Nilai Penutupan Spesies Lamun

Tabel. 4. Matriks korelasi parameter fisik-kimia Berdasarkan sebaran titik-titik pada Gambar. 9b pada sumbu 1 dan 2 terlihat terjadi beberapa pengelompokan. Representasi grafik memperlihatkan proksimitaskedekatan antar stasiun pengamatan berdasarkan keseluruhan parameter fisik kimia. Titik-titik yang berdekatan menunjukkan jarak disimilaritasperbedaan karakteristik yang menjadi parameter relatif kecil. begitu pula sebaliknya. Seperti yang kita lihat pada Gambar 9b. stasiun B2 dan C1 memiliki jarak yang jauh dari sumbu. Hal ini mengindikasikan bahwa stasiun ini mempunyai perbedaan yang besar pada lokasi panelitian ini. Dari hasil analisis ditemukan bahwa jarak ini dipengaruhi oleh nilai dari variabel TSS. TOM dan BOD yang memiliki nilai yang ekstrim. Untuk nilai TSS stasiun B2 memiliki nilai terendah 1. sedangkan untuk stasiun C1 memiliki nilai tertinggi 32. Sedimen yang ada pada padang lamun pantai Sanur didominasi oleh tekstur pasir. Pada stasiun A terlihat didominasi oleh tekstur pasir 29,93 – 99,81, sedangkan untuk stasiun B masih juga didominasi oleh tekstur pasir 88,53 – 99,65, akan tetapi untuk tekstur debu nilainya lebih tinggi dibandingkan nilai tekstur debu stasiun A dan stasiun C didominasi oleh tekstur pasir 85,49 – 96,46. Tekstur sedimen pada lokasi penelitian menggambarkan semakin beragammnya ukuran buir sedimen maka semakin beragam jenis lamun yang ada pada lokasi penelitianm hsl ini jugs tergambar pada jumlah biota yang berasosiasi didalamnya. SUHU SAL PH DO BOD TSS TOM NO3 PO4 KKRH SUHU 1 0.9080 0.2729 -0.5299 -0.0781 -0.8145 -0.5876 -0.5737 -0.6883 -0.8906 SAL 0.9080 1 0.4881 -0.5451 -0.2218 -0.5618 -0.3143 -0.7039 -0.6307 -0.7089 PH 0.2729 0.4881 1 -0.4409 0.1109 0.0085 0.1956 -0.3108 0.0178 -0.0866 DO -0.5299 -0.5451 -0.4409 1 -0.6323 0.3536 0.6932 0.5045 0.4837 0.2996 BOD -0.0781 -0.2218 0.1109 -0.6323 1 0.0285 -0.5996 0.2691 0.1627 0.2169 TSS -0.8145 -0.5618 0.0085 0.3536 0.0285 1 0.6603 0.5309 0.7916 0.9679 TOM -0.5876 -0.3143 0.1956 0.6932 -0.5996 0.6603 1 0.2055 0.5250 0.5275 NO3 -0.5737 -0.7039 -0.3108 0.5045 0.2691 0.5309 0.2055 1 0.8917 0.6024 PO4 -0.6883 -0.6307 0.0178 0.4837 0.1627 0.7916 0.5250 0.8917 1 0.7962 KKRH -0.8906 -0.7089 -0.0866 0.2996 0.2169 0.9679 0.5275 0.6024 0.7962 1 Berdasarkan ukuran butiran sedimennya granulometri King 1961 menggolongkan gisik atas gisik pasir sand beaches dan gisik kerikil shingle beaches . Secara fisik profil lereng gisik kerikil umumnya curam dan menurun ke perairan dalam. terutama pada tempat dimana gelombang pecah sedangkan lereng gisik pasir umumnya lebih landai Pethick 1992. Pernyataan Pethick 1992 didukung oleh hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa pada profil-profil yang memiliki kemiringan lereng datar masih ditemukan distribusi granulometri sedimen yang berukuran pasir sedang sampai liat. Sedangkan semakin miring lereng distribusi granulometrinya akan semakin didominasi oleh pasir. Selain itu, Pethick 1997 mengklasifikasikan sedimen ke dalam dua kelompok. yaitu sedimen lithogenous yang disebut juga sedimen klastik dan sedimen biogenous yang disebut juga sedimen biogenik. Selanjutnya dikemukakan bahwa sekitar 90 dari total sedimen yang menghampiri lahan Gambar 10. Dendogram klasifikasi hierarki berdasarkan disimilaritas karakteristik fisik-kimia masing-masing stasiun.