Ekstraksi Senyawa Aktif Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Sargassum polycystum

Komposisi kimia dan pigmen yang terdapat pada rumput laut cokelat merupakan hasil dari fotosintesis yang jumlahnya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, masa perkembangan dan kondisi tempat tumbuh. Senyawa kimia terbanyak yang terdapat pada rumput laut cokelat adalah alginat, dalam jumlah sedikit terdapat pula laminaran, fukoidon, selulosa, manitol, dan senyawa bioaktif lainnya Yunizal 2004. Pemanfaatan Sargassum selama ini adalah sebagai sumber alginat. Pada jaringan talus, asam alginat mengisi ruangan antar sel sehingga memperkokoh saluran jaringan tersebut. Alginat dapat diekstrak dari alga cokelat dengan larutan alkali Glicksman 1983. S. polycystum mengandung alginat, vitamin C, vitamin E α-tokoferol, mineral, karotenoid, klorofil, florotanin, polisakarida sulfat, asam lemak, dan asam amino. Tumbuhan ini memiliki potensi dalam penyembuhan penyakit kantung kemih, gondok, kolesterol, digunakan sebagai kosmetik, sumber alginat, dan antioksidan Matanjun 2008.

2.2 Ekstraksi Senyawa Aktif

Ekstraksi merupakan metode pemisahan komponen-komponen tertentu antara dua atau lebih fase cairan Keulemans dan Walraven 1965. Ekstraksi didefinisikan sebagai proses penarikan komponen yang diinginkan dari suatu bahan dengan cara pemisahan satu atau lebih komponen dari bahan tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses ekstraksi adalah lama ekstraksi, suhu, dan jenis pelarut yang digunakan harus memperhatikan daya melarutkan, titik didih, sifat toksik, mudah tidaknya terbakar, dan sifat korosif terhadap peralatan ekstraksi Khopkar 2003. Prinsip ekstraksi adalah zat yang akan diekstrak hanya dapat larut dalam pelarut yang digunakan, sedangkan zat lainnya tidak akan larut. Proses perpindahan komponen bioakif dari dalam bahan ke pelarut terjadi secara difusi. Proses difusi merupakan perubahan secara spontan dari fase yang memiliki konsentrasi lebih tinggi menuju konsentrasi lebih rendah Danesi 1992. Proses ini akan terus berlangsung selama komponen bahan padat yang dipisahkan menyebar diantara kedua fase. Proses difusi akan berakhir jika kedua fase berada dalam kesetimbangan, yaitu apabila seluruh zat sudah terlarut di dalam zat air dan konsentrasi larutan yang terbentuk menjadi seragam. Pengelompokkan metode ektraksi ada dua yaitu ekstraksi sederhana dan ekstraksi khusus Harborne 1987. Ekstraksi sederhana terdiri atas: a Maserasi, yaitu metode ekstraksi dengan cara merendam sampel dalam pelarut dengan atau tanpa pengadukan; b Perkolasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan; c Reperkolasi, yaitu perkolasi dimana hasil perkolasi digunakan untuk melarutkan sampel di dalam perkulator sampai senyawa kimianya terlarut; d Diskolasi, yaitu perkolasi dengan penambahan tekanan udara. Ekstraksi khusus terdiri atas: a Sokletasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan untuk melarutkan sampel kering dengan menggunakan pelarut bervariasi; b Arus balik, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan dimana sampel dan pelarut saling bertemu melalui gerakan aliran yang berlawanan; c Ultrasonik, yaitu metode ekstraksi dengan menggunakan alat yang menghasilkan frekuensi bunyi atau getaran antara 25-100 KHz. Sifat penting yang harus diperhatikan dalam ekstraksi adalah kepolaran senyawa dilihat dari gugus polarnya. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda pada pelarut yang berbeda. Bahan dan senyawa kimia akan mudah larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Semakin besar konstanta dielektrik, maka pelarut tersebut semakin polar. Beberapa pelarut organik dan sifat fisiknya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pelarut organik dan sifat fisiknya Jenis Pelarut Titik didih o Titik beku C o Konstanta dielektrik C Heksana Dietil eter Kloroform Etil asetat Aseton Etanol Metanol Air 68 35 61 77 56 78 65 100 -94 -116 -64 -84 -95 -117 -98 1,8 4,3 4,8 6,0 20,7 24,3 32,6 80,2 Sumber: Nur dan Adijuwana 1989

2.3 Fitokimia

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

1 75 100

Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik

3 72 68

Aplikasi Kompos Ganggang Cokelat (Sargassum polycystum) Diperkaya Dengan Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap Sifat Kimia Inseptisol dan Tanaman Jagung

0 66 61

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.A. Agardh) Menggunakan Metode Betakaroten Asam Linoleat

8 85 103

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Sargassum polycystum C. Agardh

1 61 83

INDEKS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum aquifolium)

0 2 6

Formulai dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode DPPH (1,1 Dipenil-2 PicrilHidrazil).

1 17 93

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBA FRAKSI POLAR EKSTRAK KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L).

1 9 19

Aktivitas Antioksidan dan Tingkat Penerimaan Konsumen pada Minuman Instan yang Diperkaya dengan Ekstrak Sargassum polycystum | Husni | Agritech 9320 17300 1 PB

0 1 9

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Cokelat (Sargassum polycystum) | Cahyaningrum | Agritech 12857 25797 1 PB

0 0 8