Pembuatan Mi Jagung Instan

19 jagung pada tongkol jagung. Tip cap juga merupakan bagian yang harus dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi kasar Juniawati, 2003. Grits jagung basah dikeringkan dengan tray oven 40°C hingga kadar air sekitar 17 kemudian digiling dengan menggunakan disc mill yang bertujuan untuk memperhalus ukuran grits jagung menjadi tepung. Jika kadar air terlalu tinggi, maka bahan akan menempel pada disc mill sehingga dapat menimbulkan kemacetan pada alat. Sedangkan jika kadar air terlalu rendah maka endosperma akan kembali menjadi keras dan sulit untuk ditepungkan. Tepung jagung yang dihasilkan masih berupa pencampuran antara tepung halus dan tepung kasar yang belum terpisahkan berdasarkan ukurannya. Hasil penggilingan kemudian diayak dengan menggunakan automatic siever dengan ukuran 100 mesh sehingga menghasilkan tepung jagung yang halus dengan ukuran 100 mesh. Proses penggilingan endosperma jagung menjadi tepung jagung dengan menggunakan disc mill dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Proses penggilingan endosperma jagung menjadi tepung jagung dengan menggunakan disc mill

2. Pembuatan Mi Jagung Instan

Pada tahap ini akan ditentukan rasio tepung terigu dan tepung jagung dan waktu penggorengan, meliputi tahapan formulasi produk dan pembuatan produk a Formulasi produk Tahap formulasi merupakan tahap perancangan formula produk. Pada tahap ini dilakukan perhitungan persentase bahan agar dihasilkan produk mi jagung instan yang mendekati dengan mutu produk mi instan yang berbahan 20 dasar terigu. Formula mi jagung instan dibedakan berdasarkan rasio tepung terigu dan tepung jagung90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 0:100 bb. Formula produk mi jagung instan basis 1 kg dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Formulasi produk mi jagung instan basis 1kg Bahan baku gram Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Tepung jagung 100 200 300 400 1000 Tepung terigu 900 800 700 600 0 Air 400 400 400 400 500 Baking soda 3 3 3 3 - CMC 10 10 10 10 10 Garam 10 10 10 10 10 Pada pembuatan mi jagung instan formula tepung jagung 100 terdapat perbedaan pada jumlah air yang ditambahkan dan tanpa penambahan baking soda. Hal tersebut berdasarkan pada penelitian Sigit 2008 yang menyatakan jumlah air 50 yang ditambahkan dalam pembuatan mi jagung 100 akan menghasilkan tekstur mi yang kompak dan lembut. Baking soda tidak ditambahkan karena mi jagung akan terlalu mengembang dan memiliki cooking loss yang sangat besar. b Pembuatan produk Pada tahap pembuatan mi jagung instan dilakukan pembuatan produk berdasarkan formula rancangan percobaan. Proses pembuatan mi jagung instan dengan substitusi tepung terigu pada umumnya melalui 5 tahap, yaitu meliputi pencampuran 1 kering, pencampuran 2, sheeting, slitting, pengukusan, dan penggorengan. Tahap pembuatan mi jagung instan subtitusi tepung jagung 10, 20, 30, dan 40 dan mi jagung instan 100 tepung jagung dapat dilihat pada Gambar 9. 21 Pencampuran 1 kering bertujuan mengurangi risiko tidak meratanya bahan baku pada adonan. Pencampuran 2 bertujuan untuk menghidrasi tepung dengan air, menghasilkan campuran yang homogen dan membentuk adonan. Guar gum berfungsi sebagai pengikat komponen-komponen adonan, sehingga ketika mi dimasak komponen-komponen tersebut tidak lepas. Penambahan guar gum dengan konsentrasi 1 memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kelengketan dan cooking loss Faldillah, 2005. Terdapat perbedaan proses pembuatan mi jagung instan subtitusi dengan mi jagung instan 100 yaitu pada proses pencampuran hanya dimasukkan tepung jagung sebanyak 70 sedangkan 30 tepung jagung akan dimasukkan pada tahap grinding. Adanya dua bagian tepung jagung dikarenakan tepung jagung yang sebanyak 30 dimaksudkan agar dapat berfungsi sebagai pelapis adonan Mixing I kering Mixing II Air garam garam 1 dan air 40 atau 50 Sheeting dan Slitting Untaian mi Pengukusan Penggorengan 1,2,3,4,5 menit Mie jagung instan Tepung jagung 30 Tepung jagung 10,20,30,40 Tepung terigu 90,80,70,60 Guar gum 1 Baking soda 0,3 Tepung jagung 70 Pengukusan I Grinding pemadatan adonan Ket: merupakan proses yang dilakukan hanya pada pembuatan mi jagung instan 100 Gambar 9. Tahap pembuatan mi jagung instan 22 sehingga adonan ketika digrinding tidak lengket. Pencampuran 1 dan pencampuran 2 menggunakan alat vary mixer. Proses pencampuran bahan baku mi jagung instan dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Proses pencampuran bahan baku mi jagung instan Perbedaan lain proses pembuatan mi jagung instan subtitusi dengan mi jagung instan 100 yaitu pengukusan 1. Pengukusan 1 dimaksudkan sebagai tahap gelatinisasi awal sehingga adonan dapat dibentuk dan dicetak menjadi mi karena terigu pada pembuatan mi berperan penting dalam pembentukan adonan adalah protein, sedangkan pada jagung yang berpengaruh terhadap adonan adalah pati. Pengukusan 1 dilakukan pada suhu 90°C selama 15 menit. Apabila suhu pengukusan kurang dari 90°C maka adonan akan menjadi rapuh sedangkan apabila suhu lebih dari 90°C maka adonan akan menjadi lengket begitu pula dengan waktu pengukusan sehingga suhu dan waktu pada pengukusan 1 menjadi tahapan kritis. Tahap grinding dimaksudkan untuk memadatkan adonan sehingga menjadi adonan yang kuat dan menyatu. Proses grinding pada adonan mi jagung 100 dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Proses grinding pada adonan mi jagung 100 23 Sheeting dilakukan dengan menggunakan sheeter dengan prinsip memberikan tekanan pada adonan secara berulang-ulang di antara dua roll logam sehingga adonan semakin menyatu dan kompak satu sama lain. Lembaran dibuat bertahap dari yang tebal sampai ke tipis dengan cara mengatur jarak roll semakin lama semakin kecil hingga ketebalan adonan sekitar 0,5mm. Proses sheeting adonan dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Proses sheeting adonan Slitting adalah proses dimana lembaran adonan dipotong atau disisir membentuk untaian mi. Proses slitting bertujuan untuk membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata sehingga lembar adonan menjadi lembut dan elastis serta dapat dipotong atau disisir menjadi untaian mi dan dibentuk menjadi bergelombang. Proses slitting lembaran adonan mi dan untaian mi jagung yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 13. A B Gambar 13. Proses slitting lembaran adonan mi A dan untaian mi jagung yang dihasilkan B Pengukusan dilakukan pada kisaran suhu 100°C sekitar 15 menit. Pengukusan menyebabkan adonan mengalami gelatinisasi, sehingga 24 menyebabkan terbentuknya massa yang elastis dan kohesif. Mi jagung yang telah dikukus dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Mi jagung yang telah dikukus Tahap selanjutnya adalah penggorengan. Proses penggorengan menurut Blumenthal 1996, memiliki arti proses dimana bahan makanan yang dimasukkan ke dalam ketel segera menerima panas dan kandungan air dalam bahan pangan akan menguap dan ditandai dengan timbulnya gelembung- gelembung selama proses penggorengan. Selama berjalannya penggorengan, bahan pangan menyerap minyak dengan persentase yang cukup besar, tergantung dari bahan pangan yang digoreng. Komponen bahan pangan yang digoreng akan mengalami pelarutan dan akan terbentuk cita rasa bahan pangan yang digoreng akibat pemasakan lemak, protein, karbohidrat, dan komponen- komponen minor lainnya yang ada dalam pangan Blumenthal, 1996. Penggorengan mi jagung instan dilakukan dengan menggunakan deep fat fryer. Proses penggorengan mi jagung instan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Proses penggorengan mi jagung instan 25 Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Completely Randomized Design yang disusun secara faktorial 5 X 5 dengan dua kali ulangan. Sebagai sumber keragaman adalah rasio tepung terigu dan tepung jagung A dengan lima taraf perlakuan 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 0:100 bb dan waktu penggorengan B dengan lima taraf perlakuan 1, 2, 3, 4, dan 5 menit. Yijk = µ + Ai + Bj + ABij + εijk Keterangan: Yijk = respon yang terukur µ = rataan umum Ai = pengaruh rasio tepung terigu dan tepung jagung pada taraf ke-i Bj = pengaruh waktu penggorengan pada taraf ke-j ABij = pengaruh interaksi antara tingkat subtitusi tepung jagung pada taraf ke-i dan waktu penggorengan pada taraf ke-j. εijk = galat percobaan untuk tingkat subtitusi tepung jagung pada taraf ke-i dan waktu penggorengan pada taraf ke-j dari ulangan ke-k

3. Analisis Produk