Parang Jati Jati Marja Manjali Marja JatakaJanaka

21 berhubungan dengan Lalita. Yuda merasa berterima kasih pada sosok Lalita, karena ia telah diberi pengalaman dan ilmu yang tidak pernah diduga sebelumnya.

c. Parang Jati Jati

Parang Jati merupakan sahabat dari Yuda. Tokoh Jati muncul pada bab Indigo. Jati memiliki sifat yang berkebalikan dari Yuda. Jati juga mencintai kekasih Yuda, Marja. Parang Jati adalah sosok yang lembut dan pemaaf. Jati memahami jenis-jenis perdewataan dalam Buddhisme, karena ayah angkatnya adalah seorang suhubudi. Jati juga sangat dekat dunia spiritualisme. Kedekatannya dengan dunia spiritual, menjadikannya menjadi sosok yang berbeda dari sahabatnya yang liar.

d. Marja Manjali Marja

Marja mulai muncul pada bab Indigo. Marja merupakan kekasih Yuda sekaligus sahabat Jati. Marja adalah mahasiswi seni ITB. Marja merupakan gadis yang periang dan manja yang dicintai oleh Yuda dan Jati. Marja mencintai Yuda, tetapi ia juga mencintai Jati. Ia menginginkan kedua lelaki yang berbeda sifat itu sekaligus. Marja adalah orang menemukan buku indigo yang telah dicuri. Dari buku itu, ia mempelajari nilai-nilai spiritual dan ilmu-ilmu yang telah digagas oleh Anshel. Marja adalah sosok yang mau belajar memperbaiki dirinya. Marja tidak takut mengakui dosa-dosanya.

e. JatakaJanaka

Dalam novel Lalita, tokoh JatakaJanaka disebutkan bahwa ia mengaku bernama Jataka sebagai kakak lelaki Lalita. Bagi tokoh Lalita, ia bernama Janaka dan bersaudara kembar dengannya. JatakaJanaka adalah ketua organisasi pemuda, atau yang lebih sering disebut dengan organisasi preman. Tokoh inilah yang menginginkan buku indigo untuk dijual kepada orang Eropa yang mulai mengenali nama Anshel, kakeknya. Tokoh 22 ini terkenal licik dan jahat. Ialah yang menculik bayi Lalita dan membunuhnya, membantai Lalita, dan menculik Yuda demi buku indigo. Tokoh ini tidak dekat dengan spiritual, tetapi ia memahaminya. Adapun tokoh-tokoh pendukung lain yang diceritakan dalam novel tersebut yang belum disebutkan adalah Oscar dan Jisheng. Oscar dan Jisheng berhubungan dengan tokoh Lalita dan Yuda. Namun, karena pengaruhnya terhadap penelitian yang dilakukan kurang, maka mereka tidak disebutkan dalam penelitian ini. 23

BAB V NILAI-NILAI SPIRITUAL TOKOH-TOKOH

DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI 5.1 Nilai-nilai Spiritual Nilai-nilai spiritual adalah hal-hal yang baik dalam suatu keadaan manusia yang merasakan adanya kekuatan yang lebih besar daripada diri manusia tersebut, dan merasakan adanya tujuan dari hidup. Tischler dalam Desiana, 2011:12 mengatakan bahwa spiritualitas mirip dengan suatu cara yang berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang yang spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih. Nilai-nilai spiritual sering dialami oleh manusia, apabila manusia tersebut dapat memahaminya. Bahkan nilai-nilai spiritual bisa juga dipahami dengan rasional apabila manusia tersebut mau mencari tahu apa makna yang terkandung di balik setiap nilai- nilai spiritual tersebut. Elkins dkk dalam Desiana, 2011:12 mengartikan spiritualitas sebagai suatu cara menjadi dan mengalami sesuatu yang datang melalui kesadaran akan dimensi transenden dan memiliki karakteristik beberapa nilai yang dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri, kehidupan, dan apapun yang dipertimbangkan seseorang sebagai Yang Kuasa.