Samudera A dengan kriteria :

9 5 Kurangnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pengelolaan pelabuhan perikanan karena minimnya pengetahuan mereka dan kurangnya sosialisasi pemahaman tentang pengelolaan pelabuhan perikanan. 6 Tata kerja pengelolaan pelabuhan perikanan pada umumnya baru dilaksanakan pada tahap sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada tapi belum diperjelas dengan prosedur operasional standar SOP untuk masingmasing kegiatan, misalnya SOP bongkar, SOP muat, SOP tambat labuh dan SOP pelelangan. 7 Kurangnya kesadaran pihak pengelola pelabuhan terhadap pelestarian ekosistem perairan, sehingga faktor lingkungan tidak terintegrasi ke dalam kebijakan pengelolaan pelabuhan. Pelabuhan berwawasan lingkungan merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Republik Indonesia mendukung kesepakatan internasional pada Deklarasi Johannesburg Summit tentang pembangunan berkelanjutan. Indonesia telah memiliki program dan strategi pembangunan berkelanjutan, merupakan Agenda 21 Nasional. Dimana di dalamnya termasuk pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan, salah satu kegiatannya adalah kegiatan pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian pelabuhan Siahaan, 2012. Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2004 dalam konsep pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan harus dibenahi beberapa standar dan kualitas pengelolaan lingkungan yaitu: 1 Menurunnya beban pencemaran yang masuk ke pelabuhan, terutama limbah cair, sampah, sedimen, minyak dan limbah B3 Bahan Berbahaya beracun, sehingga dapat terwujud peningkatan kualitas kebersihan sisi daratan dan perairan pelabuhan. 2 Meningkatnya kenyamanan dan keamanan pelabuhan termasuk kebersihan, keteduhan, dan keasrian lingkungan dalam kawasan pelabuhan. 3 Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia pengelola lingkungan di kawasan pelabuhan. 4 Meningkatnya kinerja pelayanan dan keselamatan kerja di pelabuhan. 5 Diimplementasikannya peraturan dan pedoman teknis mendukung pengelolaan lingkungan pelabuhan. 6 Meningkatnya peran aktif stakeholders dalam mewujudkan pelabuhan yang berwawasan lingkungan. Ravikumar 1993 menyampaikan, secara umum pengoperasian pelabuhan perikanan dilakukan oleh pihak swasta baik perseorangan maupun perusahaan dan pemerintah. Dalam beberapa kasus operasional pelabuhan perikanan dikelola oleh pihak swasta melalui system kontrak. Namun demikian, apapun tipe kepemilikanpengelolaan pelabuhan, bukan menjadi hambatan bahwa pencemaran pelabuhan merupakan masalah yang harus ditangani secara serius dan perlu diawasi secara khusus melalui pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang tepat, sesuai dengan peraturan perundang undangan dan pendidikan tentang lingkungan terhadap pengguna pelabuhan. Selanjutnya dalam upaya memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pengelola pelabuhan harus menyediakan fasilitas penampungan dan pengolahan limbah yang memadai reception facilities. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan fasilitas pokok pelabuhan selain dermaga, gudang dan