Histologi ginjal ikan bandeng selama periode kemunduran mutu

membrannya. Sel akan mengeluarkan materi sel keluar dan kemudian akan terjadi kematian sel nekrosis. Fase busuk merupakan fase akhir dari kemunduran mutu pada ikan dimana ikan tidak dapat dikonsumsi. Hasil sajian histologis hati pada fase busuk Gambar 18-panah menunjukkan bahwa terdapat ruang-ruang kosong yang disebabkan adanya degradasi lemak. Sel-sel hati juga telah mengalami nekrosis total Gambar 18-lingkaran a dimana bagian-bagian sel sudah tidak bisa dibedakan satu sama lain. Proses ini dapat disebabkan oleh bakteri maupun aktivitas enzim dalam tubuhnya Price dan Wilson 2006. Pada fase ini juga diduga terdapat bakteri pembusuk Gambar 19-lingkaran b. Koloni bakteri berbentuk kokus dan berwarna ungu pekat.

4.3.2 Histologi ginjal ikan bandeng selama periode kemunduran mutu

Ginjal adalah organ vital tubuh yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Hal ini membantu dalam mempertahankan voleme dan pH darah dan cairan tubuh Mohamed 2009. Ginjal juga akan mengalami perubahan mikrostruktur selama periode kemunduran mutu. Mikrostruktur ginjal ikan bandeng pada fase kemunduran mutu selama penyimpanan suhu chilling disajikan pada Gambar 20-23. Gambar 20 Penampang melintang ginjal ikan bandeng fase prerigor perbesaran 100x HE; jaringan haemopoeitic lingkaran a, glomerulus lingkaran b, tubulus distal lingkaran c, tubulus proksimal lingkaran d. a b c d Gambar 21 Penampang melintang ginjal ikan bandeng fase rigormortis perbesaran 100x HE; jaringan haemopoeitic lingkaran a, glomerulus lingkaran b, tubulus distal lingkaran c, tubulus proksimal lingkaran d. Gambar 22 Penampang melintang ginjal ikan bandeng fase postrigor perbesaran 100x HE; jaringan haemopoeitic mulai berkurang lingkaran a, terjadi nekrosis lingkaran b, tubulus distal lingkaran c, tubulus proksimal lingkaran d. a d b c a d b c Gambar 23 Penampang melintang ginjal ikan bandeng fase busuk perbesaran 200x HE, nekrosis lingkaran a; bakteri pembusuk lingkaran b. Gambar 24 Bakteri pembusuk pada fase busuk ginjal ikan bandeng perbesaran 1000x HE; koloni bakteri berbentuk basil atau batang panah. Ginjal normal terbentuk dari nefron, yang terdiri dari satu buah badan malpighi dan tubulus ginjal, serta jaringan haemopoetic di antara struktur Mahmoud dan Salahy 2003. Hasil sajian histologis ginjal fase prerigor menunjukkan bahwa ginjal terdiri dari glomerulus Gambar 20, lingkaran b, a b b tubulus proksimal Gambar 20, lingkaran d, dan tubulus distal Gambar 20, lingkaran c. Selain itu, juga terdapat jaringan haemopoeitic Gambar 20, lingkaran a. Glomerulus berbentuk bulat yang terdiri dari pusatan sel mesengial kompak yang dikelilingi oleh kapiler gromelurus. Tubulus proksimal terdiri dari belitan sel epitel kuboid dengan inti basal dan dibatasi luminal pada permukaan. Tubulus distal terdiri dari belitan sel epitel kuboid. Jumlah tubulus distal dalam ginjal hanya sepertiga dari total tubulus Khare et al. 2008. Hasil sajian histologis ginjal pada fase rigormortis menunjukkan bahwa mulai terjadi kerusakan bangunan sel pada tubulus distal Gambar 21, lingkaran c, dimana sel-sel epitel mulai tampak tidak utuh. Hal ini diduga akibat dari aktivitas enzim protease yang merusak protein sehingga menyebabkan gangguan pada sel epitel. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada tubulus Gambar 21, lingkaran d. Menurut Takashima dan Hibiya 1995, perubahan pada ginjal seperti degenerasi tubulus pembengkakan dan perubahan sel bisa disebabkan karena ikan hidup dalam air yang terkontaminasi. Dugaan alasan tersebut bisa dipertimbangkan karena ikan bandeng yang dijadikan sampel pada penelitian ini diambil dari daerah dimana airnya berasal dari sungai yang mengalir dari sepanjang kawasan industri Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Hasil sajian histologi ginjal pada fase postrigor menunjukkan bahwa terjadi pengurangan jaringan haemopoeitic Gambar 22, lingkaran a. Menurut Khare et al. 2008, jaringan haemopoeitic mengalami pengurangan dan digantikan oleh jaringan serat periglomerular dan peritubular. Selain itu, pada fase ini ginjal mengalami nekrosis Gambar 22, lingkaran b. Hal ini diduga disebabkan karena aktivitas enzim endogenous yang ada di dalam tubuh ikan. Degradasi protein dapat disebabkan oleh enzim protease menyebabkan penurunan kekohesifisan suatu jaringan Yang dan Lin 2005. Hasil sajian histologis ginjal pada fase busuk menunjukkan bahwa jaringan tidak terlihat lagi Gambar 23-lingkaran a. Bangunan sel telah mengalami kerusakan dan menghilang, serta terjadi nekrosis. Bakteri pembusuk juga ditemukan pada fase busuk ginjal Gambar 23-lingkaran b. Ringkasan perubahan histologi selama post mortem pada organ jeroan usus, hati, dan ginjal disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Ringkasan perubahan histologi jeroan ikan bandeng Fase Organ Post mortem Usus Hati Ginjal Pre rigor Lapisan jaringan usus masih kompak, utuh, dan jelas Sel hepatosit masih tampak utuh dan jelas, Sitoplasma hepatosit kadang-kadang penuh dengan tetesan lemak berupa ruang kosong yang tidak terwarnakan oleh pewarna HE, Glomerulus, tubulus distal, dan tubulus proksimal masih tampak utuh dan jelas,jaringan haemopoeitic tersebar luas Rigor mortis Jaringan epitel pada vili mulai terputus Sel hepatosit merenggang dan bentuknya tidak beraturan, inti sel menyusut piknosis Sel-sel epitel pada tubulus distal mulai mengalami kerusakan Post rigor Sel mengalami degenerasi, lapisan usus tersusun tidak rapi Inti sel masih ada tetapi bangunan sel mulai hilang piknosis Jaringan haemopoeitic mengalami pengurangan, dan terjadi nekrosis sel Fase busuk Nekrosis total dan terdapat bakteri pembusuk Nekrosis total dan terdapat bakteri pembusuk Nekrosis total dan terdapat bakteri pembusuk 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Jeroan ikan bandeng mengandung protein sebesar 8,75; lemak 9,69; abu 1,18; air 66,77; dan karbohidrat sebesar 13,61. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase prerigor jeroan ikan bandeng terjadi sesaat setelah ikan mati jam ke-0 penyimpanan, rigormortis terjadi pada penyimpanan jam ke-80, postrigor terjadi pada penyimpanan jam ke-228, dan fase busuk terjadi pada jam ke-396 penyimpanan. Selama penyimpanan dalam suhu chilling jeroan ikan bandeng yang meliputi usus, hati, dan ginjal mengalami perubahan secara histologi. Perubahan belum terlihat pada fase prerigor, pada fase ini struktur jaringan masih tersusun teratur. Pada fase rigormortis mulai terjadi kerusakan pada jaringan mulai terjadi nekrosis, dan pada postrigor terjadi piknosis, dimana inti sel masih ada tetapi bangunan selnya sudah rusak. Selain itu, bagian-bagian jaringan sudah tidak bisa dibedakan pada fase ini. Fase busuk merupakan fase terakhir dari postmortem, pada fase ini baik organ usus, hati maupun ginjal sudah tidak bisa dibedakan lagi susunan jaringannya. Perubahan yang terjadi pada fase ini disebut nekrosis total. Pada fase busuk organ hati, usus, dan ginjal diduga ditemukan bakteri pembusuk yang berwarna ungu pekat.

5.2 Saran