Sebagian besar E. coli menyebabkan infeksi saluran kencing dan keracunan darah Fardiaz 1989.
2.7.2 Staphylococcus aureus
Staphylococcus merupakan bakteri Gram-positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam bentuk bergerombol yang tidak teratur seperti anggur.
Staphylococcus bertambah dengan cepat pada beberapa tipe media dengan aktif melakukan metabolisme,
fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari warna putih higga kuning gelap. Staphylococcus
cepat menjadi resisten terhadap beberapa antimikroba Jawetz et al. 1996. S. aureus umumnya sensitif terhadap antibiotik
β-laktam, tetrasiklin, dan kloramfenikol, tetapi resisten terhadap polimiksin Pelczar dan Chan 1986.
S. aureus menghasilkan koagulase, dijumpai pada selaput hidung, kulit, kantung rambut, dapat menyebabkan keracunan makanan, serta komplikasi pada
influenza. Keracunan makanan yang umum terjadi karena termakannya toksin yang dihasilkan oleh galur-galur toksigenik S. aureus yang tumbuh pada makanan
tercemar. Pada umumnya gejala-gejala mual, pusing, muntah, dan diare muncul 2 sampai 6 jam setelah makan makanan tercemar itu. Tumbuh dengan cepat pada
temperatur 20-35
o
2.7.3 Bacillus subtilis
C dengan berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik dan mikrofilik. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan
mengkilat Jawetz et al. 1996.
B. subtilis mempunyai ciri-ciri antara lain berbentuk batang, panjang 4-5 µm, lebar 1-1.25 µ m, bersifat aerob dan memiliki flagel, termasuk golongan
bakteri Gram-positif dan memiliki endospora. Genus Bacillus merupakan bakteri basil Gram-positif pembentuk spora, bersifat aerob dan merupakan
mikroorganisme saprofit yang lazim berada dalam tanah, air, udara dan tumbuh-tumbuhan seperti B. cereus dan B. subtilis yang menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan keracunan makanan Greenwood et al. 1992. B. subtilis memproduksi enzim dan antibiotik dalam respon untuk
pembatasan nutrisi. Enzim yang dihasilkan yaitu protease, amilase, selulase dan lipase. Produksi enzim sangat maksimal saat sel berada pada fase stasioner pada
masa pertumbuhan. Produksi enzim tersebut diduga sebagai strategi pertahanan
hidup untuk mencari sumber energi makromolekuler saat nutrisi mulai berkurang. Sebagian besar enzim digunakan secara luas dalam pembuatan makanan,
masakan, dan industri detergen biologis. Enzim yang memiliki manfaat bagi manusia seperti “thermostability”, mengaktifkan jangkauan pH, aktivitas pada
detergen dan mengoksidasi lingkungan, dapat diidentifikasi oleh B. subtilis. Peranan B. subtilis pada industri enzim adalah dapat merefraktor analisis genetik
dan itulah alasan B. subtilis dipilih untuk dipelajari mekanisme produksi enzimnya. Selain itu, kode genetik yang heterogen dengan materi yang dapat
diklon-kan ke dalam B. subtilis yang dapat menghasilkan manipulasi untuk gandum berkualitas tinggi Greenwood et al. 1992.
2.7.4 Candida maltosa