5.5 Strategi Pengelolaan Ekosistem Lamun Pantai Sanur
Permasalahan dan isu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan dalam hal ini ekosistem padang lamun, secara umum sedang dihadapi di Indonesia,
bahkan juga sama dengan yang terjadi di beberapa negara berkembang lainnya. Walaupun dalam skala mikro bisa jadi tidak terlalu persis karena perbedaan sosial
ekonomi dan budaya. Oleh karena itu isu persoalan seperti kemiskinan, konflik kepentingan antar lembaga, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan, pencemaran laut dan pesisir, keterbatasan dana pengelolaan merupakan persoalan yang sedang dihadapi PKSPL 1999.
Dihadapi bahwa padang lamun memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dengan demikian mempertahankan areal – areal padang lamun, termasuk
tumbuhan dan hewannya, sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Namun akhir – akhir ini tekanan penduduk semakin meningkat akan sumberdaya
laut menjadi faktor utama dalam perubahan lingkungan ekosistem di laut. Selain ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa areal pesisir
mutlak merupakan milik umum yang sangat luas yang dapat mengakomodasi segala bentuk kepentingan termasuk kegiatan yang berbahaya sekalipun. Ini suatu
kelemahan cara berpikir dan pengetahuan yang dapat mengancam keberlangsungan sumber daya pesisir dan laut salah satunya adalah ekosistem
padang lamun. Meskipun telah banyak produk hukum yang jelas – jelas mengatur bahwa tidak ada satu orang ataupun kelompok yang dapat semena – mena
memanfaatkan dan mengelola kawasan pesisir ini, tetapi penegakkannya melalui Gambar. 19 Pendapatan wisatawan terhadap Konservasi Lamun
pengenaan sanksi yang tegas dan transparan belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pengelolaan pesisir secara terpadu memerlukan justifikasi yang bersifat komprehensif dari subsistem – subsistem yang terlibat didalamnya. Misalnya
implikasi terhadap lingkungan, ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam perspektif mikro maupun makro. Pembangunan hendaknya mempertimbangankan
keterpaduan antar unsur ekologi, ekonomi dan sosial. Pada lingkungan pesisir, memiliki kendala khusus dalam melihat implikasi
dari suatu strategi pengelolaan, hal ini disebabkan karena adanya bermacam – macam aktifitas dan kelompok masyarakat sebagai pengguna, seperti rencana
pengelolaan yang dibuat oleh pemerintahan sering tidak dapat mencakup semua kepentingan masyarakat dan sebaliknya masyarakat menganggap sumber alam
sebagai open acces resources Raharjo 1996. Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang sangat
kompleks untuk dilaksanakan, karena kegiatan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada sekitar kawasan maupun di
luar kawasan. Namun demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya bilamana keperpihakkan kepada masyarakat yang sangat rentan
terhadap sumberdaya alam diberikan porsi yang lebih besar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat
sebagai komponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu persepsi masyarakat terhadap keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk
diarahkan kepada cara pandang masyarakat akan pentingnya sumber alam pesisir Bengen 2001.
Salah satu strategi penting yang saat ini sedang banyak dibicarakan orang dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, termasuk ekosistem padang lamun
adalah pengelolaan berbasis masyarakat Commudity Based Management. Rahardjo 1996 mengemukakan bahwa pengelolaan berbasis masyarakat
mengandung arti keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatu kawasan. Dalam konteks ini pula perlu diperhatikan mengenai
karakteristik lokal dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam strategi ini perlu dicari alternatif mata pencaharian yang tujuannya