Uji aktivitas antimikroba Metode Penelitian .1 Pengambilan, preparasi dan ekstraksi bahan baku

Uji aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan kemampuan sampel yang digunakan dalam mereduksi radikal bebas stabil DPPH. Sebanyak 1 mg ekstrak kasar dan Vitamin C sebagai kontrol positif ditimbang dan kemudian ditambahkan dengan etanol dengan perbandingan 1:1000. Selanjutnya 1,3 mg DPPH diencerkan dengan 25 mL etanol. Sebanyak 1 µL etanol diisikan ke dalam microplate yang telah disiapkan. Setelah itu dilakukan pengisian ekstrak dengan beberapa konsentrasi dan penambahan larutan DPPH. Campuran dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu 37 o Persentase penghambat aktivitas radikal bebas diperoleh dari nilai absorben sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara konsentrasi sampel dan persentase penghambat aktivitas radikal bebas. Nilai konsentrasi penghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50 IC C selama 30 menit. Serapan yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 517 nm. 50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi. Nilai IC 50 diperoleh dengan memasukkan Y=50 serta nilai A dan B yang telah diketahui. Nilai x sebagai IC 50 dapat dihitung dengan persamaan. Aktivitas antioksidan dari masing-masing sampel dan antioksidan pembanding vitamin C dinyatakan dengan persen inhibisi yang dihitung dengan rumus berikut: Y= A+B Lnx Keterangan: Y= persen inhibisi A = slope B = intercept x = konsentrasi sampel

3.3.5 Uji aktivitas antimikroba

Uji aktivitas antimikroba dilakukan terhadap ekstrak S. polycystum. Uji ini meliputi persiapan media padat TSA, persiapan media cair NB, persiapan suspensi mikroba, persiapan media padat MHA, prosedur uji aktivitas antimikroba dengan berbagai konsentrasi dan pengukuran zona hambat. Mikroba uji yang digunakan adalah E. coli dan S. aureus, B. subtilis dan C. maltosa. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar. a Persiapan media padat TSA Penyegaran mikroba uji, yaitu E. coli dan S. aureus, B. subtilis dan C. maltosa dilakukan pada media Trypticase Soy Agar TSA. Media TSA dibuat dengan melarutkan sebanyak 8 gram media TSA bubuk dalam akuades hingga volume 200 mL, lalu dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih. Sebanyak 9 mL TSA dipipet dalam tabung reaksi dan masing-masing tabung ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Media lalu disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 o b Persiapan media cair NB C selama 15 menit. Setelah itu media dimiringkan sekitar 45 derajat dan dibiarkan hingga membeku. Setelah membeku media selanjutnya disimpan dalam refrigerator . Media Nutrient Broth NB dibuat dari 2,6 gram media NB bubuk yang dilarutkan dalam akuades hingga volume 200 mL, selanjutnya dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih. Sebanyak 9 mL NB dipipet ke dalam tabung reaksi dan masing-masing tabung ditutup menggunakan kapas dan aluminium foil. Sebelum digunakan, media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 o c Persiapan suspensi mikroba C selama 15 menit. Setelah itu media didinginkan ditempat yang steril pada suhu ruang. Sebanyak 1 ose mikroba uji digoreskan pada media TSA dengan pola zig-zag secara aseptik, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Setelah itu 1-2 ose bakteri uji dari media TSA dimasukkan ke dalam media NB yang telah dingin secara aseptik. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Optical Density OD 600 nm d Persiapan media padat MHA dihitung menggunakan spektrofotometer untuk menentukan fase hidup bakteri yang digunakan. Nilai OD bakteri setelah inkubasi selama 12-18 jam tiap mikroba berbeda yaitu E. coli 0,607 nm, S. aureus 0,808 nm, B. subtilis 0,540 nm, dan C. maltosa 0,663 nm. Media padat yang digunakan untuk pengujian aktivitas antimikroba adalah media Mueller Hinton Agar MHA. MHA dibuat dengan melarutkan 7,6 gram media MHA bubuk dalam akuades hingga volume 200 mL, kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih. Larutan dipipet 15 mL, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan masing-masing tabung ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Sebelum digunakan, media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 o e Uji aktivitas antimikroba modifikasi Darusman et a.l 1995 C selama 15 menit. Media didinginkan pada suhu ruang sampai agar membeku. Setelah membeku, media disimpan dalam refrigerator. Media MHA cair sebanyak 15 mL ditambah dengan 20 µL mikroba uji yang telah diukur OD-nya Optical Density antara 0,5-0,8 pada panjang gelombang 600 nm. Media yang telah ditambah dengan mikroba uji dihomogenkan dengan vorteks, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan digoyangkan membentuk angka delapan agar menyebar secara merata. Media agar tersebut didiamkan pada suhu ruang selama 15 menit atau sampai agar membeku. Dalam uji aktivitas antimikroba, setiap sumur diberi ekstrak S. polycystum sebanyak 20 µL dengan konsentrasi 2 mgmL, 1 mgmL dan 0,5 mgmL. Sumur juga diisi dengan kloramfenikol sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 2 mgmL dan pelarut ekstrak sebagai kontrol negatif. Setelah seluruh ekstrak pada sumur dimasukkan dalam cawan petri yang telah berisi agar dan mikroba kemudian cawan petri dilapisi dengan plastik wrapping untuk menghindari kontaminasi dan disimpan dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 37 o f Pengukuran zona hambat C selama 18-20 jam. Aktivitas antimikroba dapat dilihat dengan mengamati zona hambat yang terbentuk di sekitar sumur. Diagram alir uji aktivitas antimikroba disajikan pada Gambar 4. Aktivitas antimikroba dinyatakan positif apabila terbentuk zona hambatan berupa zona bening di sekeliling sumur dan aktivitas antimikroba dinyatakan negatif apabila tidak terbentuk zona bening. Diameter zona hambat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Zona hambat = A – B Keterangan : A = Diameter zona hambat yang terbentuk mm B = Diameter sumur mm Gambar 4 Tahapan uji aktivitas antimikroba ekstrak S. polycystum modifikasi Darusman et al.1995 Pengamatan dan pengukuran zona bening Zona bening Inkubasi pada suhu 37 o C selama 18-20 jam dalam posisi terbalik Pemberian 20 µL ekstrak pada sumur dengan konsentrasi 2 mgmL, 1 mgmL dan 0,5 mgmL serta kontrol positif dan kontrol negatif Pembuatan sumur dalam media agar Pendinginan selama 15 menit atau sampai agar membeku Penuangan agar ke dalam cawan petri steril homogenisasi dengan vorteks Inokulasi mikroba 20 µL dalam 20 mL media MHA Mikroba uji

3.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

1 75 100

Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik

3 72 68

Aplikasi Kompos Ganggang Cokelat (Sargassum polycystum) Diperkaya Dengan Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap Sifat Kimia Inseptisol dan Tanaman Jagung

0 66 61

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.A. Agardh) Menggunakan Metode Betakaroten Asam Linoleat

8 85 103

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Sargassum polycystum C. Agardh

1 61 83

INDEKS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum aquifolium)

0 2 6

Formulai dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode DPPH (1,1 Dipenil-2 PicrilHidrazil).

1 17 93

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBA FRAKSI POLAR EKSTRAK KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L).

1 9 19

Aktivitas Antioksidan dan Tingkat Penerimaan Konsumen pada Minuman Instan yang Diperkaya dengan Ekstrak Sargassum polycystum | Husni | Agritech 9320 17300 1 PB

0 1 9

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Cokelat (Sargassum polycystum) | Cahyaningrum | Agritech 12857 25797 1 PB

0 0 8