pada tumbuhan terestrial berbeda dengan yang berasal dari laut. Florotanin merupakan komponen tanin yang hanya dapat ditemukan dari alga laut. Penelitian
Tamat et al. 2007 pada uji fitokimia ekstrak metanol Ulva reticulata menunjukkan tidak adanya intensitas senyawa aktif alkaloid, saponin dan tanin.
4.4 Kandungan Total Fenol S. polycystum
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung
satu atau dua gugus hidroksil. Semua senyawa fenol berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat di daerah spektrum UV. Selain itu,
secara khas senyawa fenol menunjukkan geseran batokrom pada spektrumnya bila ditambahkan basa. Karena itu, cara spektrometri sangat penting, terutama untuk
identifikasi dan analisis kuantitatif senyawa fenol Harborne 1987. Beberapa ribu senyawa fenol di alam telah diketahui strukturnya.
Flavonoid merupakan golongan terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid dan kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah besar. Beberapa
bahan polimer penting dalam tumbuhan adalah lignin, melanin dan tanin yang merupakan golongan polifenol. Grup yang paling penting dari senyawa fenolik
adalah senyawa flavonoid. Flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan Harborne 1987.
Salah satu jenis antioksidan dalam bahan pangan adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik terbukti sebagai sumber antioksidan yang efektif, penahan
radikal bebas, dan pengkelat ion-ion logam. Aktivitas antioksidan senyawa fenolik berhubungan dengan senyawa fenol Meskin et al. 2002. Aktivitas
antioksidan senyawa fenol dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya agen pengkelat, pH di lingkungan sekitar, kelarutan, ketersediaan senyawa fenol dalam
suatu bahan, dan stabilitas senyawa fenol Tang 1991. Penelitian ini menggunakan metode Follin-Ciocalteu untuk mengukur
total fenol yang terdapat dalam ekstrak S. polycystum. Dalam metode ini, terjadi reaksi yang melibatkan oksidasi gugus fenolik ROH dengan campuran asam
fosfotungstat dan asam molibdat dalam reagen, menjadi bentuk quinoid R ═O.
Reduksi reagen Follin-Ciocalteu ini menghasilkan warna biru sesuai dengan kadar fenol total yang bereaksi. Asam galat digunakan sebagai standar
pengukuran dikarenakan asam galat merupakan senyawa polifenol yang terdapat dihampir semua tanaman. Kandungan fenol asam organik ini bersifat murni dan
stabil Kusumaningati 2009. Data total fenol ekstrak S. polycystum dalam berbagai pelarut disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Total fenol ekstrak S. polycystum dalam berbagai pelarut Gambar di atas menunjukkan bahwa pelarut yang berbeda menghasilkan
nilai total fenol yang berbeda. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol menghasilkan total kandungan fenol tertinggi yaitu sebesar 35,37 mg GAE100 g
sampel yang diikuti dengan pelarut etil asetat yaitu sebesar 18,00 mg GAE100 g sampel. Ekstrak dengan pelarut n-heksana menghasilkan total kandungan fenol
terendah yaitu sebesar 3,08 mg GAE100 g sampel. Pelarut metanol dan etil asetat menghasilkan total fenol yang relatif tinggi dibandingkan dengan pelarut
n-heksana. Hal ini diduga karena adanya kandungan flavonoid yang terikat pada glukosa yang dapat larut pada pelarut polar.
Pengujian total fenol sangat tergantung pada struktur kimianya. Senyawa fenol yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang banyak atau dalam kondisi
bebas akan menghasilkan kadar total fenol yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak kasar metanol memiliki gugus fungsi hidroksil yang relatif tinggi
dibandingkan dengan kedua pelarut lainnya. Hosokawa 2006 dalam Gupta et al. 2011 menyatakan bahwa, serangkaian senyawa fenol seperti
katesin, flavonoid dan flavonoid glikosida telah diidentifikasi dari ekstrak metanol
35,37
18,00
3,08 5
10 15
20 25
30 35
40
metanol etil asetat
n-heksana
T ot
al F
en ol
m g G
A E
100 gs
am p
el
Pelarut
alga merah dan cokelat dan ditemukan memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba.
4.5 Aktivitas Antioksidan S. polycystum dengan Metode DPPH