Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peran aparat pengawasan intern semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan jaman. Berawal dari perannya sebagai internal check, saat ini aparat pengawasan intern diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menciptkana nilai tambah pada produk atau layanan organisasi. Pada sisi lain, perkembangan konsep pengelolaan organisasi juga berkembang pesar, seperti munculnya konsep strategic management, risk management, hingga perkembangan teknologi informasi yang pesat Spencer Pickett, 2009 dalam Warta Pengawasan, vol XIX No.4, 2012:9. Menurut Menteri Keuangan Martowardjojo 2012 peran aparat pengawan intern pemerintah APIP harus dapat memberikan jaminan bahwa seluruh proses akuntansi dan pelaporan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. APIP diharapkan dapat memberikan masukan dan bimbingan di unit operasional yang belum memahami tugas dan fungsi dalam melakukan proses akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut penting untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan . Menurut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar 2013 dari hasil pemeriksaan atas 37 laporan keuangan kementerianlembaga LKKL 2013 BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP terhadap 26 kementerianlembaga, 9 kementerianlembaga 2 yang mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian WDP dan 2 kementerianlembaga memperoleh Tidak Memberikan Pendapat TMP. Lebih lanjut Azwar 2013 mengatakan masih terdapatnya kementerianlembaga yang mendapat opini kurang memuaskan karena kurang efektifnya pengawasan internal. Sehingga kedepannya diharapkan efektivitas dari pengawas internal dapat ditingkatkan secara maksimal. Azwar 2013 mengingatkan bahwa reformasi birokrasi bertujuan mewujudkan pemerintahan yang berorientasi pada hasil yaitu fokus pada pencapaian kinerja tinggi. Selain itu, dalam mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatan kualitas aparat pemerintah, dalam hal dikhususkan peran dan fungsi pengawas internal. Pada semester I 2014, Badan Pemeriksa Keuangan BPK memeriksa pengelolaan keuangan negara tahun 2013 atas 86 LKKL termasuk Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara LKBUN. Dalam pemeriksaan 86 LKKL itu, BPK memberikan 64 opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP, 19 opini Wajar Dengan Pengecualian WDP dan 3 opini Tidak Memberikan Pendapat TMP. Menurut Ketua Badan Pemeriksa BPK, Azis 2014 laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah mengalami banyak kemajuan. Namun lanjut lagi, diantara kemajuan yang dihasilkan masih ada beberapa kementerian yang mengalami penurunan tingkat kualitas laporan keuangan, hal ini ditandai dengan penurunan kualitas opini yang diperoleh dari opini tahun sebelumnya. Diharapkan kedepannya semua dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan atau mempertahankan kualitas untuk opini yang sudah WTP, 3 untuk itu peran pengawas intern sangat penting guna mencapai efektivitas laporan keuangan. Berikut perkembangan opini LKKL 2009-2013. Tabel 1.1 Perkembangan Opini 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013 Wajar Tanpa Pengecualian WTP 42 50 61 62 65 Wajar Dengan Pengecualian WDP 24 25 17 22 19 Tidak Memberikan Pendapat TMP 7 2 2 3 2 Tidak Wajar TW - - - - - Jumlah Entitas Pelaporan 73 77 80 87 86 Tahun Opini Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2013 Menurut Menteri Keuangan, Chatib 2013 peran pengawasan kini tidak hanya untuk menemukan kesalahan maupun kecurangan yang terjadi di dalam entitas, namun kini pengawas lebih diharapkan mencegah terjadinya ketidaksesuaian di dalam entitas atau preventif action. Dengan hal tersebut diharapkan pengeluaran akan ketidakefektifan dapat dihilangkan paling tidak diminimalisir. Dengan demikian kehadiran pengawas intern yang dahulu lebih dikenal sebagai watch dog tidak perlu lagi dikhawatirkan, bahkan menjadi sahabat untuk saling bekerja sama. Lebih lanjut dengan semakin luasnya tanggung jawab pengawas internal diharapkan kompetensi yang dimiliki para pengawas juga dapat ditingkatkan, banyak cara untuk meningkatkan kompetensi, seperti pelatihan secara rutin yang berguna memperbanyak wawasan tentang pengendalian intern agar para pengawas semakin tajam dalam melihat kondisi organisasi. Dengan pelatihan rutin dan kegiatan peningkatan kompetensi pengawas internal, dinamika yang terjadi didalam organisasi akan selalu diikuti dengan peningkatan fungsi pengawasan. 4 Menurut Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali, Didik 2014 kompetensi dan profesionalisme pengawas internal perlu ditingkatkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan diklat. Lanjutnya hal ini dibutuhkan karena masih banyaknya auditor yang belum bersertifikasi sehingga efektivitas sistem pengendalian intern masih dirasa kurang efektif. Kemudian masalah selanjutnya dari kurangnya kompetensi yang dimiliki auditor internal adalah objektivitas. Menurut Alim dkk 2007 dalam Fadhi 2012:2 menyatakan kerjasama dengan objek pemeriksaan yang terlalu lama dan terulang bias menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan objek pemeriksaan selama penugasan dapat mempengaruhi objektivitas auditor, serta tidak mungkin auditor menjadi tidak jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan integritas auditor. Pengawas intern harus memiliki keyakinan bahwa roda organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya di tengah perubahan yang ada. Pengawas intern harus memiliki keyakinan bahwa tujuan akan tetap tercapai walaupun terjadi perubahan yang ekstrim. Oleh karena itu, menilai kesuksesan pengawas intern dari jumlah kesalahan yang ditemukan bukanlah hal yang relevan lagi. Kunci pengawas intern justru hadir ketika roda organisasi dapat berjalan baik di tengah gejolak dinamika kehidupan dimana organisasi berkecimpung. Kecapaian tujuan organisasi itulah yang menjadi ukuran kesuksesan pengawas intern, walaupun harus dilengkapi dengan variabel yaitu adanya kepercayaan pimpinan 5 pada pengawas internnya Warta Pengawasan, vol. XIX No.4, 2012:58. Adanya sinergi dengan pimpinan entitas menambah keyakinan pengawas atas rekomendasi yang akan diberikan. Dengan dukungan manajemen pula, dapat memperuncing keberhasilan akan tujuan pengawasan intern. Sinergi yang tepat dengan pemimpin akan memudahkan dan bahkan meningkatkan kinerja keduanya baik bagi pimpinan organisasi maupun bagi pengawas intern Warta Pengawasan, vol XIX No.4, 2012:83. Menurut Tugiman 2006:162 bila dukungan manajemen senior terhadap fungsi audit tergantung pada sikap yang ditunjukkan oleh manajemen pada tingkatan yang lebih rendah, pengawas internal harus menghindari keterlibatan dalam pengevaluasian pelaksanaan kegiatan manajerial karena akan menyebabkan auditee menujukkan sikap defensif. Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini sesuai dengan yang diuraikan diatas, yaitu karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas pengawas intern terhadap entitas yang diawasinya dan besarnya manfaat atas efektivitas pengawas intern. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Auditor Internal, Dukungan Manajemen dan Objektivitas Auditor Internal Terhadap Efektivitas Fungsi Audit Internal Survei Pada Civitas Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 6 1. Apakah pengaruh kompetensi auditor internal terhadap efektivitas fungsi audit internal? 2. Apakah pengaruh dukungan manajemen terhadap efektivitas fungsi audit internal? 3. Apakah pengaruh objektivitas auditor internal terhadap efektivitas fungsi audit internal? 4. Apakah pengaruh kompetensi auditor internal, dukungan manajemen dan objektivitas auditor internal secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas fungsi audit internal?

C. Tujuan dan Manfaat PenelitianPenelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peran Auditor Internal Dan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Terhadap Kinerja Lembaga Universitas Malikussaleh

0 90 86

Pengaruh Indepedensi Dan Kompetensi Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Pada BUMN di Bandung

1 8 12

Pengaruh profesionalisme auditor internal dan objektivitas auditor internal terhadap lapoiran audit internal pada BUMN di Kota Bandung

0 2 1

PENGARUH KOMPETENSI DAN WORK PERFORMED AUDITOR INTERNAL TERHADAP JUDGEMENT AUDITOR EKSTERNAL DALAM PERENCANAAN AUDIT

3 15 122

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT.

0 5 38

Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap efektivitas Pengendalian Internal Penjualan.

0 0 18

Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Ter

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI INTERNAL AUDITOR, OBJEKTIVITAS INTERNAL AUDITOR DAN KEBERANIAN MORAL TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DENGAN DUKUNGAN MANAJEMEN SENIOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Perbankan di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Se

0 2 29

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN SENIOR, OBJEKTIVITAS AUDIT INTERNAL, DAN KOMPETENSI AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DENGAN KEBERANIAN MORAl SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Bank Pemerintah Dan Swasta Kabupaten Musi Banyuasin) SKRIPS

0 0 33

PENGARUH INTEGRITAS INTERNAL AUDITOR, KOMPETENSI INTERNAL AUDITOR DAN DUKUNGAN MANAJEMEN SENIOR TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PERBANKAN DI KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN) -

0 0 34