11 rumusan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi perumusan masala
dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana struktur industri kakao di Indonesia? 2.
Bagaimana perilaku industri kakao di Indonesia? 3.
Bagaimana kinerja industri kakao yang ada di Indonesia? 4.
Bagaimana hubungan struktur, perilaku, dan kinerja industri kakao, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja industri kakao di
Indonesia? Dari keempat rumusan masalah ini penulis berharap dapat mengetahui hasil
yang menjadi penelitian penulis sehingga dapat memperoleh dan menyajikan hasil yang tepat.
1.3. Tujuan Penelitian
Melihat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, yang akan dipaparkan dalam empat
poin yaitu: 1.
Mengetahui struktur industri kakao yang ada di Indonesia 2.
Mengetahui perilaku industri kakao yang ada di Indonesia 3.
Mengetahui kinerja industri kakao yang ada di Indonesia 4.
Mengetahui hubungan struktur, perilaku, dan kinerja industri kakao, serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja industri
kakao di Indonesia Secara singkat penelitian ini akan membahas tentang struktur, perilaku, dan
kinerja industri kakao yang ada di Indonesia sehingga pada akhirnya dapat memberi kebijakan yang paling tepat.
12
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, pelaku usahaindustri kakao, maupun stakeholder yang berpartisipasi di
dalamnya sehingga dapat mengambil kebijakan yang sesuai, maka diharapkan dari penelitian ini dapat :
1. Memberikan informasi mengenai persaingan kakao dari segi industri
melalui pendekatan struktur, perilaku, dan kinerja industri SCP. 2.
Membantu industri kakao dalam mengambil keputusan yang tepat dengan melihat aspek SCP.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai struktur, perilaku, dan kinerja industri kakao di Indonesia dengan data yang digunakan bersifat time series pada tahun
2000-2009 melalui pendekatan SCP. Dalam penelitian ini akan dibatasi dengan hasil olahan kakao menjadi cokelat, dalam arti penelitian ini lebih mengkerucutkan
pada cokelat. Data yang diperoleh untuk melanjutkan penelitian ini berasal dari kode industri KBLI 15314 yaitu industri pengupasan, pembersihan, dan
pengeringan kakao menjadi konsumsi cokelat. Adapun penelitian ini dilakukan untuk melihat bahwa kakao Indonesia juga bersaing didalam negeri. Disamping itu
penelitian mengenai SCP ini mampu melihat persaingan yang terjadi didalam industri dengan melihat bagaimana struktur dan perilakunya. Dan melalui kinerja
mampu melihat keuntungan yang diperoleh sehingga dapat memprediksi produksi cokelat
kedepannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan
untuk memecahkan permasalahan- permasalahan pertanian. Menurut Mubyarto 1989, ekonomi pertanian pertama
kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nations. Ilmu ekonomi pertanian didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi
umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Cramer and Jensen
1994, mengemukakan bahwa ekonomi pertanian adalah pengaplikasian ilmu sosial yang menghadapkan bagaimana manusia memilih untuk menggunakan teknik
ekonomi dengan kondisi sumberdaya yang semakin terbatas dan langka seperti lahan, tenaga kerja, kapital, dan manajemen untuk memproduksi makanan dan serat
hingga untuk memproduksinya kepada masyarakat. Terjadinya permintaan kakao merupakan jumlah dari seluruh permintaan individual, karena masing-masing
individu dihadapkan pada pilihan, seperti permintaan yang tidak terbatas dan adanya keterbatasan sumberdaya.
Cramer and Jansen 1994, mengungkapkan bahwa dalam pasar terdapat pelaku pasar yang mengendalikan keadaan pasar, hal ini dinyatakan sebagai
perilaku pasar. Perilaku pasar adalah pola tingkah laku para pelaku pasar dalam melakukan penyesuaian dengan struktur pasar yang dihadapi dapat berupa praktek-
praktek penentu harga komoditi, seragamnya biaya pemasaran, praktek persaingan bukan harga seperti kolusi, pasar gelap, praktek-praktek tidak jujur dan