dalam bentuk kesediaan membayar dengan berbagai macam alasan. Nilai rata-
rata WTP responden pengunjung terhadap upaya perbaikan kualitas lingkungan Hutan Kota Taman Beringin adalah sebesar Rp
5.681,82
per orang per kunjungan dengan nilai total WTP pengunjung sebesar
Rp290.340.909,1 per tahun. 3.
Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya nilai WTP responden pengunjung terhadap upaya perbaikan kualitas lingkungan
Hutan Kota Taman Beringin pada taraf nyata 1 persen adalah variabel tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan. Variabel yang berpengaruh
signifikan pada taraf nyata 5 persen adalah variabel dummy kenyamanan,
62 sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10
persen adalah variabel dummy kebersihan.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disarankan: 1.
Hutan Kota Taman Beringin merupakan salah satu aset Kota Medan yang penting untuk dipertahankan sehingga membutuhkan partisipasi dari
seluruh masyarakat Kota Medan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Kota Medan dalam menjaga
dan melestarikan keberadaan Hutan Kota Taman Beringin sehingga fungsi dan manfaatnya dapat tetap dirasakan dalam mengatasi masalah-masalah
lingkungan. Selain itu pemeliharan dan perbaikan terhadap taman beserta fasilitasnya perlu tetap dijaga dengan melakukan pengawasan yang lebih
intensif baik dengan dipekerjakannya petugas keamanan security. Fasilitas-fasilitas yang sudah rusak harus segera diperbaiki sehingga
semakin menambah minat masyarakat untuk melakukan kunjungan ke Hutan Kota Taman Beringin.
2. Perlu diberlakukan adanya larangan atau sanksi yang tegas terhadap
pengguna Hutan Kota Taman Beringin yang menyalahgunakan fungsi dan manfaat keberadaan Hutan Kota Taman Beringin untuk meminimalisasi
dampak negatif Hutan Kota tersebut. 3.
Biaya kebersihan dapat diberlakukan sesuai dengan kesediaan membayar responden hingga Rp
5.681,82
agar kebersihan dan kelestarian lingkungan Hutan Kota Taman Beringin dapat terjaga. Pemberlakukan biaya ini harus
diiringi dengan tindakan nyata pemerintah ataupun pihak pengelola dalam menjamin kondisi fasilitas pendukung taman sehingga Hutan Kota Taman
Beringin dapat lebih dijaga dan dikembangkan lebih baik lagi.
63
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2014. Medan Dalam Angka 2014 [internet]. [diacu 20 Maret 2014]. Tersedia dari: http:bpsmedan.go.id.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2014. Statistik Daerah Provinsi Sumatera Utara [internet]. [diacu 20 Maret 2014]. Tersedia dari:
http:bpsmedan.go.id. [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kota Medan. 2013. Luas Ruang Terbuka Hijau
Kota Medan. Medan. Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum, Ditjen Penataan Ruang. Fadhilla S et al. 2013. Prediksi Luasan Optimal Hutan Kota Sebagai Penyerap
Gas Karbondioksida CO
2
di Kota Medan. [internet]. [diacu 27 September 2014]. Tersedia dari: http:portalgaruda.org
Fauzi A. 2006. Ekonomi Suberdaya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
______. 2010. Ekonomi Suberdaya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
______. 2014. Valuasi Ekonomi Suberdaya dan Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta.
Gujarati D.N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta. Hanley N and C. L. Spash. 1993. Cost – Benefit Analysis and Environment.
Edward Elgar Publishing Limited. England. Hesti. 2005. Perencanaan Sistem RTH Untuk Mendukung Terciptanya
Kenyamanan dan Identitas Lanskap Kotamadya Metro, Provinsi Lampung [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Joga N dan I. Ismaun. 2011. RTH 30 Resolusi Kota Hijau. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Juanda B. 2007. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan . IPB Press. Bogor _______. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan . IPB Press. Bogor
Karyono T.K. 2010. Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau
di Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta. Melati A.N. 2011. Analisis Ekonomi Lingkungan Bandara Soekarno Hatta.
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajeman. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nugroho M.I. 2011. Valuasi Manfaat Ekologis Kanopi Pohon Perkotaan dan RTH Kota Malang dengan Menggunakan Teknik GIS [Tesis]. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Pemerintah Kota Medan. 2011. Program Kerja Pemerintah Kota Medan Bidang
Fisik dan Tata Ruang Tahun 2011. [internet]. [diacu 10 September 2014]. Tersedia dari: http:pemkomedan.go.id