Analisis Deskriptif Metode Analisis
Pada November 2004, harga minyak mentah di pasaran dunia “Brent” di Rotterdam adalah 27 US sen per liter dan harga eceran bensin di Amerika Serikat
adalah 54 US sen per liter. Pada November 2008, harga minyak mentah di pasaran dunia “Brent” di Rotterdam naik menjadi 30 US sen per liter, di Amerika Serikat
naik menjadi 56 US sen per liter, dan di Spanyol naik menjadi 123 sen per liter yang merupakan harga bahan bakar terendah di wilayah Uni Eropa. Menurut GTZ
dalam International Fuel Prices, harga eceran bahan bakar digolongkan dalam empat kategori yaitu: 1 subsidi bahan bakar sangat tinggi, dimana harganya di
bawah harga minyak mentah di pasar dunia; 2 subsidi bahan bakar, dimana harganya di atas harga minyak mentah di pasar dunia tetapi masih di bawah harga
di Amerika Serikat; 3 pajak bahan bakar, dimana harganya di atas harga minyak mentah di Amerika Serikat tetapi masih di bawah harga bahan bakar terendah di
wilayah Uni Eropa; 4 pajak bahan bakar sangat tinggi, dimana harganya di atas harga bahan bakar terendah di wilayah Uni Eropa.
Pada November 2004, negara dengan subsidi bahan bakar sangat tinggi hanya Indonesia, sedangkan negara dengan subsidi bahan bakar antara lain
Malaysia, Filipina, Thailand, dan China. Negara dengan pajak bahan bakar adalah Singapura sedangkan negara dengan pajak sangat tinggi terhadap bahan bakar
adalah Korea Selatan dan Jepang. Kemudian pada Nopember 2008, posisi ini berubah dimana sudah tidak ada lagi negara dengan subsidi sangat tinggi.
Indonesia sudah menjadi negara dengan subsidi bahan bakar bersama Malaysia. Filipina, Thailand, dan China mengikuti Jepang menjadi negara dengan
menerapkan pajak bahan bakar. Korea Selatan dan Jepang merupakan negara dengan pajak bahan bakar sangat tinggi.
Mekanisme transmisi inflasi terjadi pada kenaikan harga minyak dunia. Pada negara-negara yang tidak menerapkan subsidi bahan bakar minyak, kenaikan
harga minyak meningkatkan biaya produksi dan harga produk yang dihasilkan. Dengan menganggap harga non-energi konstan, hal ini akan mengarah ke inflasi,
pada tingkat permintaan agregat tertentu dan pada akhirnya mendorong perekonomian menuju resesi. Hal ini kemudian menimbulkan masalah pada bank
sentral. Bank sentral memilih antara mengimplementasikan kebijakan moneter