Metode Studi Pustaka Metode Dokumentasi

21 demand untuk mengetahui jumlah oksigen terlarut dan melihat pengaruh biologis yang diamati dari penggunaan oksigen untuk proses respirasi oleh mikroba aerob. Tabel 2. Parameter kualitas air yang di analisis. No Parameter Satuan BM Metode I FISIKA: 1 Kecerahan M 3 Sechi Disk 2 Kebauan - Tidak Berbau Chemical sense 3 Padatan Tersuspensi TSS mgL 80 APHA ,ed. 22, 2012, 2540-D 5 Sampah - Nihil Visual 5 Lapisan Minyak - Nihil Visual 6 Suhu o C Alami 3 c APHA ,ed. 22, 2012, 2550-B II KIMIA: 1 pH - 6,5-8,5 APHA, ed. 22, 2012, 4500-H+-B 2 Salinitas o oo Alami 3 e Refraktometer 3 Amoniak NH 3 -N mgL 0.3 APHA, ed. 22, 2012, 4500-NH3-F 4 Sulfida H 2 S mgL 0.03 APHA, ed. 22, 2012, 4500-S2-D 5 Minyak dan Lemak mgL 5 APHA, ed. 22, 2012, 5520-B 6 Fenol Total mgL 0.002 APHA, ed. 22, 2012, 5530-C 7 Surfaktan MBAS mgL 1 APHA, ed. 22, 2012, 5540-C III LOGAM TERLARUT: 1 Raksa Hg mgL 0.003 APHA, ed. 22, 2012, 3112-B 2 Kadmium Cd mgL 0.01 APHA, ed. 22, 2012, 3110 3 Tembaga Cu mgL 0.05 APHA, ed. 22, 2012, 3110 4 Timbal Pb mgL 0.05 APHA, ed. 22, 2012, 3110 5 Seng Zn mgL 0.05 APHA, ed. 22, 2012, 3110 IV BIOLOGI: 1 Total Coliform MPN100mL 1000 APHA, ed. 22, 2012, 9222 - B baku mutu air laut untuk pelabuhan KEPMENLH No.512004 lampiran I Pengukuran insitu Penentuan indeks pencemaran kualitas air tersebut dihitung dengan persamaan: 2 2 2 r Lij Ci m Lij Ci Pij   Keterangan: Pij = indeks polusi bagi peruntukan air Ci = konsentrasi parameter kualitas air Lij = baku peruntukan air CiLijr = nilai rata-rata CiLij CiLijm = nilai maksimum CiLij 22 Selanjutnya dalam penentuan kriteria pencemaran kualitas air tersebut apakah termasuk dalam kategori baik ataupun tercemar digunakan skala sebagai berikut: ≤ Pij ≤ 1.0 memenuhi baku mutu 1.0 ≤ Pij ≤ 5.0 tercemar ringan 5.0 ≤ Pij ≤ 10 tercemar sedang Pij 10 tercemar berat Analisis dengan metode STORET secara prinsip adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya Debby et al., 2009. Selanjutnya ditentukan status mutu air sesuai dengan klasifikasi mutu air Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 , yaitu: 1 Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu 2 Kelas B : baik, skor = -1 sd -10 cemar ringan 3 Kelas C : sedang, skor = -11 sd -30 cemar sedang 4 Kelas D : buruk, skor diatas -31 cemar berat Penentuan sistem nilai menentukan status mutu air yang digunakan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air Jumlah contoh Nilai Parameter Fisika Kimia Biologi 10 Maksimum -1 -2 -3 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -9 10 Maksimum -2 -4 -6 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18 Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air

b. Sedimen

Sedimen dianalisis untuk mengamati tekstur dan kandungan logam. Tekstur sedimen dianalisis dengan metode distribusi gradasi butir, sedangkan kandungan logam dianalisis dengan menggunakan spektroskopi serapan atom. Analisis sedimen ini dilakukan di Laboratorium Proling Institut Pertanian Bogor. Hasil análisis tekstur sedimen pasir, debu dan liat dikelompokkan kedalam segitiga tekstur Gambar 3. Parameter logam pada sedimen yang dianalisis adalah Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn. Selanjutnya kandungan logam berat pada sedimen dianalisis secara tabulasi dan deskriptif. Baku mutu sedimen untuk perairan Indonesia hingga saat ini belum tersedia masih tahap studi oleh KLH. Untuk melihat kondisi paremeter sedimen yang dianalisis dilakukan dengan membandingkaan hasil sampel dengan standar baku mutu Krauskopt.K.B tahun 1979 untuk sedimen di dasar laut.