Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Persamaan ini berguna karena menunjukkan bahwa jika satu dari variabel- variabel itu berubah maka satu atau lebih variabel lainnya juga harus berubah
untuk menjaga kesamaan. Misalnya jika jumlah uang beredar M meningkat dan perputaran uang V tidak berubah maka baik harga atau jumlah transaksi harus
meningkat. Dalam kenyataannya, persamaan di atas mengandung masalah yaitu
karena jumlah transaksi sulit diukur. Untuk memecahkan masalah ini maka jumlah transaksi T diganti dengan output total dalam perekonomian Y.
transaksi dan output sangat berkaitan karena semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin banyak barang dibeli dan dijual. Namun demikian
kedua variabel tersebut tidak sama. Tetapi nilai uang dari transaksi proporsional terhadap nilai uang dari output. Jika Y menyatakan jumlah output dan P
menyatakan harga satu unit output maka nilai uang dari output adalah PY. Sehingga persamaan kuantitas menjadi:
MV = PY …………………………...……….………………..……… 2.6 Karena Y juga merupakan pendapatan total maka V dalam persamaan
kuantitas ini disebut perputaran pendapatan uang income velocity of money. Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam
pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Teori uang, harga dan inflasi menjelaskan apa yang menentukan seluruh
tingkat harga perekonomian. Teori tersebut memiliki tiga unsur yaitu: 1.
Faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan tingkat output Y 2.
Jumlah Uang beredar M menentukan nilai output nominal PY. Hal ini berdasarkan persamaan kuantitas dengan asumsi perputaran uang adalah tetap.
3. Tingkat harga P adalah rasio dari nilai output nominal PY terhadap tingkat
output Y. Karena tingkat inflasi adalah perubahan persentase dalam tingkat harga,
teori tingkat harga ini juga merupakan teori tingkat inflasi. Sehingga persamaan kuantitas ditulis dalam bentuk perubahan persentase, yaitu:
∆ M + ∆V = ∆P + ∆Y …………………………………….….. 2.7
Perubahan persentase dalam kuantitas uang M berada di bawah pengawasan bank sentral. Perubahan persentase dalam perputaran V
mencerminkan pergeseran dalam permintaan uang dan jika perputaran diasumsikan konstan maka perubahan persentase dalam perputaran adalah nol.
Perubahan persentase dalam tingkat harga P adalah tingkat inflasi. Perubahan persentase dalam output Y bergantung pada pertumbuhan faktor-faktor produksi
dan kemajuan teknologi given. Pada akhirnya analisis ini menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar menentukan tingkat inflasi. Jadi, teori kuantitas
uang menyatakan bahwa bank sentral yang mengawasi jumlah uang beredar memiliki kendali tertinggi atas inflasi. Jika bank sentral mempertahankan jumlah
uang beredar tetap stabil, tingkat harga akan stabil. Jika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat, tingkat harga akan meningkat
dengan cepat Mankiw, 2007. M juga bisa disebut agregat moneter, V adalah kecepatan dari agregat
moneter, P adalah tingkat harga agregat, dan Y adalah PDB riil. Kecepatan agregat moneter biasanya direpresentasikan sebagai fungsi dari suku bunga karena
permintaan uang sensitif terhadap opportunity cost terhadap biaya memegang uang. Harga energi merupakan salah satu komponen dalam perhitungan tingkat
harga agregat sehingga perubahan harga energi dapat memengaruhi tingkat harga agregat secara langsung. Namun demikian, cara langsung ini tidak dapat
menghasilkan perubahan yang permanen pada tingkat harga agregat. Dalam persamaan kuantitas uang, perubahan harga energi tidak bisa berdampak secara
permanen terhadap tingkat harga kecuali PDB, monetery agregat atau kecepatannya diubah.
Perubahan harga energi dapat berdampak permanen terhadap tingkat harga agregat dengan cara mengubah PDB riil. Peningkatan harga energi
mengindikasikan peningkatan kelangkaan input produksi ini dan mengurangi PDB riil. Netralitas uang menyatakan jika salah satu di antara M, V, atau PDB
dianggap konstan, perubahan PDB riil akan memengaruhi tingkat harga agregat. Penurunan PDB riil akan meningkatkan tingkat harga agregat dengan persentase
yang sama.