23
2. Ciri-ciri hasil belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah “terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
”.
36
Menurut Syaiful Bahri Djamarah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar.
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori
perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika
seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis. Perubahan itu berlangsung terus
menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, Cet. 11, h. 30
24
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya,
perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar. d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara temporer yang terjadi hanya
untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan
dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan
hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat
dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan belajar yang dilakukan
senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
37
37
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3, h. 15-16
25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
a. Faktor Internal
1 Faktor Fisiologis
Secara umum fisiologis, seperti kesehatan yang prima,tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,
dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
2 Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar
bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.
b. Faktor Eksternal
1 Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam
dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,
kepengapan udara. Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar. 2
Lingkungan Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor ang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk ketercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti
berbicara mengenai komponen-komponennya, yani tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan atau
program, proses belajar mengajar dan evaluasi.
38
38
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 24
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Pasar Minggu yang beralamat di Jl. Asem Pejaten Indah II Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan Kelurahan Pasar minggu, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
2. Waktu Penelitian
Adapun alokasi waktu dalam melakukan penelitian ini yaitu dari bulan Januari
– Mei 2014 dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Pelaksanaan Januari
Februari Maret
April Mei
1. Penyusunan
Proposal 2.
Observasi lokasi 3.
Pengumpulan dokumen
4. Penyusunan teori
5. Penyusunan
instrument angket 6.
Penyebaran angket 7.
Pengolahan dan
analisis data 8.
Penyusunan laporan penelitian
9. Pengesahan laporan