Uji organoleptik Analisis proksimat

3.3.1 Uji organoleptik

Pengujian organoleptik dilakukan menggunakan scoresheet berdasarkan dinding perut dan jeroan ikan segar Laporan Penelitian Lembaga Teknologi Perikanan, No. 2 1973 diacu dalam Ilyas 1983 Lampiran 1. Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian kesegaran ikan yang bersifat subjektif dengan menggunakan indera yang ditujukan pada mata, insang, lendir permukaan badan, daging, bau, tekstur, dan isi perut jeroan sampel ikan. Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh panelis untuk uji organoleptik SNI 01-2346-2006, antara lain tertarik dan mau berpartisipasi dalam uji organoleptik, terampil dan konsisten dalam mengambil keputusan, siap sedia pada saat dibutuhkan dalam pengujian, tidak menolak contoh yang akan diuji, berbadan sehat, bebas dari penyakit THT dan tidak buta warna psikologis, tidak sedang merokok, serta jumlah panelis minimum untuk satu kali pengujian adalah 15 orang panelis semi terlatih. Data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis kesegaran ikan dengan kriteria : Segar : nilai organoleptik berkisar 7-9 Agak segar : nilai organoleptik berkisar 5-6 Tidak segar : nilai organoleptik berkisar 1-3

3.3.2 Analisis proksimat

Analisis proksimat merupakan metode analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi pada suatu bahan. Analisis proksimat terhadap jeroan ikan bandeng meliputi penentuan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat by difference. Prosedur uji proksimat adalah sebagai berikut: 1 Analisis kadar air AOAC 2005 Tahap pertama yang dilakukan pada analisis kadar air adalah mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 102-105 o C selama 30 menit. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang lebih 40 menit hingga dingin kemudian ditimbang sampai beratnya konstan. Sampel sebesar 5 gram kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan. Cawan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150 o C selama 8 jam hingga diperoleh bobot konstan. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang. Perhitungan kadar air jeroan ikan bandeng ditentukan dengan rumus : Keterangan : A = Berat cawan kosong gram B = Berat cawan yang diisi sampel gram C = Berat cawan dengan sampel yang sudah dikeringkan gram 2 Analisis kadar abu AOAC 2005 Cawan abu porselen dibersihkan dan dikeringkan di dalam oven bersuhu 105 o C selama 30 menit. Cawan abu tersebut kemudian dimasukkan ke dalam desikator 30 menit dan ditimbang. Sampel sebesar 5 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan abu porselen. Selanjutnya dibakar di atas kompor listrik sampai tidak berasap dan dimasukkan ke dalam tanur pengabuan 600 o C selama 7 jam. Cawan dimasukkan ke dalam desikator dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang. Perhitungan kadar abu jeroan ikan bandeng ditentukan dengan rumus : Keterangan : A = Berat cawan abu porselen kosong gram B = Berat cawan abu porselen dengan sampel gram C = Berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan gram 3 Analisis kadar lemak AOAC 2005 Sampel sebesar 5 gram W1 dimasukkan ke dalam kertas saring dan selongsong lemak, kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W2 dan disambungkan dengan perangkat soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor perangkat soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak kemudian dipasang pada perangkat soxhlet lalu dipanaskan pada suhu 40 o C menggunakan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada di dalam labu lemak didestilasi hingga semuanya menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak. Selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W3. Perhitungan kadar lemak jeroan ikan bandeng ditentukan dengan rumus : Keterangan : W1 = Berat sampel gram W2 = Berat labu lemak tanpa lemak gram W3 = Berat labu lemak dengan lemak gram 4 Analisis kadar protein AOAC 2005 Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari destruksi, destilasi dan titrasi. a Tahap destruksi Jeroan ikan bandeng ditimbang sebesar 1 gram kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam tabung kjeldahl. Sebanyak 0,25 gram selenium dan 3 ml H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam tabung tersebut. Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Proses destruksi dilakukan sampai larutan berwarna bening . b Tahap destilasi Isi labu dituangkan ke dalam labu destilasi lalu ditambahkan akuades 50 ml, air bilasan juga dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung tabung kondensor ditampung dalam erlenmeyer 10 ml berisi larutan H 3 BO 3 dan 2 tetes indikator cairan methyl red dan bromo cresol green yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh 10 ml destilat dan berwarna hijau kebiruan. c Tahap titrasi Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan erlenmeyer berubah menjadi merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Perhitungan kadar protein jeroan ikan bandeng ditentukan dengan rumus : 5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2005 Kadar karbohidrat ditentukan dengan cara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein. Perhitungan kadar karbohidrat jeroan ikan bandeng ditentukan dengan rumus : Karbohidrat = 100 - kadar air - kadar abu - kadar protein - kadar lemak

3.3.3 Pembuatan preparat