6 Tanin
Sebanyak 0,05 mg sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Air panas yang telah diseduh diteteskan ke dalam tabung reaksi kemudian didihkan
dalam wadah berisi air. Larutan ekstrak yang medidih kemudian disaring. Filtrat ekstrak ditambahkan FeCl
3
3.3.3 Uji total fenol
10 dan divorteks sampai terlihat perubahan warna. Perubahan warna reaksi menjadi hitam menunjukkan
adanya kandungan tanin dalam ekstrak.
Kandungan total fenol ditentukan dengan menggunakan prosedur Folin-Ciocalteau yang dimodifikasi dari Pambayun et al. 2007 dimana uji
kandungan total fenol dilakukan untuk mengetahui jumlah fenol yang terdapat pada sampel. Ekstrak kasar dengan berat sekitar 5-10 mg ditimbang lalu
dilarutkan dengan 2 mL etanol 95. Kemudian larutan ditambahkan 5 mL akuades dan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteau 50 vv. Campuran didiamkan
selama 5 menit dan ditambahkan 1 mL Na
2
CO
3
3.3.4 Uji aktivitas antioksidan
5 bv. Selanjutnya campuran dihomogenkan dan diinkubasi dalam kondisi gelap selama satu jam. Serapan yang
dihasilkan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 725 nm. Asam galat digunakan sebagai standar dengan konsentrasi 5, 10, 15, 25,
dan 50 mLL. Kandungan total fenol diinterpretasikan sebagai milligram ekivalen asam galat GAE = Galic Acid Equivalent per 100 g sampel mg GAE100 g
sampel.
Metode uji aktivitas antioksidan yang digunakan dimodifikasi dari Ebrahimzadeh et al. 2010 yaitu metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil DPPH.
Masing-masing ekstrak kasar dilarutkan dalam etanol dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 31,25, 62,5, 125, 250 dan 500 ppm. Antioksidan Vitamin C
digunakan sebagai pembanding dan kontrol positif. Vitamin C dilarutkan dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 12,5, 6,25, 3,12, 1,56, 0,78 dan 0,39 ppm.
Larutan DPPH yang akan digunakan dibuat dengan menggunakan kristal DPPH dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 1 mM. Proses pembuatan larutan DPPH
1 mM dilakukan dalam kondisi suhu rendah dan terlindung dari cahaya matahari.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan kemampuan sampel yang digunakan dalam mereduksi radikal bebas stabil DPPH. Sebanyak 1 mg ekstrak
kasar dan Vitamin C sebagai kontrol positif ditimbang dan kemudian ditambahkan dengan etanol dengan perbandingan 1:1000. Selanjutnya 1,3 mg DPPH
diencerkan dengan 25 mL etanol. Sebanyak 1 µL etanol diisikan ke dalam microplate yang telah disiapkan. Setelah itu dilakukan pengisian ekstrak dengan
beberapa konsentrasi dan penambahan larutan DPPH. Campuran dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu 37
o
Persentase penghambat aktivitas radikal bebas diperoleh dari nilai absorben sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara konsentrasi
sampel dan persentase penghambat aktivitas radikal bebas. Nilai konsentrasi penghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50 IC
C selama 30 menit. Serapan yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 517 nm.
50
dihitung dengan menggunakan persamaan regresi. Nilai IC
50
diperoleh dengan memasukkan Y=50 serta nilai A dan B yang telah diketahui. Nilai x sebagai IC
50
dapat dihitung dengan persamaan. Aktivitas antioksidan dari masing-masing sampel dan
antioksidan pembanding vitamin C dinyatakan dengan persen inhibisi yang dihitung dengan rumus berikut:
Y= A+B Lnx Keterangan: Y= persen inhibisi
A = slope B = intercept
x = konsentrasi sampel
3.3.5 Uji aktivitas antimikroba