30 periode tertentu s yang dibutuhkan untuk mengembalikan mi pada kondisi
semula disebut dengan kelengketan. Gaya maksimum yang dapat memutuskan mi ketika ditarik pada sampel holder dinamakan elastisitas. Gaya maksimum
yang dibutuhkan untuk menekan mi gf dinamakan kekerasan. Sebelum diukur mi direhidrasi dengan cara direbus di dalam air
mendidih sesuai dengan waktu rehidrasi optimumnya. Mi ditiriskan dan diletakkan pada tempat contoh untuk di deformasi dengan probe silinder
dengan kecepatan 1 mm per detik. Sebagai pembanding digunakan 1 sampel mi instan terigu komersial. Pengaturan Texture Profile Analyzer dapat dilihat pada
Tabel 4. Tabel 4. Pengaturan Texture Profile Analyzer
Parameter Setting
Pre test speed 2,0 mms
Test speed 0,1 mms
Post test speed 2,0mms
Rupture test speed 1,0 mm
Distance 75
Force 100 g
Time 5 sec
Count 2
c. Kadar abu AOAC, 1995
Pinggan porselin pengabuan dibakar dalam tanur, kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel sebanyak 3 gram
ditimbang dalam pinggan tersebut, kemudian pinggan yang berisi sampel dibakar sampai didapatkan abu berwarna abu-abu atau sampai bobotnya
konstan. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pertama pada suhu sekitar 400
o
C dan kedua pada suhu 550 C. Pinggan porselin yang berisi sampel
didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Catatan: Sebelum pinggan porselin masuk kedalam tanur, sampel yang ada
dalam pinggan porselin dibakar dulu pada pembakar sampai asapnya habis. Setelah itu, pinggan dapat dimasukkan ke dalam tanur.
31 Perhitungan :
Kadar abu bb bobot abu
bobot sampel x
d. Kadar protein metode Kjedahl-mikro AOAC, 1995
Sekitar 0,10 mg sampel dibutuhkan sekitar 8 ml HCl 0,02N ditimbang, dipindahkan ke dalam labu Kjedahl 30 ml. Setelah itu, ditambahkan
1,9 gram K
2
SO
4
, 40 ± 10 mg HgO, dan 2,0 ml H
2
SO
4
ke dalam labu Kjedahl yang berisi sampel. Setelah itu, beberapa butir batu didih dimasukkan ke dalam
labu Kjedahl yang berisi sampel kemudian labu Kjedahl didihkan selama 1 jam sampai cairan menjadi jernih. Setelah cairan jernih, labu Kjedahl yang berisi
sampel didinginkan dan ditambahkan ± 5 ml air secara perlahan-lahan ke dalamnya, kemudian didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke dalam alat
destilasi. labu Kjedahl yang isinya sudah dipindahkan ke dalam alat destilasi dicuci dan bilas 6 kali dengan 2 ml air, air cucian dipindahkan ke dalam alat
destilasi. Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H
3
BO
3
dan 2 tetes indikator campuran dua bagian metil merah 0,2 dalam alkohol dan satu bagian metilen
blue 0,2 dalam alkohol diletakan di bawah kondensor. Ujung tabung
kondensor harus terendam di bawah larutan H
3
BO
3
kemudian ditambahkan 9 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
dan dilakukan destilasi sampai tertampung kira- kira 15 ml destilat dalam erlenmeyer. Setelah itu, tabung kondensor dibilas
dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Selanjutnya isi erlenmeyer diencerkan sampai kira-kira 50 ml dan kemudian
ditritasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Hal yang sama dilakukan untuk blanko.
Perhitungan: Kadar N
HC HC
N HC .
Kadar protein N x Faktor Konversi
32
e. Kadar lemak metode soxhlet AOAC, 1995