8 2
Kemasan  kotak  karton  bekas  dapat  dipakai  kembali  dan  setelah  rusak  dapat  didaur  ulang menjadi karton kembali.
3 Perancangannya dapat disesuaikan dengan kondisi buah yang dikemas.
4 Kotak  karton  dapat  dilengkapi  dengan  gambar  buah  yaang  dikemas,  golongan  ukuran,  jenis
mutu, keterangan jumlah, berat bersih, daerah asal, dan produsen. 5
Kotak karton dapat dilengkapi dengan ventilasi. 6
Sifat meredam getaran yang baik. 7
Lapisan  karton  dapat  dibuat  bergelombang  sebagai  partisi  atau  penyekat  antarbuah  sehingga kerusakan akibat gesekan dan tekanan dapat dihindari.
8 Kotak  karton  memiliki  bahan  yang  ringan  sehingga  akan  mempermudah  pembongkaran  dan
dinding  karton  yang  halus  dibandingkan  peti  kayu  menyebabkan  gesekan  antara  komoditi dengan dinding tidak berakibat buruk.
D. Peti Kayu
Kemasan  peti  kayu  memiliki  sifat  fisik  dan  mekanik  yang  bervariasi  sehingga  untuk keperluan  tertentu  dilakukan  pemilihan  yang  selektif  terhadap  jenis  kayu  yang  digunakan.  Pada
dasarnya tidak ada kriteria khusus untuk menentukan jenis kayu yang digunakan sebagai kemasan. Pemilihannya umumnya ditentukan hanya berdasarkan jumlah kayu yang tersedia, kemudahannya
untuk  dipaku,  jenis  produk  yang  akan  dikemas,  kekuatan  dan  kekakuan  kayu,  serta  harganya Hanlon  1984.  Sedangkan  menurut  Sjaifullah  1996,  berdasarkan  pertimbangan-pertimbangan
pustaka  dan  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh  Sub  Bagian  Perlakuan  Segar  Hasil Hortikultura  Bagian  Teknologi,  Lembaga  Penelitian  Hortikultura  Pasar  Minggu,  jenis  yang
digunakan  untuk  membuat  peti  kayu  adalah  yang  berwarna  putih  dan  lentur  seperti  kayu  teki Albizia lebbeck Benth, kayu kenanga, dan kayu sengon.
Keuntungan pemakaian peti kayu sebagai kemasan yaitu dapat ditumpuk dengan ketinggian tertentu  tanpa  menyebabkan  kerusakan  yang  diakibatkan  oleh  penumpukan  tersebut  dan  mampu
melindungi  komoditi  yang  dikemas  terhadap  kerusakan  yang  mungkin  terjadi  akibat  adanya tekanan dari segala arah Poernomo 1979.
E. Bahan Pengisi Kemasan
Selama  transportasi  dan  penyimpanan,  kemasan  dan  bahan  segar  akan  menghadapi beberapa kerusakan, baik dari segi mekanis, lingkungan ataupun biologi. Kerusakan mekanis dapat
dinyatakan  sebagai  kerusakan  yang  disebabkan  oleh  tumbukan,  getaran  kompresi,  dan  tusukan. Kerusakan  tumbukan  dapat  terjadi  jika  kemasan  jatuh  atau  terlempar.  Buah  di  dalamnya  akan
bergerak  dan  bersentuhan  antara  sesama  buah  dan  antara  buah  dengan  kemasan  yang mengakibatkan  kerusakan.  Untuk  mengurangi  efek  tersebut  pada  produk    kemasan  harus  dibuat
tidak  bergerak  dan  membagi  beban  yang  ada  pada  setiap  bagian  dan  memberikan  bantalan.  Efek merugikan  dari  getaran  termasuk  luka  lecet  yang  disebabkan  karena  perpindahan  relatif  produk
dari  kemasan  dan  dari  produk  yang  lain  bisa  dikurangi  dengan  menahan  tiap  bagian  produk. Kerusakan kompresi terjadi selama penumpukkan kemasan. Kemasan kaku yang terlampau penuh
atau  cacat  dapat  menyebabkan  gaya  kompresi  yang  ada  dari  penumpukkan  lebih  banyak dilanjutkan  kepada  produk  daripada  kemasannya.  Hasilnya,  produk  menjadi  memar,  tingkat
9 kerusakannya  tergantung  pada  besarnya  gaya  yang  terjadi  dan  tingkat  kematangan  dari  produk
Pantastico 1989. Beberapa dari kerusakan ini dapat diminimalisir dengan menghindari adanya ruang kosong
yang  terdapat  di  dalam  kemasan  serta  melindungi  tekanan  dan  gesekan  antara  sesama  produk ataupun antara produk dengan kemasan selama kegiatan transportasi. Bahan yang digunakan untuk
mengisi  ruang  tersebut  sering  disebut  dengan  istilah  bahan  pengisi  kemasan.  Bahan  ini  dapat mengurangi sebagian besar kerusakan yang terjadi selama transportasi. Selain itu, bahan ini dapat
juga  menjadi  alat  penyekat  antarproduk,  sebagai  bahan  pelapis  dinding  kemasan,  atau  sebagai bahan pengganjal untuk melindungi buah atau sayur terhadap pergeseran dengan dinding kemasan
atau  sebagai  bahan  pengisi  disela-sela  antara  setiap  komoditas  yang  dikemas  untuk  mencegah terjadinya pergeseran letak  komoditas. Bahan  yang umum  digunakan adalah  merang atau jerami,
daun-daun kering, pelepah batang pisang, tikar, kertas koran atau kertas lainnya, dan sebagainya.
F. Simulasi Transportasi