Pengelolaan Padang Lamun TINJAUAN PUSTAKA 1. Ekosistem Padang Lamun

RFi = frekuensi relative jenis ke-i RCi = penutupan relative jenis ke-i

3.4.2 Jumlah Responden

Jumlah responden ditentukan dengan memakai rumus dari Yulianda et al 2010 : n = jumlah contoh p = proporsi kelompok yang akan diambil contohnya q = proporsi sisa dalam populasi contoh Z = nilai tabel Z dari ½ α dimana α = 0.05 maka Z = 1.96 dibulatkan 2 b = Nilai kritis 10

3.4.3 Analisa Sebaran Karakteristik Fisik Kimia.

Variabel fisika – kimia perairan yang terdistribusi pada ekosistem padang lamun, memiliki tingkat variasi yang berbeda – beda antar antar stasiun pengamatan. Untuk melihat variasi ini pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis statistik peubah ganda yang didasarkan pada Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis Bengen 2000. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis dengan menggunakan PCA adalah : 1. Membangun matrik data yang terdiri dari baris dan kolom, dimana stasiun pengamatan sebagai individu atau baris dan variable kualitas lingkungan sebagai kolom. 2. Menormalisasi data hasil pengukuran di lapangan dengan cara pemusatan dan pereduksian. 3. Korelasi linier antara dua parameter yang dihitung dari indek sintetik merupakan peragam kovarian dua parameter yang telah dinormalisasikan melalui pemusatan dan pereduksian. 4. Menggunakan pengukuran jarak euclidean yaitu jumlah kuadrat perbedaan antara individu untuk variable yang berkorespondesi atau berhubungan. Dari n ≥ 33 p = 135 : 1500 =0,1 q = 1- 0 = 0,9 Z = 2 b = 0.1 hasil perhitungan tersebut dapat diketahui kemiripan sifat antar stasiun pengamatan dan semakin kecil jaraknya maka kemiripannya semakin besar.

3.5 Pengelolaan Ekosistem Lamun Pantai Sanur

Strategi pengelolaan ekosistem lamun dibuat berdasarkan analisa terhadap isu dan permasalahan disana serta kondisi existing yang ada. Analisa terhadap kondisi ekologi ekosistem lamun baik dari kualitas air ataupun kondisi lamun yang ada dapat dijadikan acuan dalam pembuatan strategi pengelolaan ekosistem lamun. Kondisi sosial ekonomi yang diwakili profil Desa Sanur serta pemahaman, partisipasi, pendapatan dan tingkat pendidikan wisatawan akan membantu dalam menganalisa upaya pelestarian ekosistem dan konservasi padang lamun yang ada dipantai Sanur. 4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Pantai Sanur terletak pada Kelurahan Sanur, kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Provinsi Bali. Selain Kelurahan Sanur pada daerah pesisir ini juga mempunyai desa-desa lain yang memiliki nama Sanur yaitu Desa Sanur Kaja dan Desa Sanur Kauh yang merupakan bagian dari wilayah kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Propinsi Bali. Pantai Sanur terletak pada 80 o 35’’3’’ – 80 o 44’’49’’ LS dan 115 o 10’’23’’ – 115 o

4.2 Kondisi Oseanografi

Kondisi arus di perairan Pantai Sanur lebih banyak dipengaruhi oleh arus dari perairan Samudera Hindia melalui Selat Badung. Kecepatan arus sejajar Pantai Sanur berkisar antara 0,25 sampai 0,60 mdt dengan arah arus sepanjang tahun menuju ke selatan Bappeda Kota Denpasar 2006. 16’’27’’ BT . Secara fisiografi kawasan Sanur merupakan bagian dari suatu daratan rendah yang terletak di bagian Tengah Selatan Pulau Bali. Daratan rendah ini dibatasi oleh deretan pegunungan ± 50 km di sebelah utara dan perbukitan kapur ± 12 km di sebelah selatan Armadi 2005. Daerah Sanur memiliki kemiringan lereng antara 0 – 3 merupakan daerah datar sampai hampir datar dan umumnya merupakan daerah alluvial yang terdiri dari pasir, kerakal, kerikil dan batu Chandana 2005. Menurut hasil deskripsi cutting di daerah Sanur menunjukkan lapisan batuan sebagai berikut : pada lapisan paling atas berupa pasir berwarna coklat keabu – abuan dengan ketebalan 20 m, dibagian bawahnya tersusun oleh tufa breksi dengan komponen batu apung berwarna coklat sampai pada kedalaman 40 m tebal 20 m, dibagian bawahnya masih endapan batu gamping terumbu mengandung pecahan cangkang coral sampai kedalaman 43 m tebal 3 m. Kemudian dibawahnya disusul oleh endapan tufa breksi pasiran berwarna hitam sampai kedalaman 60 m PU, 2004. Dilihat dari tekstur tanah di Sanur yang berupa pasir maka tanah di daerah Sanur bersifat porous mampu melakukan atau memindahkan air. Adapun karakteristik sifat tanah ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini. Perairan Pantai Sanur memiliki pola pasang surut campuran dominan semi diurnal. Fluktuasi pasang surut perairan adalah 0,6 meter dengan Mean Sea Level adalah 1,0 meter dan pasang tertinggi mencapai 2 meter serta pasang terendah mencapai 0,6 meter Bappeda Kota Denpasar 2006. Pantai Sanur secara geografis merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh perairan laut Selat Badung dan Samudera Hindia. Perairan Pantai Sanur memiliki tinggi gelombang berkisar antara 0,5 – 1,4 meter dengan periode gelombang berkisar antara 10 – 30 detik dan panjang gelombang berkisar antara 12 – 18 meter Bappeda Kota Denpasar 2006. Kondisi oseanografi lokasi penelitian seperti yang digambarkan diatas mengindikasikan bahwa pantai Sanur memiliki kondisi oseanografi yang memungkinkan untuk ditumbuhi lamun. Ekosistem padang lamun yang ada didaerah ini sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi seperti arus, gelombang, dan pasang surut. Arus sebagai agen geomorfik membawa nutrient dari daratan atau ekosistem sekitarnya untuk mendukung kelangsungan hidup lamun, selain itu juga lamun adalah faktor terpenting dalam flushing-rate suatu perairan yang berfungsi sebagai media untuk sirkulasi air. Gelombang dengan tinggi dan frekuensi yang kecil memungkinkan kawasasan ini dijadikan kawasan wisata favorit di Pulau Bali. Gelombang membantu proses aerasi dalam memperkaya kandungan oksisgen perairan yang sangat dibutuhkan oleh biota yang ada pada perairan ini. Gelombang yang ada pada daerah ini tidak setinggi pada daerah Bali yang lain, Pantai Kuta yang terkenal dengan gelombangnya yang besar memiliki daya tarik yang lain untuk wisatawan mancanegara.

4.3 Kondisi Sosial Pesisir Sanur

Penduduk pesisir Pantai Sanur menggantungkan hidupnya pada sumberdaya yang ada pada daerah tersebut. Kegiatan perdagangan dan industri mendominasi kegiatan ekonomi didaerah ini. Kegiatan tersebut pasti menghasilkan limbah yang bermuara pada daerah pantai Sanur. Kebanyakan industri pada daerah ini berskala kecil, hal ini berdampak pada instalasi pengelolaan limbah yang sering diabaikan oleh masyarakat sekitar. Selain itu dapat dilihat bahwa di sektor perikanan masih banyak juga masyakarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumberdaya pesisir. Untuk kegiatan pertanian dan peternakan walaupun tidak berdampak langsung terhadap pantai Sanur, akan tetapi pembukaan lahan pada daerah tinggi disekitar pantai Sanur akan berimplikasi pada kualitas perairan karena tingkat sedimantasi dapat menurunkan kualitas air disekitar pantai Sanur.

4.4 Kondisi Iklim Perairan Pantai Sanur

Iklim kawasan pantai Sanut termasuk dalam kategori iklim tropis yang mengalami perubahan setiap 6 enam bulan baik dari musim hujan ke musim kemarau maupun sebaliknya. Musim kemarau dipengaruhi oleh angin Timur, berlangsung dari bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan dipengaruhi dari bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan dipengaruhi oleh angin Barat berlangsung oleh massa udara continental Australia, sedangkan musim hujan dipengaruhi oleh massa udara continental Asia dan Pasifik yang melalui lautan. Faktor – faktor ini akan mengendalikan siklus alami yang berpengaruh terhadap kepariwisataan. Curah hujan di kawasan pariwisata Sanur cukup bervariasi dalam tiap – tiap bulannya. Hal ini disebabkan adanya angin Barat yang bertiup pada bulan Oktober – April dan angin Timur yang bertiup pada bulan April – Oktober. Rata – rata hujan pada bulan April sampai September akan menurun karena dipengaruhi oleh angin Timur yang bersifat kering, sedangkan rata – rata hujan pada bulan Oktober – April cukup tinggi karena dipengaruhi oleh angin Barat yang bersifat basah. Suhu udara dapat di uraikan dalam beberapa kategori yaitu temperature rata – rata, temperature maksimum rata – rata temperature minimum rata – rata, temperatur minimum absolut, temperature maksimum absolut. Temperatur maksimum rata – rata berkisar antara 26.2 O C – 28.1 O C; temperature maksimum rata – rata berkisar antara 29.5 O C – 31.8 O C; temperature minimum rata – rata berkisar antara 23.6 O C – 25.0 O C; temperature minimum absolute berkisar antara 18.4 O C – 22.4 O C dan temperature maksimum absolute berkisar antara 31.4 O C – 34.4 O C Sidarta 2002.