11 e Pemonitoran monitoring
Monitoring adalah proses menaksir mutu kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
2. Kompetensi Auditor Internal
Menurut Nursalam dan Efendy 2008:51 kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berpenampilan superior di tempat kerja, atau pada situasi tertentu.
Kompetensi harus memiliki karakteristik motif, bawaan, pengetahuan akademik, dan ketrampilan.
Menurut Fuad dan Ahmad 2009:23-24 kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas. Kemampuan itu merujuk pada
beberapa karakteristik, baik yang bersifat dasar, perilaku, ketrampilan maupun pengetahuan dengan tingkat kemampuan level of proficiency yang dapat
berubah-ubah. Apabila seseorang sudah menguasai standar hingga tingkatan yang tinggi secara terus-menerus, maka dapat dikatakan orang tersebut orang
yang berkompetensi di bidang tugas tersebut. Menurut Parsons 2007:60 definisi kompetensi adalah kepemilikan
ketrampilan, pengetahuaan, kualifikasi atau kapasitas yang diperlukan. Kompetensi menjadi bagian penting dalam sebuah profesi, khususnya profesi
yang menyangkut dengan kepercayaan masyarakat.
12 Jadi dapat disimpulkan kompetensi auditor internal adalah kemampuan
auditor internal untuk dapat melaksanakan proses internal audit untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Menurut Sagara dan Jalil 2013:88 setidaknya ada 3 tiga kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang auditor internal, yakni:
a Memahami Sistem Akuntansi Pemahaman sistem akuntansi melibatkan pengetahuan tentang cara di
mana transaksi dihargai, diklasifikasikan, dicatat dan dirangkum dalam file data, jurnal atau buku besar
b Memahami Sistem Informasi Sistem informasi entitas dapat membuat berbagai dokumen, file dan
laporan yang berguna untuk mengelola organisasi, tetapi auditor perlu terutama untuk memahami orang
– output yang relevan dengan laporan keuangan.
c Memahami dokumentasi Auditor biasanya hanya akan mendokumentasikan lingkungan
pengendalian yang dia percaya relevan dengan audit laporan keuangan. Seorang auditor tidak perlu untuk mendokumentasikan prosedur yang
dilakukan untuk memperoleh pemahaman kecuali mereka juga membantu mengurangi tingkat risiko pengendalian.
Kemudian Kumaat 2011:25-26 mengatakan dengan beban yang harus dipikul oleh tim internal audit, maka suatu keharusan seorang auditor internal
memiliki kompetensi dasar basic competency yang sama mulai dari Head of
13 Departement hingga para pelaksana. Kompetensi dasar yang maksud sebagai
berikut: a Soft Competency
– Internal Auditir: Menentukan Sosok Yang Ideal Kepribadian atau karakter positif yang kuat sekarang ini diakui sebagai
penentu keberhasilan seseorang dalam meniti karier, lebih dari bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Sosok internal auditor yang
ideal harus memiliki keunikan tersendiri, yaitu perpaduan karakter yang jarang dijumpai pada posisiprofesi lain. Karakter positif yang dimaksud
adalah kepribadian atau watak yang terbentuk dari internalisasi penanaman nilai kebajikan seseorang dengan hal-hal kebaikan yang
dapat diterima secara universal umum dalam bentuk perilaku sehari- hari.
Selanjutnya, karena sifat pekerjaan auditor yang harus selalu berinteraksi dengan berbagai tipe manusia, bahkan memperngaruhi
orang lain, auditor mau tidak mau juga harus memiliki aura kepemimpinan yang memadai.
b Hard Competency – Internal Auditor: Menentukan Bobot Auditor
Meskipun soft competency memegang peranan penting, auditor juga dituntut memiliki tingkat berpikir, pengetahuan dan ketrampilan hard
competency di atas rata-rata, tepatnya sebuah kombinasi kompetensi yang terdiri dari Analytical Thingking, Multi-Dimensional Knowledge
dan Advisory Skills. Analytical Thingking berpikir analitis adalah pemahaman situasimasalah dengan menguraikan masalah tersebut
14 menjadi bagian-bagian kecil atau melacak implikasi dari situasi tersebut
secara bertahap. Multi-Dimensional Knowledge pengetahuan multi- dimensional adalah suatu keadaan dimana informasi yang dibutuhkan
untuk menghadapi keadaan tersebut, tidak hanya berasal dari satu sisi bidang pengetahuan. Advisory Skills adalah kemampuan yang diperlukan
untuk memberikan sarannasehat tanpa menimbulkan suatu konflik. Peningkatan kompetensi seorang auditor harus terus dilakukan seiring
dengan perkembangan jaman. Semakin tinggi kompetensi seorang auditor diharapkan menghasilkan rekomendasi yang semakin berkualitas.
Menurut Sawyer 2005:26 ada beberapa kriteria untuk menilai kualitas profesional auditor internal.
a Pelayanan kepada publik.
Auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Kode etik profesi ini
mensyaratkan anggota Institute of Internal Auditors IIA menghindari terlibat dari kegiatan ilegal. Auditor internal juga melayani publik
melalui hubungan kerja mereka dengan komite audit, dewan direksi dan badan pengelola lainnya
b Pelatihan khusus berjangka panjang.
Dalam beberapa kasus dan beberapa negara di dunia, departemen audit internal menerima orang yang memiliki pendidikan atau pelatihan yang
bervariasi. Hanya orang-orang yang menunjukan keahlian, lulus tes dan mendapatkan sertifikat yang dapat menyebut dirinya profesional.
15
c Mentaati kode etik.
Anggota IIA harus menaati kode etik IIA. Mereka harus menaati Standar.
d Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan. e Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian
praktik .
f Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat. g Lisensi oleh beberapa negara atau sertifikasi oleh dewan.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai sebuah hubungan – cara-cara
tiap individu memanfaatkan pengetahuan, keahlian dan perilaku dalam bekerja. Dimensi yang digunakan dalam kompetensi di penelitian ini adalah
pengetahuan dan kemampuan, karena peneliti menganggap dimensi tersebut cukup untuk menggambarkan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh
pengawas internal.
3. Dukungan Manajemen