Tinjauan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahan- permasalahan pertanian. Menurut Mubyarto 1989, ekonomi pertanian pertama kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nations. Ilmu ekonomi pertanian didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Cramer and Jensen 1994, mengemukakan bahwa ekonomi pertanian adalah pengaplikasian ilmu sosial yang menghadapkan bagaimana manusia memilih untuk menggunakan teknik ekonomi dengan kondisi sumberdaya yang semakin terbatas dan langka seperti lahan, tenaga kerja, kapital, dan manajemen untuk memproduksi makanan dan serat hingga untuk memproduksinya kepada masyarakat. Terjadinya permintaan kakao merupakan jumlah dari seluruh permintaan individual, karena masing-masing individu dihadapkan pada pilihan, seperti permintaan yang tidak terbatas dan adanya keterbatasan sumberdaya. Cramer and Jansen 1994, mengungkapkan bahwa dalam pasar terdapat pelaku pasar yang mengendalikan keadaan pasar, hal ini dinyatakan sebagai perilaku pasar. Perilaku pasar adalah pola tingkah laku para pelaku pasar dalam melakukan penyesuaian dengan struktur pasar yang dihadapi dapat berupa praktek- praktek penentu harga komoditi, seragamnya biaya pemasaran, praktek persaingan bukan harga seperti kolusi, pasar gelap, praktek-praktek tidak jujur dan 14 kebijaksanaan harga yang kurang mendorong perbaikan mutu. Keragaan pasar sangat ditentukan oleh struktur pasar dan perilaku pasar. Keragaan pasar dapat dilihat dari tingkat harga dan marjin pemasaran. Cramer and Jensen 1994 juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa jenis struktur pasar berdasarkan persaingan yang terjadi, yaitu: a Persaingan SempurnaPersaingan Murni Pure Competition. Pasar ini ditandai dengan banyaknya perusahaan dalam industri, produknya bersifat homogen, dan terdapat kebebasan perusahaan secara individu dalam masuk atau keluar industri. b Monopoli Murni Pure Monopoly. Pasar ini ditandai dengan hanya ada satu perusahaan dalam industri serta produk perusahaan yang bersifat diferensiasi. c Monopsoni Monopsony, yaitu pasar dengan satu pembeli yang menghadapi banyak penjual. d Pasar persaingan tidak sempurna Imperfect Competition. Beberapa struktur pasar yang termasuk di dalamnya, yaitu pasar yang terdiri atas dua penjual disebut duopoli dan pasar yang terdiri dari sejumlah kecil penjual lebih dari dua disebut oligopoli. Sebaliknya, situasi pasar dengan dua pembeli disebut duopsoni dan pasar dengan sejumlah kecil pembeli disebut oligopsoni. e Persaingan Monopolistis Monopolistic Competition. Pasar jenis ini merupakan suatu organisasi pasar yang terdiri dari banyak perusahaan yang menjual komoditi sangat serupa tetapi tidak identik. Tomek 1990 mengemukakan bahwa struktur pasar adalah berbagai aspek yang ada di pasar yang dapat mempengaruhi pelaku pasar, dimana pelaku pasar 15 terdiri dari produsen dan konsumen. Struktur pasar dibedakan menjadi empat kelompok. Adapun faktor-faktor dalam struktur pasar yaitu:

1. Banyaknya Penjual dan Pembeli

Penjual dan pembeli yang bertindak sebagai pelaku pasar akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang terjadi dalam sebuah pasar. Banyaknya penjual dan pembeli tentu akan mempengaruhi penentuan harga dan besarnya penguasaan pasar. Semakin sedikit jumlah penjual dalam suatu pasar maka penguasaan terhadap pasar semakin kuat dan cenderung monopoli.

2. Derajat Perbedaan Produk Homogen atau Terdiferensiasi

Kondisi produk dibagi menjadi dua jenis, yaitu: produk yang homogen dan heterogen. Perbedaan jenis produk dapat mempengaruhi perilaku produsen yang berada didalam pasar untuk bersaing. Perbedaan corak produk produk differentiation memberikan keluasan yang lebih besar bagi produsen guna mengatur strategi pasar. Produk yang memiliki ciri khusus atau unik biasanya cenderung digemari oleh konsumen tertentu. Melalui keunggulan produk tersebut pihak produsen memiliki kekuatan tambahan guna mengendalikan keadaan pasar sehingga mampu menjadi monopolis di wilayah-wilayah pasarnya sendiri. Konsumen dihadapkan pada pilihan produk yang terbatas. Dengan demikian, keadaan ini menciptakan kekuatan pasar bagi produsen yang bersangkutan sehingga produsen tersebut pada gilirannya akan mampu mengendalikan keadaan pasar. Sebaliknya bila produk yang ditawarkan produsen bersifat homogen maka hal ini menyebabkan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan untuk berbelanja. Konsumen dapat memilih pada konsumen mana saja sehingga hal tersebut memberikan alternatif yang terbatas bagi produsen dalam 16 membuat keputusan pasar. Dengan demikian pasar cenderung kompetitif dan produsen tidak dapat mengendalikan keadaan pasar guna menentukan harga dan output di dalam pasar yang secara semena-mena. Selanjutnya, harga dan output pasar akan tercipta melalui mekanisme pasar.

3. Hambatan Untuk Memasuki Pasar

Hambatan untuk memasuki sebuah pasar dapat dilihat dari mudah tidaknya suatu pesaing untuk masuk ke dalam suatu pasar. Hambatan untuk memasuki sebuah pasar dapat disebabkan oleh munculnya persaingan yang semakin ketat. Hambatan ini dapat dilihat dari mudah atau tidaknya pesaing-pesaing potensial untuk masuk ke pasar. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk dalam penelitian ini adalah dengan mengukur skala ekonomi yang dillihat melalui output perusahaan yang menguasai pasar.

4. Mudah atau Tidaknya Informasi yang Diperoleh

Adanya informasi yang tidak sempurna akan mempengaruhi kemampuan pasar untuk menetapkan harga keseimbanganekuilibrium. Pembuktian efisiensi dari harga persaingan mengasumsikan bahwa harga ekuilibrium ini diketahui oleh semua pelaku ekonomi. Jika beberapa pelaku ekonomi tidak memiliki informasi penuh tentang harga yang berlaku dan mutu produk tidak tersedia secara bebas, tangan tak terlihat Adam Smith tidak akan sangat efektif. Keputusan-keputusan yang tidak tepat yang didasari oleh informasi yang salah tentang harga atau mutu dapat menghasilkan alokasi yang tidak efisien. Pasar persaingan sempurna dicirikan dengan banyaknya jumlah penjual dan pembeli yang berada dalam pasar, jenis produk yang dipasarkan bersifat homogen, tidak ada hambatan untuk memasuki sebuah pasar bagi pesaing, dan informasi 17 mengenai pasar mudah untuk diperoleh. Sebaliknya, pada pasar monopoli hanya ada satu penjual dan berperan sebagai penentu harga, produk yang dipasarkan terdiferensiasi, hambatan yang sulit untuk memasuki sebuah pasar karena sudah ditentukan, seperti: modal teknologi, skala ekonomi, dan informasi mengenai pasar sangat sulit untuk diperoleh. Tidak jauh berbeda dengan pasar monopoli, pasar oligopoli juga hanya terdiri dari beberapa penjual, produk yang dipasarkan homogen maupun terdiferensiasi, ada hambatan yang cukup besar untuk memasuki sebuah pasar, dan sulit untuk memperoleh informasi mengenai pasar oligopoli. Sedangkan, pada pasar monopolistik hampir sama dengan pasar persaingan dimana banyak penjual dan pembeli dalam pasar, produk yang dipasarkan terdiferensiasi, tidak ada hambatan untuk masuk dan keluar pasar, dan mudah untuk memperoleh informasi. Gambar 2 Cenderung Perfect Competition Cenderung Monopoly Sumber: Agricultural Product Prices Tomek, 1990 Gambar 2. Klasifikasi Struktur Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Oligopoli Pasar Monopolistik Pasar Monopoli Banyak penjual pembeli Produk homogen Tidak ada hambatan masuk pasar Informasi mudah diperoleh Banyak penjual pembeli Produk terdiferensiasi Informasi mudah diperoleh Tidak ada hambatan masuk pasar Terdapat beberapa penjual Produk homogen terdiferensiasi Terdapat hambatan masuk pasar Informasi sulit untuk diperoleh satu penjual dan banyak pembeli Produk terdiferensiasi Besar hambatan masuk pasar Informasi sangat sulit diperoleh 18 Tomek 1990 mengungkapkan bahwa penetapan harga dan keuntungan yang terjadi pada pasar persaingan sempurna berasal dari jumlah permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sehingga terjadi harga keseimbangan pada titik equilibrium. Gambar 3 dan 4 P P S P P MR= MC= P D Q Q i. PPS pada pasar ii. PPS pada perusahaan Gambar 3. Penetapan Harga Pasar Persaingan Sempurna P MC AC P AVC AC Q Q Gambar 4. Keuntungan Pasar Persaingan Sempurna Menurut Nicholson 1999, penentuan harga pada pasar monopoli akan memaksimalkan laba dengan berproduksi di tingkat dimana pendapatan marginal sama dengan biaya marginal dan akan dijelaskan dalam gambar 5. P MC P AC MR D Q Q 19 Gambar 5. Penentuan Harga Pasar Monopoli Gambar selanjutnya menunjukkan bahwa Q akan menghasilkan harga sebesar P di pasar sehingga laba yang diperoleh pada perusahaan monopli adalah sebesar PEAC. Gambar 6 Harga, biaya MC P E AC C A MR D Keluaran per periode Q Gambar 6. Keuntungan Pasar Monopoli Penetapan harga pada pasar oligopoli terdiri dari empat model, yaitu: 1. Quasi-competitive model: mengasumsikan bahwa perilaku pengambilan keputusan harga oleh semua perusahaan harga diberlakukan tetap, dengan kata lain tindakan perusahaan dalam oligopoli tidak mempengaruhi harga pasar dan perusahaan lain. Perusahaan bertindak sebagai price taker. 2. Cartel model: mengasumsikan bahwa perusahaan-perusahaan yang ada dipasar bergabung membentuk kartel, dimana kartel bertindak sebagai monopoli. 3. Cournot model: mengasumsikan bahwa perusahaan menganggap tindakannya dapat mempengaruhi harga pasar, tetapi tidak berpengaruh pada tindakan perusahaan lain. 4. Conjectural variations model: mengasumsikan bahwa perusahaan dalam oligopoli menganggap bahwa tindakannya dapat mempengaruhi harga pasar dan tindakan perusahaan lain. Perusahaan sebagai price leader. 20 Penetapan harga pada pasar monopolistik yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini terjadi ketika kurva permintaan berpotongan dengan biaya rata-rata sehingga tidak mungkin memperoleh laba yang lebih. Perusahaan hanya dapat bertahan pada tingkat output dimana MR=MC. Gambar 7 P P MC AC MR D Q Q Gambar 7. Penetapan Harga Pasar Monopolistik Keuntungan maksimum pada pasar monopolistik dapat dilihat dari kurva permintaan yang terletak diatas kurva biaya rata-rata yang dijelaskan pada gambar 8. P MC P a AC c b MR D Q Q Gambar 8. Keuntungan Pasar Monopolistik Mubyarto 1989 mengemukakan bahwa dalam ekonomi pertanian terdapat tiga hal yang saling berkaitan yaitu: harga, permintaan, dan penawaran. Salah satu gejala ekonomi yang sangat penting yang berhubungan dengan perilaku petani baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen adalah harga. Harga merupakan ukuran nilai dari barang-barang dan jasa-jasa. Suatu barang memiliki harga karena 21 disebabkan oleh dua hal yaitu: barang itu berguna dan barang itu jumlahnya terbatas. Barang-barang yang berguna bagi manusia dan jumlahnya terbatas ini disebut barang-barang ekonomi.

2.1.1. Keseimbangan Pasar

Keseimbagan pasar terjadi karena adanya permintaan dan penawaran dalam suatu pasar. Permintaan adalah Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang konsumen karena peningkatan pendapatan riil akan tergantung dari efek substitusi dan efek pendapatannya. Penawaran dapat dilihat dari kurva penawaran agregat yang merupakan merupakan penjumlahan secara horizontal kurva penawaran individual di pasar. Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai kurva tempat kedudukan hubungan antara jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Mubyarto 1989 menyatakan bahwa inti dari teori permintaan dan penawaran adalah terjadinya harga keseimbangan sebagai akibat permainan bersama gaya-gaya permintaan dan penawaran. Teori keseimbangan ini akan dijelaskan dalam gambar 9 berikut. P S P D Q q Gambar 9. Harga Keseimbangan Antara Permintaan dan Penawaran 22 Kondisi keseimbangan yang terjadi di pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabila ada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan jumlah barang atau komoditas yang pada akhirnya akan mencapai keseimbangan baru.

2.1.2. Konsep Ekonomi Industri

Jaya 2001 menyatakan bahwa konsep-konsep industri sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Konsep ekonomi industri berkaitan erat dengan aspek ekonomi. Ekonomi industri merupakan seperangkat konsep dan analisis mengenai persaingan dan monopoli dengan berbagai macam pasar yang berada diantara keduanya. Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi yang membantu menjelaskan mengapa suatu pasar perlu diorganisir dan bagaimana pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar, perilaku, dan kinerja pasar. Hasibuan 1993 dalam Sari 2011 mengemukakan bahwa pengertian industri dapat dibedakan secara makro dan mikro. Secara mikro, pengertian industri adalah kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang- barang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Pengertian industri secara makro adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah, yakni semua produk barang maupun jasa. jadi dapat disimpulkan pengertian industri secara luas yaitu suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang terletak pada satu bangunan atau lokasi tertentu serta memiliki catatan administrasi 23 tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas resiko usaha tersebut.

2.2. Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar