Analisis Statistik Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Fermentasi terhadap Kinerja Induk

4. Kadar Hormon Testosteron Kadar hormon testosteron diukur pada anak jantan usia 28 hari dan 42 hari. Pengukuran kadar testosteron ini dilakukan dengan menggunakan teknik RIA memakai kit komersial. Konsentrasi hormon testosteron yang terkandung dalam serum akan dibaca dengan menggunakan gamma counter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan ngml.

3.6. Analisis Statistik

Hasil parameter yang telah diukur dinyatakan dalam rataan ± simpangan baku. Perbedaan antar kelompok perlakuan diuji secara statistika melalui analisa sidik ragam ANOVA dengan pola rancangan acak lengkap, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95 α=0.05 Steel Torrie 1991. Kelompok A Kelompok B Kelompok C Keterangan: : Pemberian susu kedelai fermentasi pada induk. Gambar 6 Diagram bagan penelitian Partus Anak Tikus Jantan Induk Tikus Betina Tikus Jantan Tikus Betina Bunting 1 2 1112 2 11 15 21 28 42 hari Jumlah anak lahir BB Anak Celah Anogenital Sampling : a. BB anak b. Bobot Testis c. Kadar Testosteron d. Jumlah Sperma

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Fermentasi terhadap Kinerja Induk

Parameter yang digunakan untuk mengamati pengaruh pemberian susu kedelai fermentasi terhadap kinerja induk adalah lama kebuntingan, dan tingkat produksi anak yang meliputi jumlah anak sekelahiran dan rataan bobot badan lahir. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Rataan ±SD lama kebuntingan, jumlah anak sekelahiran dan rataan bobot badan lahir anak Parameter Kelompok P K A B C Lama Kebuntingan hari 21.0±0.00 21.0±0.00 21.00±0.00 21.00±0.00 tn Jumlah Anak Sekelahiran ekor 7.7±1.2 10.0±1.0 6.3±2.5 7.7±1.2 tn Rataan BB Lahir Anak gram 5.66±0.79 5.72±0.31 6.59±0.74 6.00±1.19 tn Keterangan: K adalah kelompok hewan yang tidak diberi susu kedelai fermentasi selama kebuntingan dan menyusui, A adalah kelompok hewan yang diberi susu kedelai fermentasi 4.99 grkg BBhari saat awal kebuntingan usia 2-11 hari, B adalah kelompok hewan yang diberi susu kedelai fermentasi 4.99 grkg BBhari saat akhir kebuntingan usia 12-21 hari, dan C adalah kelompok hewan yang diberi susu kedelai fermentasi 4.99 grkg BBhari saat laktasi usia 2-11 hari; tn=tidak nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian susu kedelai fermentasi yang mengandung fitoestrogen tidak memiliki pengaruh terhadap lamanya kebuntingan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 dimana setiap kelompok baik yang diberi perlakuan maupun tidak diberi perlakuan tidak memiliki perbedaan yang nyata atau memiliki lama kebuntingan yang sama. Menurut Hrapkiewicz dan Medina 1998, masa kebuntingan normal tikus berkisar 21-23 hari. Lama kebuntingan dipengaruhi oleh faktor induk, fetus, genetik dan lingkungan. Induk yang berumur muda akan memiliki masa kebuntingan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang berumur tua. Jumlah fetus yang banyak juga akan membuat kelahiran fetus semakin cepat Hafez Hafez 2000. Selain itu, genetik dan lingkungan juga akan mempengaruhi lamanya kebuntingan. Lingkungan yang memiliki temperatur yang hangat akan membuat waktu kelahiran semakin cepat Noakes et al. 2005. Pemberian fitoestrogen juga tidak mempengaruhi jumlah anak yang dilahirkan dan bobot anak sekelahiran. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 dimana kelompok yang diberi perlakuan maupun tidak diberi perlakuan tidak berbeda nyata. Seluruh kelompok memiliki jumlah anak dan bobot sekelahiran dalam rentang yang normal. Jumlah anak tikus yang dilahirkan setiap kelahiran biasanya 6-12 ekor anak Hrapkiewcz Medina 1998 dengan bobot badan antara 5-6 gram Fox 2002. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bobot badan lahir anak diantaranya adalah ras, bobot induk, jenis kelamin, cuaca dan iklim, dan nutrisi induk Noakes et al. 2005.

4.2. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Fermentasi terhadap Kinerja