21
c. Uji sifat spektral fraksi hasil pemisahan KLT dua dimensi Susanto 1995
Pemisahan ekstrak dengan KLT dua dimensi akan menghasilkan bercak berwarna setelah divisualisasi dengan penyinaran sinar UV. Bercak ini adalah fraksi dari ekstrak
yang dapat diduga sebagai komponen aktif buah takokak. Komponen aktif yang terdapat dalam fraksi ini dapat diketahui dengan uji sifat spektral. Bercak yang terlihat dikerok dan
dilarutkan dengan 2 ml etanol kemudian divorteks dan disentrifus. Filtrat hasil sentrifus selanjutnya diuji sifat spektral dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 200-400
nm. Komponen aktif dalam fraksi tersebut dapat diduga dengan membandingkan nilai panjang gelombang maksimum yang dihasilkan dengan studi literatur.
d. Uji kesesuaian nilai Rf fraksi ekstrak terbaik dengan komponen standar
Identifikasi komponen metabolit juga dilakukan dengan menguji kesesuaian nilai Rf dari fraksi ekstrak terbaik dengan nilai Rf yang dihasilkan oleh komponen standar. Nilai
Rf bersifat khas untuk setiap komponen metabolit, oleh karena itu fraksi yang memiliki nilai Rf yang mirip dengan nilai Rf komponen standar dapat diduga mengandung
komponen standar tersebut. Komponen standar yang digunakan dalam pengujian ini antara lain saponin, asam galat, quercetin, myricetin, kaempferol, dan apigenin.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK SAMPEL BUAH TAKOKAK
Pada penelitian ini buah takokak yang digunakan berasal dari Kampung Konservasi TOGA Bina Sehat Lestari di Gunung Leutik, Desa Benteng, Ciampea
– Bogor sehingga diharapkan karakteristik komponen metabolit buah takokak lebih seragam bila didapatkan dari lokasi yang
sama. Lokasi geografis dapat menentukan komponen metabolit yang terdapat dalam suatu tanaman, termasuk pada tanaman takokak. Pada penelitian Perez-Amador 2007 buah takokak
yang ditanam di Mexico memiliki kandungan alkaloid yang berbeda dengan buah takokak yang ditanam di India. Dalam pengambilan sampel di lapangan, tanaman yang telah dikumpulkan
harus segera mungkin ditangani untuk mencegah degradasi komponen metabolit yang terkandung dalam tanaman tersebut Cseke et al. 2006. Degradasi komponen metabolit dari
suatu tanaman dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanaman tersebut. Buah takokak segar yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kadar air sebesar 84.04 bb Lampiran 1a.
Kadar air buah takokak yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan kerusakan baik biologis maupun mikrobiologis apabila disimpan dalam keadaan utuh. Kerusakan tersebut diakibatkan
oleh beberapa faktor antara lain faktor lingkungan seperti suhu, RH, cahaya, waktu, dan oksigen. Kontaminasi mikroorganisme dan kandungan kimia seperti enzim juga mempengaruhi laju
kerusakan yang terjadi Muchtadi 2008. Penurunan kadar air dapat dilakukan untuk menurunkan laju kerusakan yang terjadi dalam bahan. Penurunan kadar air salah satunya dapat
dilakukan dengan proses pengeringan. Pengeringan merupakan cara yang paling umum untuk mencegah degradasi komponen metabolit dari tanaman obat Rocha et al. 2011. Oleh karena itu,
untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan senyawa metabolit yang terkandung dalam buah takokak segar dilakukan proses pengeringan.
Pengeringan dilakukan dengan tujuan agar bahan yang diteliti dapat digunakan setiap saat dengan kondisi yang hampir sama dengan bahan segar Cseke et al. 2006, proses pengeringan
merupakan proses yang kritikal terutama dalam penelitian menggunakan tanaman obat. Metode pengeringan akan berpengaruh terhadap kualitas minyak essensial, senyawa aromatik, dan
senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman tersebut Rocha et al. 2011. Proses pengeringan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan freeze drying. Degradasi komponen aktif
dalam tanaman lebih sedikit terjadi pada proses pengeringan dengan freeze drying, bila dibandingkan dengan metode oven pada suhu 50°C dan 70°C Mahanom et al. 1999. Metode
freeze drying menggunakan prinsip sublimasi dimana air yang terkandung dalam bahan pangan terlebih dahulu dibekukan menjadi es kemudian diubah menjadi uap air. Proses sublimasi es
menjadi uap air terjadi akibat tekanan yang berkurang hingga tercapai tekanan uap air antara es dalam bahan dan sekelilingnya Muchtadi 2008.
Proses freeze drying terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu pembekuan, pengeringan utama dan pengeringan tahap kedua Tang dan Pikal 2004. Tahap pembekuan pada penelitian ini
dilakukan dengan menyimpan buah takokak segar dalam freezer bersuhu -20°C selama 24 jam. Pembekuan ini dapat mencegah reaksi enzimatis yang dapat meningkatkan degradasi komponen
metabolit Cseke et al. 2006. Pada pengeringan utama terjadi proses sublimasi yang dapat menghambat dan tidak memungkinkan aktivitas enzim untuk mendegradasi senyawa metabolit
dalam bahan Chan 2009. Tahap terakhir dalam proses pengeringan beku adalah pengeringan tahap kedua. Pada pengeringan tahap kedua ini air yang tidak membeku dikeluarkan dengan