Biaya dan Manfaat bagi Perusahaan Analisis Finansial

3.1.2 Analisis Kelayakan Finansial

Menurut Choliq, dkk 1999 biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut mulai berjalan beroperasi. Biaya investasi misalnya pendirian bangunan pabrik, pembelian mesin dan peralatannya, tenaga kerja yang berhubungan dengan investasi dan sebagainya. Proyek adalah kegiatan investasi terhadap sumberdaya yang ada, guna memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi individu dan masyarakat. Investasi melibatkan sejumlah modal capital yang dikeluarkan sekarang dengan harapan manfaat di masa mendatang. Manfaat adalah tambahan bagian yang diperoleh atau dirasakan individu atau masyarakat sebagai akibat adanya investasi, baik dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Analisis biaya manfaat adalah alat untuk melihat apakah proyek investasi berhasil atau tidak apabila dilaksanakan. Keberhasilan suatu proyek dilihat dari sisi individu peserta proyek finansial dan dari masyarakat keseluruhan ekonomi. Unsur-unsur yang terdapat dalam analisis finansial cashflow adalah Inflow arus penerimaan, Outflow arus pengeluaran, Net Benefit manfaat bersih, dan Incremental Net Benefit manfaat bersih tambahan. Komponen inflow diantaranya nilai produksi total, pinjaman, grants bantuan, nilai sewa, dan nilai sisa. Seentara itu, untuk komponen outflow diantaranya investasi berupa tanah, bangunan, mesin, operasional dan pemeliharaan berupa bahan baku, upah tenaga kerja, pajak, reinvestasi, dan bunga.

3.1.2.1 Biaya dan Manfaat bagi Perusahaan

Total biaya per tahun untuk pelaksanaan kegiatan perkebunan kelapa sawit merupakan penjumlahan dari semua pengeluaran dalam kurun waktu satu tahun tertentu, untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan proyek di antaranya adalah biaya untuk: 1 Mendapatkan Hak Guna Usaha HGU lahan perkebunan kelapa sawit, 2 investasi tanaman kelapa sawit, 3 pemeliharaan tanaman, 4 pemanenan TBS, 5 pemupukan, 6 pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan, 7 investasi pembangunan pabrik, 8 biaya pengolahan TBS menjadi CPO dan KPO, 9 biaya pengangkutan CPO dan KPO dari lokasi PKS ke pelabuhan ekspor, 10 biaya overhead, dan 11 biaya depresiasi. Total manfaat per tahun yang diterima dari pelaksanaan kegiatan perkebunan kelapa sawit merupakan penjumlahan dari semua penerimaan dalam kurun waktu satu tahun tertentu, selama jangka waktu umur kegiatan. Penerimaan dalam nilai uang, diperoleh dari hasil penjualan CPO dan PKO yang dijual di pasar domestik maupun yang diekspor.

3.1.2.2 Analisis Finansial

Analisis finansial bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan tertentu dilaksanakan layak secara finansial, atau dapat memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Dalam mengambil keputusan berdasarkan penilaian kelayakan suatu kegiatan, sangat penting untuk turut memperhitungkan semua biaya dan manfaat yang relevan dan benar terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan Manurung, 2001. Evaluasi terhadap kinerja investasi dilakukan dengan menggunakan metode Net Present Value NPV dan Internal Rate of Return IRR Shadbolt, 2005. Perhitungan nilai-nilai dari setiap komponen analisis dilakukan dengan menggunakan nilai aktual yang sebenarnya terjadi sehingga tahun dasar yang digunakan adalah tahun ketika kebun diserahkan oleh Pengelola Kebun Inti kepada petani. Metode Net Present Value NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Metode Internal Rate of Return merupakan salah satu kriteria investasi yang menghitung nilai persentase keuntungan usaha perkebunan kelapa sawit setiap tahun. Nilai ini juga mengukur kemampuan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit untuk membayar bunga pinjaman. Benefit Cost Ratio BCR merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang menekankan kepada benefit manfaat dan pengorbanan biayacost suatu investasi berupa usaha atau proyek perkebunan. Payback Period menunjukkan berapa lama dalam beberapa tahun suatu investasi perkebunan akan bisa kembali. Payback Period merupakan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.

3.2 Kerangka Operasional