Komposisi dan Volume Limbah Padat Industri Kelapa Sawit

Tabel 4. Jenis Potensi dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Jenis Potensi per Ton TBS Manfaat Tandan kosong 23 Pupuk kompos, pulp kertas, papan partikel, energi Wet Decanter Solid 4 Pupuk kompos, makanan ternak Cangkang 6,5 Arang, karbon aktif, papan partikel, agregat sementara Serabut fiber 13 Energi, pulp kertas, papan partikel Limbah cair 50 Pupuk, air irigasi Air kondensat Air umpan broiler Sumber: Tim PT.SP, 2000 Berdasarkan hasil penelitian, limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti berikut ini: a. Sabut Sabut dapat digunakan untuk pulp kertas bubur untuk pembuatan kertas, energitenaga maupun papan partikel. b. Sludge atau endapan lumpur Sludge yang dihasilkan dari pabrik biasanya berupa lumpur. Endapan lumpur tersebut dapat digunakan untuk makanan ternak, sabun maupun pupuk. c. Cangkang Cangkang atau yang sering disebut tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60 dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi. Selain itu dapat digunakan untuk bahan pengisi , maupun papan partikel. d. Bungkil Bungkil dapat digunakan untuk makanan ternak maupun pembuatan pupuk organik Wahyono, 2003.

2.2 Komposisi dan Volume Limbah Padat Industri Kelapa Sawit

Hasil panen berupa TBS harus segera diolah agar dapat menghasilkan minyak kelapa sawit yang bermutu tinggi Setyamidjaja, 2006. Pengolahan minyak dari TBS kelapa sawit ini menghasilkan limbah padat yang terdiri dari janjangan kosong JJK, daun, bungkil, serat atau serabut, cangkang, pelepah, batang dan sludge atau solid basah. Hasil pengolahan dari satu ton TBS kelapa sawit mengandung air sebanyak 32, yang merupakan komposisi terbesar dibandingkan unsur lainnya yang dihasilkan. Setelah air, JJK menempati komposisi kedua terbesar yang dihasilkan dari pengolahan satu ton TBS yaitu sebesar 24. Komposisi tempurung dan daging buah merupakan komposisi terendah dari pengolahan satu ton TBS yaitu masing masing sebanyak 6. Serat memiliki komposisi sebanyak 14, sedangkan untuk komposisi CPO memiliki komposisi sebanyak 18 Rokhmani, 2009. Sumber: Rokhmani, 2009 Gambar 1. Komposisi Hasil Pengolahan per Ton TBS Pengolahan TBS untuk menghasilkan minyak melalui berbagai tahapan proses fisik seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, klarifikasi, pemurnian, dan pemecahan biji. JJK dihasilkan setelah TBS melalui tahapan pembantingan yang terkadang mengandung limbah buah yang tidak lepas di antara celah-celah ulir dibagian dalam TBS. JJK juga merupakan rendemen limbah padat tertinggi dari industri kelapa sawit dalam keadaan basah dan kering, yang masing-masing sebesar 21-23 dan 10-12 per ton TBS yang diolah PKS. Ini disebabkan oleh perebusan dan pembantingan yang tidak sempurna pada pabrik-pabrik yang tekanan kerja ketel rebusannya di bawah 2,8 kg disertai produksi uap yang tidak mencukupi kebutuhan. Perebusan yang tidak sempurna menghasilkan JJK yang masih mengandung buah hingga 9 yang turut meningkatkan rendemen limbah padat industri kelapa sawit PPKS, 1998. Cangkang dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator yang masih mengandung biji bulat dan inti sawit. Rendemen limbah padat berupa cangkang baik dalam keadaan basah dan kering memiliki persentase yang terkecil, masing- Air; 32 CPO; 18 Daging buah; 6 Cangkang, 6 Serat; 14 JJK; 24 masing yaitu 5 dan 4 per ton TBS yang diolah PKS. Cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan akan menghasilkan gas-gas yang tidak terbakar sempurna Naibaho, 1998. Serat merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone.

2.3 Tipe Kelapa Sawit