Asosiasi Lamun dengan Biota
pengenaan sanksi yang tegas dan transparan belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pengelolaan pesisir secara terpadu memerlukan justifikasi yang bersifat komprehensif dari subsistem – subsistem yang terlibat didalamnya. Misalnya
implikasi terhadap lingkungan, ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam perspektif mikro maupun makro. Pembangunan hendaknya mempertimbangankan
keterpaduan antar unsur ekologi, ekonomi dan sosial. Pada lingkungan pesisir, memiliki kendala khusus dalam melihat implikasi
dari suatu strategi pengelolaan, hal ini disebabkan karena adanya bermacam – macam aktifitas dan kelompok masyarakat sebagai pengguna, seperti rencana
pengelolaan yang dibuat oleh pemerintahan sering tidak dapat mencakup semua kepentingan masyarakat dan sebaliknya masyarakat menganggap sumber alam
sebagai open acces resources Raharjo 1996. Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang sangat
kompleks untuk dilaksanakan, karena kegiatan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada sekitar kawasan maupun di
luar kawasan. Namun demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya bilamana keperpihakkan kepada masyarakat yang sangat rentan
terhadap sumberdaya alam diberikan porsi yang lebih besar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat
sebagai komponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu persepsi masyarakat terhadap keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk
diarahkan kepada cara pandang masyarakat akan pentingnya sumber alam pesisir Bengen 2001.
Salah satu strategi penting yang saat ini sedang banyak dibicarakan orang dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, termasuk ekosistem padang lamun
adalah pengelolaan berbasis masyarakat Commudity Based Management. Rahardjo 1996 mengemukakan bahwa pengelolaan berbasis masyarakat
mengandung arti keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatu kawasan. Dalam konteks ini pula perlu diperhatikan mengenai
karakteristik lokal dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam strategi ini perlu dicari alternatif mata pencaharian yang tujuannya
adalah untuk mengurangi tekanan terhadap sumberdaya pesisir termasuk lamun di kawasan tersebut.
Pembangunan sumberdaya pesisir dan lautan yang optimal dan berkelanjutan dapat dicapai dengan menerapkan strategi pengelolaan wilayah
pesisir secara tepat dan terpadu. Ekosistem lamun merupakan bagian intergral dari sumberdaya pesisir dan lautan, maka dalam pembuatan kebijakanay juga tidak
terlepas dari arahan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu. Rumusan strategi pengelolaan dan pengembangan ekosistem padang
lamun ini, aspek utama dari arahan kebijakan pembangunan wilayah pesisir lebih ditekankan pada 3 aspek, yaitu : aspek biofisik, aspek sosial, ekonomi dan budaya
serta aspek hukum dan kelembagaan Tabel 5.
Tabel 5. Rencana Strategi Pengelolaan Ekosistem Lamun di Pantai Sanur
Permasalahan Indikator
Penyebab Strategi pemecahan masalah
Ekologi Biofisik
• Struktur komunitas lamun
• Kelimpahan Biota • Parameter Fisika
Kimia • Substrat
• Kemiringan lereng
• Aktifitas wisatawan • Limbah hotel dan rumah
tangga yang dibuang ke laut, pengerukan lumpur, dan lain-
lain kegiatan manusia dapat mempengaruhi kerusak
lamun.
• Water polution logam berat dan minyak
• Perubahan fungsi pantai dibangun gazebo groin
untuk wisatawan • Menjaga ekosistem lamun dan biota serta
mempertahankan rantai makanan dan aliran energi yang terkandung dalam ekosistem lamun.
• Mencegah kerusakan fisik lamun dari kegiatan pengerukan, pengurungan, pembabatan maupun
pengerusakan dasar oleh perahu atau jangkar. • Menjaga kualitas air dari pencemaran seperti sedimentasi,
limbah air, limbah padat, logam berat, limbah organikpertanian, minyak dan lemak.
• Menjaga pemanfaatan sumbedaya hayati yang tekandung dalam ekosistem lamun dan sekitarnya yang mencakup
jumlah individu, ukuran dan frekuensi penangkapan. • Mengupayakan pengolahan limbah dan mengurangi
masuknya limbah ke laut Kiswara 1999. • Pengerukan dan penimbunan harus dihindari pada lokasi
yang didominasi padang lamun. Pada lokasi kegiatan yang berdekatan dengan padang lamun sebaiknya dijaga
agar tidak terjadi pengaliran endapan ke dalam daerah lamun, misalnya dengan pemasangan penghalang
Lumpur, atau strategi pengerukan yang menjamin adanya mekanisme sirkulasi air dan arus pasut yang dapat
membawa endapan menjauhi padang lamun
• Prosedur pembuangan limbah cair limbah industri, air panas, garam, air buangan kapal, dan limpasan harus
diperbaharui dan dimodifikasi sesuai kebutuhan, untuk mencegah limbah merusak daerah lamun.
• Penangkapan ikan dengan trawl dan lainnya yang merusak padang lamun harus
dimodifikasi untuk meminimalkan pengaruh buruknya selama operasi
penangkapan. • Tindakan pencegahan dari pencemaran akibat tumpahan
minyak harus dilakukan, misalnya dengan melaksanakan pengukuran monitoring
dan rencana penanggulangannya.
Sosekbud • Bahan Pangan
• Objek Wisata visual
• Upacara Adat
Memberi pengertian kepada masyarakat dan pengusaha setempat tentang pentingnya fungsi ekosistem lamun
sebagai habitat sumberdaya hayati laut.
Mencari dan meningkatkan nilai ekonomi dari habitat ekosistem lamun beserta biota penghuni lainnya.
Memberikan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan
sumberdaya hayati laut dan prinsip – prinsip kelestariannya.
Memberikan bimbingan, modal dan peluang untuk
mengembangkan usaha nelayan, melalui program kemitraan antara pemerintahan, instansi terkait, swasta,
masyarakat dan stakeholder lainnya. Hukum dan
Kelembagaan • Kelembagaan
Menata ruang aktifitas yang bertujuan untuk memperkecil
dampak kerusakan habitat padang lamun.
Membuat ketentuan hukum dan peraturan perundang – undangan yang mengatur pengelolaan dan pembuangan
limbah ke laut.
Membuat peraturan yang mengawasi kegiatan di ekosistem lamun.