peternakan sapi perah maupun manfaat-manfaat yang ditimbulkan secara menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan juga
berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini.
4.4.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial dikaji menggunakan analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present
Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio, Payback Periode dan Analisis Switching Value. Analisis biaya manfaat dilakukan
untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat
kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalan cashflow usaha sapi perah. Setelah diketahui pajak maka
dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial.
Untuk mencari batas maksimum suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas Switching Value perlu
dilakukan.
1 Net Present Value NPV Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
Keterangan : B
t
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t Rupiah C
t
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah n = Umur ekonomis proyek Tahun
i = Tingkat suku bunga Persen t = Tingkat Investasi t= 0,1,2,…n Tahun
Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu:
a
NPV 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
b
NPV 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.
c
NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
2 Internal Rate Return IRR Internal Rate Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan
yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari pada tingkat diskonto yang berlaku discount rate, maka proyek tersebut
dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut :
1 2
2 1
1 1
i i
NPV NPV
NPV i
IRR
Keterangan :
NPV
1
= NPV yang bernilai positif Rupiah NPV
2
= NPV yang bernilai negatif Rupiah i
1
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif persen i
2
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif persen 3 Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net BC menunjukan besarnya tingkat tambahan
manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai BC ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam
menghitung Net BC adalah sebagai berikut :
Net BC Ratio =
Keterangan : Net BC
= Nilai Benefit-cost ratio
B
t
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t Rupiah
C
t
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah n
= Umur ekonomis proyek Tahun i
= Tingkat suku bunga persen t
= Tingkat Investasi t= 0,1,2,…n
4 Payback Periode Payback Periode atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga
mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan.
Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin
kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengambilan investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Secara sistematis
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : P = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi Tahun
I = Biaya investasi Rupiah
A = Benefit bersih tiap bulan Rupiah
Selama proyek dapat mengambalikan modalinvestasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi
apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan.
5 Analisis Switching Value Nilai Pengganti. Informasi keuangan usaha sapi perah yang dituangkan ke dalam cashflow
hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan tingkat produksi seringkali menjadi
parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha sapi perah.
Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka dilakukan analisis sensitivitas dengan metode pengitungan switching value nilai pengganti. Metode
ini digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak
layak untuk diusahakan dengan melakukan perubahan pada sesuatu variabel. Keseluruhan asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan cateris
paribus dengan kata lain jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak berubah.
Kriteria kelayakan investasi yang tidak layak yaitu proporsi manfaat yang turun akibat manfaat sekarang neto NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat
tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang berlaku dan perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan
satu.
4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan
1. Umur proyek 10 tahun ditetapkan selama 10 tahun terhitung 2011-2021, hal ini didasarkan pada umur barang investasi yang paling lama yaitu
selama 10 tahun. 2. Modal usaha berasal dari modal sendiri dan modal tambahan, modal
sendiri berasal dari pemilik sedangkan modal tambahan berasal dari kredit bank BRI.
3. Tahun ke-0 direncanakan sebagai tahun investasi. Biaya reinvestasi peralatan dikeluarkan sesuai habisnya umur ekonomis peralatan.
4. Nilai sisa akan diperhitungkan ke dalam penerimaan pada saat umur proyek berakhir. Nilai sisa dihitung sebesar 10 persen dari nilai awal.
5. Bunga kredit pinjaman modal pada rencana pengembangan bisnis sesuai dengan tingkat suku bunga kredit pada bank BRI yaitu 13 persen.
6. Penjualan susu murni 90 persen ke PT. Indolakto, 9 persen ke perusahaan dan 1 persen ke konsumen langsung.
7. Pajak Penghasilan PPh sebesar 25 persen sesuai Undang-Undang No 36 Tahun 2011.
8. Harga pakan konsentrat dan hijauan tetap, selama 10 tahun.