Biologi Umum Tikus Putih

Pada kelompok lignan, fitoestrogen akan diabsorbsi sebagai metabolit prekursor dalam bentuk secoisolariciresinol dan matairesinol yang terdapat pada lapisan aleuronik yang letaknya dekat dengan lapisan fiber pada biji. Kedua prekursor ini akan berubah bentuk menjadi bentuk difenol yaitu enterodiol dan enterolacton setelah mengalami proses fermentasi oleh mikroflora di kolon. Enterodiol dan enterolacton memiliki struktur yang mirip dengan estradiol. Senyawa ini akan diekskresikan melalui urin setelah mengalami proses absorbsi sebelumnya Rishi 2002. Senyawa coumestan akan mengalami proses metabolisme di hati menjadi senyawa yang lebih aktif melalui proses demetilasi. Senyawa ini juga akan didegradasi menjadi senyawa yang bersifat asam sederhana dan fenil Kaushik-Basu et al. 2008.

2.7. Biologi Umum Tikus Putih

Hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah semua jenis hewan dengan persyaratan tertentu untuk dipergunakan sebagai salah satu sarana dalam berbagai percobaan penelitian dan kedokteran Sulaksono et al. 1986. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo 1988, hewan percobaan ialah setiap hewan yang dipelihara secara intensif di laboratorium. Hewan percobaan harus memenuhi persyaratan genetik atau keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaan, serta memperlihatkan reaksi biologis sesuai yang dikehendaki Subahagio et al. 1997. Tikus putih merupakan salah satu hewan percobaan yang paling banyak digunakan dalam penelitian. Berikut adalah klasifikasi taksonomi tikus putih Rattus norvegicus menurut Suckow et al.2006: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Subordo : Myomorpha Family : Muridae Superfamiliy : Muroidea Subfamiliy : Murinae Genus : Rattus Spesies : Rattus norvegicus Tikus putih atau tikus laboratorium merupakan hewan yang semarga dengan tikus liar. Nama ilmiah tikus laboratorium ialah Rattus norvegicus, sedangkan nama ilmiah tikus liar adalah Rattus rattus. Secara umum, tikus laboratorium Rattus norvegicus termasuk ke dalam tikus yang memiliki ukuran tubuh medium, memiliki rambut yang tidak terlalu banyak dan memiliki ekor bersisik yang panjangnya lebih pendek dibandingkan panjang badannya. Rambut hewan ini sedikit kasar dan berwarna abu-abu di bagian dorsal serta berwarna putih kekuningan di bagian ventral Schwartz Reeder 2001. Tikus ini memiliki moncong yang panjang, memiliki mata yang kecil, telinga dan ekor yang tak berambut. Tikus ini memiliki 4 jari yang berkuku dan ukurannya tidak terlalu besar Verts Carraway 1998. Menurut Malole dan Pramono 1989, terdapat beberapa galur atau varietas tikus yang memiliki kekhususan tertentu antara lain galur Sprague Dawley , Wistar dan galur Long Evans. Tikus galur Sprague Dawley memiliki ciri-ciri albino putih, berkepala kecil dengan ekor yang lebih panjang daripada badannya. Tikus galur Wistar memiliki ciri-ciri bentuk kepala lebih besar dengan ekor yang lebih pendek sedangkan galur Long Evans memiliki ciri badan berukuran lebih kecil dari tikus putih, berwarna hitam pada bagian kepala dan tubuh bagian depan. Tikus putih Rattus norvegicus galur Sprague Dawley merupakan tikus yang paling sering digunakan untuk percobaan. Tikus ini memiliki temperamen yang tenang sehingga mudah dalam penanganan. Rata-rata ukuran berat badan tikus Sprague Dawley adalah 10.5 gram. Berat badan dewasa adalah 250-300 gram untuk betina, dan 450-520 gram untuk jantan. Tikus ini jarang hidup lebih dari 3 tahun Smith Mangkoewidjojo 1988. Tingkah laku tikus sangat dipengaruhi oleh ukuran dan tipe kandang serta kondisi lingkungan sekitar. Tikus mempunyai kebiasaan berlari, berdiri dengan kedua kaki belakang, melompat serta memanjat. Tikus jantan lebih agresif dibandingkan tikus betina serta dapat menggigit untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Tikus juga dapat memakan segala macam makanan omnivora dan beraktivitas pada malam hari nokturnal serta melakukan perkawinan sepanjang tahun Wagner Harkness 1989. Menurut Hrapkiewicz dan Medina 1998, tikus dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik melalui pemberian pakan standar komersial yang mengandung setidaknya 20-25 protein dan 4 lemak. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh tergantung pada efisiensi makanan yang diberikan dan juga sangat dipengaruhi oleh metabolisme basal tubuh tikus. Tikus memasuki masa pubertas pada 50-60 hari setelah kelahiran. Usia pubertas pada hewan betina ditandai dengan pembukaan liang vagina vaginal opening dan pada hewan jantan ditandai dengan adanya penurunan testis dari abdominal ke skrotum Smith Mangkoewidjojo 1988. Tikus memasuki usia dewasa kelamin dan siap untuk dikawinkan pada usia 65- 110 hari. Tikus betina memiliki masa produktifitas reproduksi antara 2.5-3 tahun dengan bobot badan antara 250-300 gram, sedangkan tikus jantan masa produktifitasnya antara 2.5-3.5 tahun dengan bobot badan 450-520 gram. Tikus merupakan hewan poliestrus yang memiliki siklus estrus yang lebih dari dua kali dalam setahun. Siklus estrus tikus pendek yaitu 4-5 hari dengan lama estrus 9-12 jam. Tikus betina yang sedang estrus memiliki sifat yang lebih agresif dan cenderung ingin kawin. Perkawinan antara tikus yang terjadi dalam waktu 24 jam dapat diketahui dengan melakukan ulas vagina dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan adanya sekresi cairan dari vagina dan adanya spermatozoa dalam usapan vagina tersebut Malole Pramono 1989. Masa kebuntingan tikus berkisar antara 21-23 hari dengan jumlah anak pada setiap kelahiran 6-12 ekor anak Hrapkiewicz Medina 1998. Anak tikus yang baru lahir memiliki bobot antara 5-6 gram. Anak tikus yang baru dilahirkan memiliki penampilan tanpa rambut, buta, kaki yang belum berkembang, ekor yang pendek serta lubang telinga masih tertutup. Anak tikus mulai memiliki rambut pada usia 7-10 hari, mata terbuka antara 7-14 hari, dan telinga terbuka antara usia 2.5-3.5 hari Fox 2002. Penentuan jenis kelamin anak tikus dilakukan melalui perbandingan celah anogenital dan ukuran tonjolan genital. Celah anogenital didapat dengan melakukan pengukuran jarak antara alat genital dengan anus. Celah anogenital yang lebih panjang dan tonjolan genital yang lebih besar merupakan ciri tikus jantan Gambar 4. Menurut Fox 2002, anak tikus mulai memakan makanan padat pada usia 2 minggu. Usia penyapihan tikus biasanya 21 hari. Gambar 4 Celah anogenital anak jantan kiri dan betina kanan usia 2 minggu A dan 6 minggu B Suckow et al. 2006.

2.8. Reproduksi Tikus Jantan