23 tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang
bertanggungjawab atas resiko usaha tersebut.
2.2. Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar
Ekonomi industri menyebutkan bahwa para ahli ekonomi melakukan pendekatan-pendekatan untuk melihat hubungan keterkaitan antara struktur,
perilaku, dan kinerja pasar yang masing-masing pendekatan memiliki pola tersendiri di dalam mempelajari hubungan keterkaitan perilaku industri sehingga
mewarnai perbedaan dalam struktur analisis yang dilakukan, akan tetapi antara struktur, perilaku, dan kinerja pasar memiliki hubungan ketergantungan satu
dengan yang lainnya. Teori Structure, Conduct, Performance SCP ini menjelaskan bahwa kinerja suatu industri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh
struktur pasar. Struktur pasar structure dianggap akan mempengaruhi perilaku dan strategi perusahaan dalam suatu industri dan perilaku conduct akan
mempengaruhi kinerja performance, Paradigma SCP menyatakan bahwa
konsentrasi pasar yang tinggi akan membuat perusahaan lebih mudah untuk menguasai pasar dan menghasilkan keuntungan atau marjin yang tinggi, dimana
srtuktur pasar mempengaruhi profitabilitas secara positif.
2.2.1. Struktur Pasar
Struktur pasar menunjukkan karakteristik pasar, seperti elemen sejumlah pembeli dan pejual, keadaan produk, keadaan pengetahuan penjual dan pembeli,
serta keadaan rintanganhambatan pasar. Perbedaan pada elemen-elemen itu akan membedakan cara masing-masing pelaku pasar dalam industri berperilaku, yang
pada gilirannya akan menentukan perbedaan kinerja pasar yang terjadi. Keadaan
24 jumlah dan distribusi penjual dalam pasar mempengaruhi harga jual yang berlaku
dan output yang terdapat di dalam pasar. Pada struktur pasar persaingan sempurna ditandai oleh adanya sejumlah
besar penjual di dalam pasar dan masing-masing diantara mereka memiliki kekuatan pasar yang relatif sama. Sebagai akibatnya para pesaing pasar tidak
memiliki kekuatan pasar yang berguna untuk mengendalikan keadaan pasar, selanjutnya keadaan harga dan output pasar berjalan menurut mekanisme pasar.
Berbeda dengan kondisi pada pasar monopoli dimana jumlah penjual bersifat tunggal sehingga keadaan pasar dapat dikendalikan sepenuhnya oleh monopolis,
baik dari segi penentuan harga maupun jumlah output. Menurut Jaya 2001, elemen dalam struktur pasar terdiri dari: pangsa pasar, konsentrasi, dan hambatan.
1 Pangsa Pasar Market Share
Pangsa pasar menunjukkan besarnya persentase pendapatan perusahaan dari total pendapatan industri yang dapat diukur dari 0-100 persen. Semakin tinggi
pangsa pasar maka semakin tinggi pula kekuatan pasar yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang sangat dominan akan
menciptakan monopoli yang bersandar pada profit yang maksimal, hal sebaliknya juga jika pangsa pasar suatu perusahaan rendah maka persaingan yang tercipta yaitu
persaingan sempurnapersaingan efektif.
2 Konsentrasi Concentration
Konsentrasi atau pemusatan merupakan kombinasi pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan oligopolis dimana perusahaan tersebut menyadari adanya
saling ketergantungan. Kelompok perusahaan ini terdiri dari 2, 4, dan 8 perusahaan. Jaya 2001 mengungkapkan bahwa suatu hubungan yang positif antara keuntungan
25 dan tingkat konsentrasi ini adalah merupakan halangan masuk yang besar bagi
perusahaan baru karena dengan keuntungan yang diperoleh maka perusahaan- perusahaan yang ada dalam industri akan berusaha untuk meningkatkan
konsentrasinya.
3 Hambatan Masuk Pasar Barrier to Entry
Hambatan untuk memasuki sebuah pasar dapat dilihat dari mudah tidaknya suatu pesaing untuk masuk ke dalam suatu pasar. Hambatan untuk memasuki
sebuah pasar dapat disebabkan oleh munculnya persaingan yang semakin ketat. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk dalam penelitian ini
adalah dengan mengukur skala ekonomi yang dillihat melalui output perusahaan yang menguasai pasar. Nilai output tersebut kemudian dibagi dengan output total
industri. Data ini disebut dengan Minimum Efficiency Scale MES. Produsen yang efisien dalam berproduksi pada dasarnya memiliki kekuatan
alamiah untuk menghambat para pesaing potensial untuk memasuki pasar. Harga jual produk yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dapat diatur pihak
produsen yang mapan menurut selera yang diinginkan. Produsen yang mapan dapat menentukan tingkat harga dan output yang diinginkan untuk menentukan
keuntungan. Sebaliknya pada produsen yang memiliki keputusan yang lemah dalam memasuki pasar akan sulit menentukan tingkat harga dan output, hal ini pula yang
menyebabkan produsen lemah akan sering gagal melakukan penetrasi pasar dan menguasai keadaan pasar.
Jaya 2001 mengemukakan bahwa masuknya hambatan dalam mencakup segala sesuatu akan memungkinkan terjadinya kecepatan pesaing baru. Shepherd
1990 dalam Sari 2001, menyatakan bahwa hambatan terdiri dari dua jenis, yaitu
26 hambatan eksogen dan hambatn endogen. Hambatan eksogen merupakan hambatan
untuk masuk ke dalam suatu pasar yang berasal dari luar perusahaan, seperti: modal, skala ekonomi, diferensiasi produk, diferensiasi intensitas penelitian dan
pengembangan, investasi yang besar dan integritas vertikal. Sedangkan hambatan endogen dapat berupa kebijakan harga dari establish firm, strategi penguasaan
produksi, strategi penggunaan bahan baku, strategi pemasaran produk dan image dari loyalitas merek produk itu sendiri. Pada tabel 4 akan dipaparkan perbedaan
mendasar dari masing-masing struktur pasar.
Tabel 4. Perbedaan Pasar Berdasar Struktur Pasar
Tipe pasar Pangsa pasar
Produk Hambatan
Informasi
Persaingan sempurna
Pesaing 50 persen dan tidak satupun produsen yang dapat
menguasai pangsa pasar dan didalamnya banyak penjual
dan pembeli Homogen
Tidak ada Mudah
memperoleh informasi
Monopoli Menguasai
100 persen
pangsa pasar dan hanya ada satu penjual
Tidak memiliki
pengganti Sangat
sulit memasuki
pasar Sangat sulit
memperoleh informasi
Monopolistik Tidak satupun produsen yang
menguasi pangsa pasar 10 persen
dan didalamnya
banyak penjual Heterogen
Mudah untuk memasuki
pasar Mudah untuk
memperoleh informasi
Oligopoli Menguasai
pangsa pasar
sekitar 60
persen dan
terdapat beberapa penjual Homogen
dan heterogen
Sulit memasuki
pasar Sulit
memperoleh informasi
Sumber: Ekonomi Industri Jaya, 2001
2.2.2. Perilaku Pasar
Tindakan produsen dalam menjalankan suatu pasar memiliki ciri tersendiri untuk menjalankan usahanya dalam suatu pasar sehingga hal ini akan berpengaruh
pada perbedaan strategi yang dijalankan dalam melaksanakan penetrasi pasar. Menurut Teguh 2010, pasar yang berstruktrur oligopoli cenderung memiliki
perilaku kolusi, meskipun perilaku ini juga dapat terjadi pada pasar monopoli.
27 Setiap pesaing yang berada pada pasar oligopoli pada dasarnya memiliki dua
pilihan untuk berkolusi, yaitu menganut kolusi formal atau kolusi informal. Kolusi formal ditandai dengan adanya perjanjian-perjanjian yang bersifat mengikat.
Perjanjian ini dapat meliputi persetujuan harga, produksi, wilayah pasar dan lainnya yang sifatnya saling menguntungkan. Disamping itu pada persekutuan yang bersifat
formal diberlakukan pula ancaman-ancaman yang dikenakan kepada setiap anggota yang melakukan pelanggaran perjanjian yang telah disepakati.
Berbeda dengan kolusi informal, anggota yang tergabung dalam persekutuan ini tidak saling mengenal secara langsung satu dengan yang lainnya
secara tepat. Sebaliknya mereka akan bersekutu secara diam-diam guna menciptakan situasi yang aman bagi masing-masing pesaing yang terdapat di dalam
pasar. Teguh, 2010 Pemimpin pasar leader biasanya akan menentukan harga dan output
menurut pandangannya yang menguntungkan dan terhindar dari ancaman pemerintah dan persaingan pasar. Sebaliknya perusahaan-perusahaan kecil akan
mengikuti harga yang telah disepakati oleh pemimpin pasar. Perusahaan- perusahaan kecil bebas menentukan pilihan apakah akan mengikuti keputusan
pemimpin pasar atau menentukan harga jual sesuai keputusan sendiri, namun dengan konsekuensi yang diterima yaitu akan menghadapi ancaman kemungkinan
keluar dari pasar. Teguh, 2010
2.2.3. Kinerja Pasar
Teguh 2010 mengemukakan bahwa kinerja pasar merupakan hasil-hasil atau prestasi yang muncul di dalam pasar sebagai reaksi akibat terjadinya tindakan-
tindakan para pesaing pasar yang menjalankan berbagai strategi dan menguasai
28 kondisi pasar. Kinerja pasar dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti harga,
keuntungan, dan efisiensi. Harga sering dijadikan sebagai faktor terpenting dalam pembedaan kinerja
pasar yang bersaing sempurna dengan pasar yang tidak bersaing. Pada pasar persaingan sempurna harga jual yang terjadi di pasar cenderung lebih rendah karena
mengikuti gejolak pasar yang berlangsung dikarenakan di dalam pasar tidak ada satupun produsen yang dapat mengendalikan pasar. Sebaliknya pada pasar yang
tidak bersaing seperti monopoli harga jual di pasaran cenderung tinggi karena produsen monopolis memiliki kemampuan penuh guna mengendalikan pasar
sehingga monopolis dapat menentukan harga jual yang tinggi sesuai kehendaknya dibanding harga jual yang ditentukan oleh persaingan pasar sempurna.
Dalam hal keuntungan, pasar persaingan sempurna akan menerima keuntungan normal normal profit. Produsen umumnya berproduksi pada situasi
harga sama dengan biaya marjinal dan biaya rata-rata. Sebaliknya pada pasar monopoli, keuntungan yang diterima adalah super normal extra profit karena
produsen berproduksi pada tingkat harga diatas biaya rata-rata pada rentangan kurva biaya rata-rata yang sedang menurun. Dengan kata lain, monopolis sengaja
berproduksi pada situasi kapasitas produksi yang rendah sehingga keuntungan yang diperolah menjadi lebih tinggi. Akibat dari penentuan keuntungan ini akan
mempengaruhi efisiensi ekonomi.
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu