20
Allah, memberikan usaha-usaha pemupukan nilai-nilai luhur Islam terhadap kehidupan seorang Muslim dan yang paling penting adalah fungsi
pendidikan agama Islam adalah membimbing, mengarahkan dan menuntun pendidik dan peserta didik agar selalu berpedoman kepada dasar
pendidikan Islam, yakni Al- Qur’an dan Al-Hadit.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi
para pelajar atau mahasiswa “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga-lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai
dengan keinginan. Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi. Cronbach berpendapat bahwa
“learning is shown by change in behavior as aresult of experience
”. “Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
”.
24
Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa:
Belajar adalah suatu proses adapatasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara pogresif. Pendapat ini diungkapkan
dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah… a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F.
Skinner percaya bahwa proses adapatasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat reinforcer.
25
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning 1975 mengemukakan:
24
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 13
25
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, h. 88
21
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya.
26
Gagne, dalam buku The Condition of Learning 1977 menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ngatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sekolah ia mengalami situasi tadi”.
27
Morgan dalam buku Introduction to Psychology 1978 mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
28
Witherington, dalam
bukunya Educational
Psychology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa ke
cakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
29
Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan ”.
30
Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya ”.
31
26
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992, h. 84
27
Ibid.
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h. 13
31
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 22
22
Menurut Horward Kingsley yang dikutip oleh Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni: a keterampilan dan kebiasaan,
b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sedangkan Gage membagi lima kategori hasil belajar, yakni, a informasi verbal, b keterampilan motoris.
32
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris. Ranah kognitif
“berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. ”
33
Ranah afektif “berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi
”.
34
Ranah psikomotoris “berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni a gerak reflek, b keterampilan gerakan dasar, c gerakan keterampilan
kompleks, dan f gerakan ekspresif dan interpretatif ”.
35
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid., h. 23
23
2. Ciri-ciri hasil belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah “terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
”.
36
Menurut Syaiful Bahri Djamarah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar.
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori
perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika
seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis. Perubahan itu berlangsung terus
menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, Cet. 11, h. 30