masing yaitu 5 dan 4 per ton TBS yang diolah PKS. Cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan akan menghasilkan gas-gas yang tidak
terbakar sempurna Naibaho, 1998. Serat merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut
tergantung pada proses ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone.
2.3 Tipe Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang dari kedua spesies
kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah.
Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan mudah dipanen. E. oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumberdaya genetik.
Sumber: Djoehana, 2008
Gambar 2. Tiga Tipe Kelapa Sawit yang Tersebar di Indonesia
Tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari: Dura,
Pisifera, Tenera.
Dura merupakan
sawit yang
buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah
namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga
tidak memiliki inti kernel yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga
betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul
sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa Tenera unggul memiliki
persentase daging per buahnya mencapai 90 dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28
Djoehana, 2008.
2.4 Industri Kelapa Sawit
Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit tersebut tidak terlepas dari tingkat profitabilitas yang sangat menjanjikan dari bisnis ini. Tingginya
tingkat keuntungan ini diduga sangat dipengaruhi oleh faktor harga TBS yang selalu meningkat dengan sangat signifikan. Pada periode 2002-2011 harga TBS
telah melonjak tajam hingga lebih dari tiga kali lipat. Tingkat penghasilan petani perkebunan kelapa sawit yang jauh lebih besar dari komoditas pertanian lainnya
diduga menyebabkan tidak sedikit petani komoditas lain yang beralih ke perkebunan kelapa sawit. Peningkatan harga TBS yang tinggi telah memicu
banyak masyarakat berinvestasi di perkebunan kelapa sawit. Sebagian masyarakat memulai bisnis perkebunan kelapa sawit sebagai usaha baru namun
sebagian masyarakat lainnya yang telah mengusahakan komoditas pertanian lain seperti karet dan padi tidak sedikit yang beralih ke tanaman kelapa sawit
Kurdianto, 2011. Industri kelapa sawit banyak dimanfaatkan oleh para perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Perkembangan industri minyak
kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Besarnya produksi
yang mampu dihasilkan berdampak positif bagi perekenomian Indonesia. Di masa akan datang, industri minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor
pertumbuhan ekonomi nasional.
2.5 Analisis Pengelolaan Limbah