Hasil Analisis Finansial Pemanfaatan Fiber dan Cangkang Kelapa

Rp2.988.814, maka diperoleh biaya internal sebesar Rp456m 3 . Sementara untuk biaya eksternal pemurnian air Rp457 dikalikan dengan 6.552 m 3 , maka diperoleh biaya sebesar Rp2.994.264,-. Biaya internal dan eksternal dijumlahkan sehingga diperoleh biaya pemurnian air sebesar Rp5.983.078bulan atau Rp71.796.936tahun. Biaya transportasi alat berat dihitung berdasarkan pemakaian solar tiap hari. Alat berat beroperasi 3 jam sehari dengan pemakaian solar sebanyak 10 literjam atau 30 literhari, maka diperoleh biaya untuk alat berat ini adalah 30 literhari dikalikan dengan harga solar Rp10.000liter didapat biaya sebesar Rp300.000hari atau Rp780.000bulan atau Rp90.000.000tahun asumsi 25 hari kerja per bulan. Biaya perawatan mesin diperoleh dari perawatan mesin boiler 2 kali setahun dengan biaya Rp137.000.0006 bulan, biaya perawatan turbin 2 kali setahun dengan biaya Rp75.000.0006 bulan, dan biaya perawatan smart fibre sebesar Rp25.000.000tahun, maka diperoleh biaya perawatan mesin secara keseluruhan adalah sebesar Rp449.000.000tahun. Pengeluaran untuk pembelian solar kebutuhan listrik pabrik adalah sebesar Rp59.315.625tahun diperoleh dari kebutuhan solar selama 92,5 literjam selama 2,7 jam dikalikan dengan harga solar industri Rp9500liter. Sementara pengeluaran untuk pembelian TBS adalah jumlah pembelian TBS sebesar 107.727 ton dikalikan dengan harga TBS saat ini yaitu Rp1.874kg, maka diperoleh total pengeluaran sebesar Rp201.880.398.000tahun. Sementara itu pajak perusahaan dihitung berdasarkan 5 dari pendapatan bersih perusahaan yaitu sebesar Rp11.782.963.650tahun.

6.3.2 Hasil Analisis Finansial Pemanfaatan Fiber dan Cangkang Kelapa

Sawit menjadi Energi Listrik Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, Net BC, IRR, dan payback period. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga pinjaman berjangka rata-rata bank umum periode 2014. Analisis kelayakan memulai usaha dari mulai tahun ke nol dan belum memiliki asset sama sekali. Perhitungan kelayakan ini menggunakan manfaat bersih net benefit yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya dengan dikurangi pajak berdasarkan pajak yang ditentukan sebesar 5 dari penerimaan bersih perusahaan. Tabel 21. Hasil Analisis Kriteria Kelayakan Ekonomi dan Finansial No. Kriteria Kelayakan Nilai 1 NPV Rp115.860.317.059 2 IRR 44 3 Net BC 2,5 4 Payback Period tahun 3,9 Sumber: Data Diolah, 2014 NPV atau manfaat bersih yang diperoleh dari pemanfaatan fiber dan cangkang kelapa sawit menjadi energi listrik ini adalah sebesar Rp115.860.317.059 karena NPV yang diperoleh0, maka jumlah seluruh manfaat bersih yang diterimanya selama umur proyek 10 tahun melebihi biaya yang dikeluarkan dan pemanfaatan fiber dan cangkang menjadi energi listrik ini layak untuk dilaksanakan artinya usaha ini tidak rugi. IRR atau besar pengembalian proyek terhadap investasi pemanfaatan fiber dan cangkang kelapa sawit ini adalah sebesar 44. Hasilnyadiscount factor sebesar 12 karena modal usaha berasal dari pinjaman beberapa pihak. Hal ini menunjukkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan pemanfaatan fiber dan cangkang kelapa sawit menjadi energi listrik ini, maka usaha ini layak dilaksanakan. Net BC atau rasio manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif yang diperoleh adalah sebesar 2,5 yang artinya1. Setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan perusahaan selama umur proyek 10 tahun, mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2,5 sehingga usaha ini layak untuk dijalankan. Gross BC atau besar pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar 1,08 1 maka usaha ini layak untuk dilaksanakan. Tingkat pengembalian investasi dari usaha ini adalah 3 tahun 9 bulan. Usaha ini menghasilkan payback period yang pendek atau cepat pengembaliannya dari umur ekonomis 10 tahun, sehingga kegiatan usaha ini baik bila dijalankan.

6.4 Analisis Efisiensi Biaya Energi