Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan
sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan.
8 Chopper Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga
terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah dicerna oleh sapi.
9 Mixer Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga
tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan pencampurann bahan baku mixing adalah 30 menit.
6.1.2.3. Proses Produksi
a Tata Laksana Pemeliharaan 1 Pengadaan Bakalan Sapi Perah
Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland FH dengan warna bulu
hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih Gambar 5. Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland FH
karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland FH, di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria HG. Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia.
Gambar 5. Jenis Sapi Fries Holland FH
2 Pakan Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri
dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input
pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan. Luas lahan hijauan
mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput.
Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan
konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan
pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan
adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di
luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos
No Nama Bahan Baku Pakan
Pemasok 1.
Wheat Pollard PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari
Flour Mills Jakarta 14110 Indonesia 2.
Onggok PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang
Lampung 3.
Kopra PT. Giat Cilincing Jakarta
4. Molases
CirebonSurabaya 5.
Kalsium PT. Lembah Hijau Cianjur
6. Vitamin
PT. Lembah Hijau Cianjur 7.
Mineral PT. Lembah Hijau Cianjur
8. Garam
Bogor Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011.
3 Sanitasi Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab
sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan sanitasi kandang di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara
menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu
dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke
dalam kolam penampungan holding pond sementara sebelum akhirnya dibuang ke sungai.
4 Reproduksi Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan
dengan cara Inseminasi Buatan IB. IB merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak.
Teknik melakukan Inseminasi Buatan IB adalah dengan cara memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari
sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang
inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos mencapai 80 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB.
5 Penanganan Penyakit Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit,
racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh
karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung
dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang
pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011
No Nama
Penyakit Gejala
Penanganan 1.
Pneumonia Keluar cairan berbau dari
hidung, batuk, tidak nafsu makan dan perut kembung.
Memberikan suntikan
antibiotik dengan dosis 20cc per ekor setiap dua hari
sekali.
2. Mastitis
Keluarnya cairan kuning kental pada ambing akibat
dari peradangan kelenjar susu disebabkan
oleh bakteri
streptococcus coccid dan staphylococcus coccid.
Ambing tidak diperah dan diberi suntikan antibiotik
seperti penicillin melalui mulut.
3. Brucllosis
Merusak alat reproduksi terutama pada dinding rahim
uterus selaput lendir dan ambing.
Diberikan vaksin strain 19.
4. Pilek
Nafsu makan berkrang, badan lemah dan keluar cairan dari
lubang hidung Memberikan
antibiotik dengan dosis 20cc setiap
kali pemberian. 5.
Diare Feses sedikit cair dan
terkadang bercampur darah. Memberikan
antibiotik dengan dosis 20cc dan
injectamin dengan dosis 10cc tiap pemberian.
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011
b Proses Pemerahan dan Produksi Susu Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin
perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang
pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas up line.
Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam.
Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas
sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain
dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemerahan yang benar Rukmana, 2009.
Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan
atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki
kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di
ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen.
Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 literhari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500
per liter.
Sapi perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300
hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih 2 bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi
ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai diatas tahun ke delapan Tabel 12.
Tabel 12. Perkembangan Umur Sapi Perah
Umur Sapi Uraian
Keterangan 0-1 Tahun
Pedet Belum produksi susu
1-2 Tahun Dara 1 Tahun
Belum produksi susu 2-3 Tahun
Dara 2 Tahun Belum produksi susu
3-4 Tahun Laktasi Pertama
Mulai memproduksi susu 4-5 Tahun
Laktasi Kedua Produksi susu
5-6 Tahun Laktasi Ketiga
Produksi susu 6-7 Tahun
Laktasi Keempat Produksi susu
7-8 Tahun Laktasi Kelima
Produksi susu 8 Tahun
Sapi Afkir Sudah tidak memproduksi susu
6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang
tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga
sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan.
6.1.3. Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif
pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara
tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem
pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang
rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja.
6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen