32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil simulasi transportasi, dimana kondisi simulasi ini berlaku untuk frekuensi meja getar 2.92 Hz dan amplitudo 4.53 cm dengan asumsi kecepatan truk di jalan luar
kota 60 kmjam serta frekuensi getaran bak truk 1.442 Hz, maka beberapa hal dapat disimpulkan adalah:
1. Penggunaan jenis kemasan berbeda nyata terhadap tingkat kerusakan mekanis melon, tetapi
tidak berbeda nyata terhadap kekerasan, susut bobot, dan total padatan terlarut selama penyimpanan. Kemasan karton memiliki tingkat kerusakan mekanis lebih kecil dibandingkan
dengan kemasan peti kayu. Kerusakan mekanis pada melon dapat diminimalkan dengan menambahkan bahan pengisi.
2. Pemberian bahan pengisi berbeda nyata terhadap kerusakan mekanis, tetapi tidak berbeda nyata
terhadap kekerasan, susut bobot, dan total padatan terlarut. Kerusakan mekanis paling tinggi dialami melon yang dikemas peti kayu tanpa diberi bahan pengisi.
3. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kerusakan, susut bobot, dan total padatan terlarut
pada melon. Total padatan terlarut meningkat hingga buah selesai mengalami pelayuan dan kemudian menurun setelah buah mulai masam busuk. Sedangkan kekerasan akan mengalami
penurunan. 4.
Kemasan karton dengan bahan pengisi melon dibungkus koran merupakan kemasan yang paling baik untuk transportasi karena kerusakan mekanis yang terjadi terendah, kekerasan dan
total padatan terlarut tertinggi, serta susut bobot yang relatif kecil selama penyimpanan 15 hari.
B. Saran
1. Melon sebaiknya dikemas menggunakan kemasan karton dengan bahan pengisi melon
dibungkus koran sehingga dapat mengurangi kerusakan mekanis yang terjadi akibat kegiatan distribusi atau transportasi.
2. Perlu dilakukan uji kekuatan kemasan untuk mengetahui beban tumpuk maksimum kemasan.
3. Perlu dilakukan penelitian untuk pengemasan melon dengan menggunakan kemasan karton
berventilasi sehingga udara hasil respirasi dapat bertukar dengan udara luar.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Jenis-jenis Melon. Direktorat Tanaman Buah. Departemen Pertanian. Jakarta. Anwar RS. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan Fisik dan Masa
Simpan Brokoli setelah Transportasi. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. IPB. Bogor. [BPPT] Badan Pengkajian dan Pusat Teknologi. 1986.Di dalam Tirtosoekotjo MS. Alat simulasi
pengangkutan buah-buahan segar dengan mobil dan kereta api. Jurnal Hortikultura 21: 66-73. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi
Indonesia. Darmawati E. 1994. Simulasi Komputer untuk Perancangan Kemasan Karton Bergelombang dalam
Pengangkutan Buah-buahan. Tesis. Program Studi Keteknikan Pertanian. IPB. Bogor. Destiyani E. 2010. Pengkajian Kemasan Karton untuk Transportasi Buah Alpukat Persea Americana.
Mill. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. [FPI] Federasi Pengemasan Indonesia. 1983. Di dalam Wijandi. Studi Kemasan Komoditi Buah-
buahan, Sayur-sayuran, dan Bunga-bungaan Segar yang Bernilai Ekonomis Tinggi dalam Rangka Meningkatkan Ekspor Non Migas. Laporan Penelitian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Handerbug RE. 1975. Dasar-dasar Pengemasan. Di dalam E.B. Pantastico ed.. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan, dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan
Subtropika. Gajah Mada Press. Yogyakarta. Hanlon JF. 1984. Handbook of Package Engineering. McGraw Hill Book Co. New York.
Kusumah EC. 2007 Pengaruh Berbagai Kemasan dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan Mutu Fisik Mentimun Cucumis sativus selama Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
Bogor. Liu MS, Ma PC. 1983. Postharvest Problems of Vegetable and Fruits in the Tropics and Subtropics.
Asian Vegetable Research and Development Center. Mattjik AA. Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I.
IPB Press. Bogor. Muthmainnah. 2008. Mutu Fisik Sawo Achras zapota L dalam Kemasan pada Simulasi Transportasi.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pantastico EB. 1989. Fisiologi Pasca Panen. Penanganan. dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-
sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada Press. Yogyakarta. Peleg K. 1985. Produce Handling Packaging and Distribution. AVI Publishing Co., Inc.,. USA
Poernomo. 1979. Daerah produksi, Tempat Penumpukan, Pengepakan, Pengangkutan, Pemasaran Distribusi, dan Pengemasan Hasil Hortikultura merupakan Masalah Penanganan Lepas Panen.
Jurnal Hortikultura 6: 168-174. Pradnyawati PI. 2006. Pengaruh Kemasan dan Goncangan terhadap Mutu Fisik Jambu Biji Psidium
guajava L selama Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prajnanta F. 1997. Melon: Pemeliharaan secara Intensif dan Kiat Sukses Beragribisnis. Penebar Swadaya. Bogor.
Purwadaria HK. 1992. Sistem Pengangkutan Buah-buahan dan Sayuran. Makalah Pelatihan Teknologi Pascapanen Buah-buahan dan Sayuran. PAU Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.
Rukmana R. 2008. Bertanam Buah-buahan di Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta. Samadi B. 2007. Melon: Usaha Tani dan Penanganan Pasacpanen. Kanisius. Yogyakarta.
Santoso BB. 1997. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen Tanaman Hortikultura. IPB Press. Bogor. Satuhu S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Bogor.
34 Seesar YA. 2009. Umur Simpan Buah Manggis Garcinia mangostana L dalam Berbagai Jenis
Kemasan dan Suhu Penyimpanan pada Simulasi Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sjaifullah. 1996. Petunjuk memilih Buah Segar. Penebar Swadaya. Jakarta. Sobir, Siregar FD. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soedibyo. 1979. Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran Khusus Pengepakan. Pengangkutan. dn Penyimpanan. Badan Penelitian dan Pengembangaan Pertanian. Sub Balai
Penelitian Tanaman Pangan. Jakarta. Sukmana D. 2011. Perancangan dan Pengujian Kemasan Berbahan Karton Gelombang Corrugated
Fiber Board untuk Buah Manggis Garcinia mangostana L.. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tirtosoekotjo MS. 1992. Alat Simulasi Pengangkutan Buah-Buahan Segar dengan Mobil dan Kereta Api. Jurnal Hortikultura 21: 66-73.
Wijandi S. 1989. Studi Kemasan Komoditi Buah-buahan. Sayur-sayuran. dan Bunga-bungaan Segar yang Bernilai Ekonomis Tinggi dalam Rangka Meningkatkan Ekspor Non Migas. Laporan
Penelitian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianti NL. 2009. Perancangan Kemasan untuk Transportasi Buah Manggis. Tesis. Institut Pertanian
Bogor.
35
LAMPIRAN
36 Lampiran 1. Kesetaraan Simulasi Transportasi
Data Hasil Simulasi Transportasi Ulangan
Variabel menit
ke-0 menit
ke-20 menit
ke-40 menit
ke-60 menit
ke-80 menit
ke-100 menit
ke-120 Rata-
rata
1 Frekuensi
2.8 2.9
2.9 2.9
2.9 3
3 2.91
Amplitudo 4.5
4.7 4.9
4.4 4.5
4.4 4.5
4.56 2
Frekuensi 2.9
2.8 2.9
3 3
2.9 3
2.93 Amplitudo
4.5 4.3
4.6 4.7
4.4 4.7
4.4 4.51
Input: f
m
= frekuensi meja getar Hz A
m
= amplitudo meja getar cm f
t
= frekuensi truk Hz Asumsi:
1. Kecepatan truk di jalan luar kota 60 km jam
2. Frekuensi getaran bak truk f
t
1.442 Hz 3.
Amplitudo meja getar A
m
4.535 cm 4.
Frekuensi mej getar f
m
2.92 Hz
Data truk:
W
t
= Amplitudo rata-rata getaran bak truk A
t
dari Tabel 2
∑ ∑
A
t
A
t
= 1.742 cm Luas satu siklus getaran bak truk jalan luar kota L
t
L
t
= ∫
L
t
= ∫
L
t
= 1.742 [
] L
t
= = 1.742 L
t
= 0.00115 cm
2
getaran
37 Jumlah luas seluruh getaran bak truk jalan luar kota selama 0.5 jam L
t0.5
L
t0.5
L
t
= 30 menit 60 detik menit × 1.442 getaran menit × 0.00115 cm
2
getaran L
t
= 2.985 cm
2
Data meja getar:
T
m
= W
m
= Luas satu siklus getaran vibrator L
m
L
m
= ∫
= 4.53 ∫
= 4.53 = 4.53
[ ]
= 1.48×10
-3
cm
2
getaran Jumlah seluruh getaran vibrator selama 1 jam G
m
= 1 jam x 60 menitjam x 60 detikmenit x 2.92 getarandetik = 10512 getaranjam
Jumlah luas seluruh getaran vibrator selama 1 jam L
m1
= 10512 getaranjam x 1.48 x 10
-3
cm
2
getaran = 15.56 cm
2
jam Kesetaraan panjang jalan selama 30 menit dengan 30 km
=
38 = 78.191 km
Karena dilakukan selama 2 jam maka jarak yang ditempuh: = 2 x 78.191 km
= 156.382 km
39 Lampiran 2. Data Kerusakan Mekanis Melon
Perlakuan Ulangan
Total buah Jumlah rusak rusak
K1B1 1
12 0.00
2 12
0.00 K1B2
1 12
0.00 2
12 0.00
K1B3 1
12 0.00
2 12
0.00 K2B1
1 12
1 8.33
2 12
0.00 K2B2
1 12
1 8.33
2 12
2 16.67
K2B3 1
12 0.00
2 12
0.00 Keterangan:
K1B1 = Kemasan karton dengan bahan pengisi cacahan koran
K1B2 = Kemasan karton tanpa bahan pengisi
K1B3 = Kemasan karton dengan dibungkus koran
K2B1 = Kemasan peti kayu dengan bahan pengisi cacahan koran
K2B2 = Kemasan peti kayu tanpa bahan pengisi
K2B3 = Kemasan peti kayu dengan dibungkus koran
Lampiran 3. Data Kekerasan Melon kg
Perlakuan Ulangan H-0
H-3 H-6
H-9 H-12
H-15 A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ K1B1
1 3,26 3,49 3,89 3,55 2,56 2,63 2,75 2,65 1,9 1,62 2,22 1,91 1,82 1,81 1,79 1,81 1,37 1,26 1,28 1,30 0,11 1,79 0,97 0,96
2 3,04 2,5 2,75 2,76 1,94 1,79 1,74 1,82 1,57 1,22 2,17 1,65 1,65 1,13 1,14 1,31 0,07
0,4 1,41 0,63 0,79 0.6
0,4 0,60 K1B2
1 2,61 2,91 2,86 2,79 2,11 2,5 2,98 2,53 2,48 2,62 2,17 2,42 1,76 1,61
1,8 1,72 0,1 1,91
1,4 1,14 0,85 0,82 0,93 0,87 2 2,62 2,49 2,56 2,56 2,07 2,49 2,23 2,26 1,37 1,53 1,21 1,37 1,26 1,18
1,3 1,25 2,07 0,34 0,47 0,96 0,77 0,85 0,7 0,77
K1B3 1 3,33 3,21 3,59 3,38 1,83
1,9 2,4 2,04 2,07 1,37 1,97 1,80 1,38
1,2 1,26 1,28 1,58 0,89 1,62 1,36 0,48 0,62 0,6 0,57
2 2,88 3,12 3,44 3,15 1,91 1,26 1,46 1,54 1,69 1,29 1,29 1,42 1,4 0,94 1,32 1,22 2,02 0,15 1,38 1,18 0,77 0,43 2,06 1,09
K2B1 1 2,98
2,9 3,59 3,16 2,66 3,17 2,95 2,93 2,31 2,29 2,77 2,46 1,2 1,36 1,21 1,26 1,51 1,28 0,25 1,01 0,18 1,04 0,51 0,58
2 3,24 3,27 3,4 3,30 1,84 1,51 1,34 1,56
1,7 1,51 1,63 1,61 1,31 1,55 1,38 1,41 0,47 0,97 0,79 0,74 0,4 1,77 0,48 0,88
K2B2 1 2,64 2,77 2,57 2,66 2,26 2,57 2,22 2,35 2,15 2,27 1,92 2,11
1,4 1,33 1,36 1,36 1,4 1,52 0,35 1,09 1,41 0,28 0,17 0,62
2 3,48 3,21 3,12 3,27 2,25 2,07 2,16 2,16 2,12 1,64 1,61 1,79 1,48 1,49 1,3 1,42
0,7 0,11 1,31 0,71 0,2 0,05 1,03 0,43
K2B3 1 2,98 3,08 3,49 3,18 2,39 2,23 2,19 2,27
1,3 1,58 1,4 1,43 1,44 1,49 1,29 1,41 1,73 1,44 0,32 1,16 1,19 0,33 0,35 0,62
2 3,85 3,85 3,2 3,63 2,91 3,09 3,21 3,07 1,48 1,29
1,7 1,49 1,25 1,58 1,32 1,38 0,73 0,7 0,68 0,70 0,51 0,29 0,61 0,47
Keterangan: A = Atas; T = Tengah; B = Bawah; ẋ = rata-rata
Lampiran 4. Data Susut Bobot Melon kg
Perlakuan Ulangan H-0
H-3 H-6
H-9 H-12
H-15 1
2 ẋ
1 2
ẋ 1
2 ẋ
1 2
ẋ 1
2 ẋ
1 2
ẋ K1B1
1 1242,3 1286,5 1264,4 1209,6 1255,8
1232,7 1184,6 1231
1207,8 1164,1 1206,2 1185,15 1142,7 1165,2 1153,95 1123,6 1090,1 1106,85 2 1311,3
1252 1281,65 1278,1 1213,8 1245,95 1245,3 1177,7 1211,5 1214,3 1145,7
1180 1186,5 1108,4 1147,45 1155,5 1058,8 1107,15 K1B2
1 1263,5 1350,7 1307,1 1233,2 1312,4
1272,8 1209,7 1282
1245,85 1184,5 1252,8 1218,65 1157
1199 1178 1137,4 1176,2
1156,8 2 1247,8 1126,6
1187,2 1204,7 1104 1154,35 1158,5 1081,9
1120,2 1112,6 1064,5 1088,55 1069,9 1047 1058,45
998,4 1028,4 1013,4
K1B3 1 1435,2 1456,5 1445,85 1399,7 1420,9
1410,3 1372,6 1392,1 1382,35 1345,7
1366 1355,85 1319,1 1337,2 1328,15 1293,9 1309,3 1301,6
2 1394,4 1308
1351,2 1324,7 1281,8 1303,25 1296,6 1254,1 1275,35 1273,1 1230,1
1251,6 1251,6 1207,8 1229,7 1232,3 1177,1
1204,7 K2B1
1 1309 1377,9 1343,45 1277,6 1344,1 1310,85 1251,6 1314,6
1283,1 1227,4 1289,3 1258,35 1202 1255,7 1228,85 1177,6 1221,6
1199,6 2 1385,8 1312,4
1349,1 1351,2 1277,6 1314,4 1319,3 1244,4
1281,85 1283 1216,3 1249,65 1240,6 1188,1 1214,35 1155,1
1162 1158,55 K2B2
1 1457,5 1189,9 1323,7 1423,6
1160 1291,8 1396,3 1137,9
1267,1 1370,1 1118,4 1244,25 1341,4 1098,4 1219,9 1308,6 1080,9 1194,75
2 1425,5 1358,7 1392,1 1386,3 1331,6 1358,95 1349,3 1302,7
1326 1311,1 1276,3 1293,7 1243,3 1247,5
1245,4 1116,7 1206,7 1161,7
K2B3 1 1354,8
1359 1356,9 1325,6 1326,4
1326 1298,5 1300,3 1299,4 1271,2 1277,9 1274,55 1237,9 1253,3
1245,6 1195,8 1230,2 1213
2 1363,6 1387,9 1375,75 1331,7 1359,7 1345,7 1302,7 1333,6
1318,15 1278,1 1306,9 1292,5 1253,5 1283,2 1268,35 1230,4 1254,6
1242,5
Lampiran 5. Data Total Padatan Terlarut ˚Brix
Perlakuan Ulangan H-0
H-3 H-6
H-9 H-12
H-15 A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ A
T B
ẋ K1B1
1 9,9
10 10
9,97 9,6 10,9 10,1 10,20 10,8 10,9 10,7
10,8 11,4 10,9 11 11,10 10,4
9,8 9,5
9,90 0 0,00
2 9,7 10,5
9,6 9,93 10,7 10,6
11 10,77 11,5 11,2 11,4 11,37 11,9 11,1 11,7 11,57 9,4
9,6 7,5
8,83 9
9,1 9 9,03
K1B2 1 10,9
9,6 9,5 10,00 10,1
9,8 10,5 10,13 10,3 10,2 10,5 10,33 11,2 11,2 12 11,47 10,3 10,3 10,3 10,30
8,8 8,1
9,2 8,70 2
9,5 9,3
9,7 9,50
9,7 9,7 10,2
9,87 10,2 11 11,7 10,97 10,5 10,3 10,3 10,37
10 10,1 9,9 10,00
8,8 9
8,9 8,90 K1B3
1 9,9
9 9
9,30 9,1
9,8 9,8
9,57 10
9,9 9,6
9,83 10,2 10,9 10,2 10,43 11,2 11,3 11,2 11,23 9,5
9,7 8,8 9,33
2 8,9
8,2 8,7
8,60 8,9
9,4 8,6
8,97 9,9
9,9 10
9,93 10,9 10,8 10,8 10,83 9,8
9,5 9,6
9,63 8,9
9,3 9,3 9,17
K2B1 1 10,2
10 10,4 10,20 10,4 10,1 10,3 10,27 10,3 10,6 10,4 10,43 11,4 11,1 11,7 11,40 9,9
9,5 9,8
9,73 7,7
7,7 7,1 7,50
2 8,7
8,5 9
8,73 8,7
8,5 9,2
8,80 8,9
9,4 9,4
9,23 11,2 10,1 10,4 10,57 7,7 10,3 10,4
9,47 9,7
9,4 9,1 9,40
K2B2 1
9,7 9,5
9,6 9,60 10,2
9,9 10 10,03 10,2
10 10 10,07 10,3 10,1 10,4 10,27 10,2 10,3
9,9 10,13 9,5
9,8 9,5 9,60
2 8,7
8,5 9,2
8,80 10,4 10,5 10,6 10,50 11,4 10,9 11,7 11,33 11
11 10,6 10,87 8,6
8,8 8,7
8,70 10,2 8,4
5,9 8,17 K2B3
1 9,7
9,6 10,2 9,83
11 10,8 10,6 10,80 11,8 12,1 11,4 11,77 12,9 13,6 12,7 13,07 10,1 9,9
9,3 9,77
8,3 7,9
7 7,73 2
9 9,2
9,4 9,20 10,2 10,2 10,2 10,20 11,8 11,6 11,4 11,60 11,8 11,6 11,8 11,73
7,7 7,6
7,6 7,63
6,8 10,4 10 9,07
43 Lampiran 6. Hasil Uji Sidik Ragam dan Uji Lanjut Duncan
A. Kerusakan mekanis
The GLM Procedure Dependent Variable: kerusakan mekanis
Sum of Source
DF Squares
Mean Square F Value Pr F
Model 5 254.6296296 50.9259259
4.40 0.0497
Error 6
69.4444444 11.5740741 Corrected Total 11
324.0740741 R-Square
Coeff Var Root MSE
Mean 0.785714
122.4745 3.402069 2.777778
Source DF
Type III SS Mean Square
F Value Pr F
bahan_pengisi 2
81.01851852 40.50925926 3.50 0.0983 kemasan
1 92.59259259 92.59259259 8.00 0.0300 kemasanbahan_pengis 2
81.01851852 40.50925926 3.50 0.0983 Duncans Multiple Range Test for kerusakan_mekanis
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
11.57407 Number of Means 2
3 Critical Range
5.886 6.101 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 6.250
4 2
AB 2.083
4 1
B 0.000
4 3
Number of Means 2
Critical Range 4.806
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
5.556 6
2 B
0.000 6
1
44 Lampiran 6. Lanjutan
B. Kekerasan
1. Hari ke-0
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source
DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model
5 65.1472952
13.0294590 1.23
0.3975 Error
6 63.4500647
10.5750108 Corrected Total 11
128.5973599 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.506599
10.63891 3.251924
30.56633 Source
DF Type III SS
Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 54.44236571
27.22118285 2.57 0.1559
kemasan 1
8.39829277 8.39829277
0.79 0.4072
kemasanbahan_pengis 2 2.30663675
1.15331837 0.11
0.8984 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
10.57501 Number of Means
2 3 Critical Range
5.627 5.831 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 32.716
4 3
A 31.318
4 1
A 27.664
4 2
Number of Means 2 Critical Range 4.594
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
31.403 6
2 A
29.730 6
1
45 Lampiran 6. Lanjutan
2. Hari ke-3
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model
5 77.9948146
15.5989629 0.55
0.7355 Error
6 170.0379612
28.3396602 Corrected Total 11
248.0327757 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.314454
23.94972 5.323501
22.22783 Source
DF Type III SS
Mean Square F Value Pr F
bahan_pengisi 2
2.09206589 1.04603294 0.04
0.9640 kemasan
1 17.80448047
17.80448047 0.63
0.4582 kemasan_bahan_pengi 2
58.09826821 29.04913411 1.03
0.4141 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
28.33966 Number of Means
2 3 Critical Range
9.211 9.546 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 22.816
4 2
A 21.974
4 1
A 21.893
4 3
Number of Means 2 Critical Range 7.521
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
23.446 6
2 A
21.010 6
1
46 Lampiran 6. Lanjutan
3. Hari ke-6
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 45.9617376 9.1923475
0.54 0.7452
Error 6 103.0341112 17.1723519
Corrected Total 11 148.9958488
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.308477 23.60262
4.143954 17.55718
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 37.26333078 18.63166539 1.08
0.3961 kemasan
1 0.73789921
0.73789921 0.04 0.8426
kemasan_bahan_pengi 2 7.96050762 3.98025381 0.23
0.7999 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
17.17235 Number of Means
2 3 Critical Range
7.170 7.431 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 18.876
4 2
A 18.729
4 1
A 15.067
4 3
Number of Means 2 Critical Range 5.854
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
17.805 6
2 A
17.309 6
1
47 Lampiran 6. Lanjutan
4. Hari ke-9
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
11.26470283 2.25294057 0.55
0.7349 Error 6
24.51614648 4.08602441 Corrected Total 11
35.78084930 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.314825
14.69192 2.021392
13.75853 Source
DF Type III SS
Mean Square F Value Pr F
bahan_pengisi 2
3.70402056 1.85201028 0.45 0.6557
kemasan 1
0.90898561 0.90898561 0.22
0.6538 kemasan_bahan_pengi 2
6.65169666 .32584833 0.81
0.4867 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
4.086024 Number of Means
2 3 Critical Range
3.497 3.625 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 14.184
4 1
A 14.118
4 2
A 12.974
4 3
Number of Means 2 Critical Range 2.856
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
14.034 6
1 A
13.483 6
2
48 Lampiran 6. Lanjutan
5. Hari ke-12
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
20.75883963 4.15176793 0.54
0.7401 Error 6
45.85329378 7.64221563 Corrected Total 11
66.61213341 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.311638 28.19564 2.764456 9.804550
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 6.74579418 3.37289709 0.44
0.6625 kemasan
1 10.66759347 10.66759347 1.40
0.2821 kemasan_bahan_pengi 2
3.34545198 1.67272599 0.22
0.8096 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
7.642216 Number of Means
2 3 Critical Range
4.783 4.957 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 10.824
4 3
A 9.548
4 2
A 9.042
4 1
Number of Means 2 Critical Range 3.905
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
10.747 6
1 A
8.862 6
2
49 Lampiran 6. Lanjutan
6. Hari ke-15
The GLM Procedure Dependent Variable: kekerasan
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
17.65604965 3.53120993 0.78
0.5987 Error 6
27.17934688 4.52989115 Corrected Total 11
44.83539653 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.393797
30.82879 2.128354
6.903788 Source
DF Type III SS
Mean Square F Value Pr F
bahan_pengisi 2
1.43913068 0.71956534 0.16 0.8566
kemasan 1
12.43069674 12.43069674 2.74 0.1487
kemasan_bahan_pengi 2 3.78622223 1.89311111 0.42
0.6762 Duncans Multiple Range Test for kekerasan
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6 Error Mean Square
4.529891 Number of Means
2 3 Critical Range
3.683 3.817 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N bahan_pengisi
A 7.386
4 1
A 6.736
4 3
A 6.589
4 2
Number of Means 2 Critical Range 3.007
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
7.922 6
1 A
5.886 6
2
50 Lampiran 6. Lanjutan
C. Susut Bobot
1. Hari ke-3
The GLM Procedure Dependent Variable: susut bobot
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 298.357083 59.671417
0.73 0.6124
Error 18 1478.042500 82.113472 Corrected Total 23 1776.399583
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.167956 26.43486
9.061648 34.27917
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 41.8958333 20.9479167 0.26
0.7776 kemasan
1 102.0937500 102.0937500 1.24
0.2795 kemasan_bahan_pengi 2
154.3675000 77.1837500 0.94 0.4090
Duncans Multiple Range Test for susut bobot Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 18
Error Mean Square 82.11347
Number of Means 2 3
Critical Range 9.519 9.987
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
36.112 8
3 A
33.675 8
1 A
33.050 8
2 Number of Means 2
Critical Range 3.007
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
36.342 12
1 A
32.217 12
2
51 Lampiran 6. Lanjutan
2. Hari ke-6
The GLM Procedure Dependent Variable: susut bobot
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 36.2633333 7.2526667
0.21 0.9527
Error 18 614.2500000 34.1250000 Corrected Total 23 650.5133333
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.055746 20.12053
5.841661 29.03333
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 28.41583333 14.20791667 0.42
0.6656 kemasan
1 2.94000000 2.94000000 0.09
0.7725 kemasan_bahan_pengi 2
4.90750000 2.45375000 0.07 0.9309
Duncans Multiple Range Test for susut bobot Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 18
Error Mean Square 34.125
Number of Means 2 3
Critical Range 6.136 6.438
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
29.912 8
1 A
29.687 8
2 A
27.500 8
3 Number of Means 2
Critical Range 5.010
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
29.383 12
1 A
28.683 12
2
52 Lampiran 6. Lanjutan
3. Hari ke-9
The GLM Procedure Dependent Variable: susut bobot
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 59.3120833 11.8624167
0.26 0.9282
Error 18 815.9475000 45.3304167 Corrected Total 23 875.2595833
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.067765 24.79467
6.732787 27.15417
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 48.51583333 24.25791667 0.54
0.5946 kemasan
1 0.07041667 0.07041667 0.00
0.9690 kemasan_bahan_pengi 2
10.72583333 5.36291667 0.12 0.8891
Duncans Multiple Range Test for susut bobot Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 18
Error Mean Square 45.33042
Number of Means 2 3
Critical Range 7.073 7.421
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
28.500 8
2 A
27.775 8
1 A
25.187 8
3 Number of Means 2
Critical Range 5.775
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
27.208 12
1 A
27.100 12
2
53 Lampiran 6. Lanjutan
4. Hari ke-12
The GLM Procedure Dependent Variable: susut bobot
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 432.687083 86.537417
0.59 0.7095
Error 18 2651.392500 147.299583 Corrected Total 23 3084.079583
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.140297 38.87373
12.13670 31.22083
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 424.2058333 212.1029167 1.44
0.2630 kemasan
1 6.9337500
6.9337500 0.05
0.8307 kemasan_bahan_pengi 2
1.5475000 0.7737500
0.01 0.9948
Duncans Multiple Range Test for susut bobot Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 18
Error Mean Square 147.2996
Number of Means 2 3
Critical Range 12.75 13.38
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
35.850 8
2 A
32.137 8
1 A
25.675 8
3 Number of Means 2
Critical Range 10.41
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
31.758 12
2 A
30.683 12
1
54 Lampiran 6. Lanjutan
5. Hari ke-15
The GLM Procedure Dependent Variable: susut bobot
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5 2291.45208 458.29042
0.60 0.7026
Error 18 13814.67750 767.48208 Corrected Total 23 16106.12958
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.142272 72.65689
27.70347 38.12917
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 1357.505833 678.752917 0.88
0.4302 kemasan
1 370.520417 370.520417 0.48
0.4960 kemasan_bahan_pengi 2
563.425833 281.712917 0.37 0.6978
Duncans Multiple Range Test for susut bobot Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 18
Error Mean Square 767.4821
Number of Means 2 3
Critical Range 29.10 30.53
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
43.78 8
2 A
43.11 8
1 A
27.50 8
3 Number of Means 2
Critical Range 23.76
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
kemasan A
42.06 12
2 A
34.20 12
1
55 Lampiran 6. Lanjutan
D. Total Padatan Terlarut
1. Hari ke-0
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
1.30851852 0.26170370 0.80
0.5885 Error 6
1.96666667 0.32777778 Corrected Total 11
3.27518519 R-Square
Coeff Var Root MSE
kekerasan Mean 0.399525
6.044187 0.572519
9.472222 Source
DF Type III SS
Mean Square F Value Pr F
bahan_pengisi 2
0.45129630 0.22564815 0.69 0.5381
kemasan 1
0.07259259 0.07259259 0.22 0.6545
kemasan_bahan_pengi 2 0.78462963
0.39231481 1.20 0.3652
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.327778
Number of Means 2 3
Critical Range 0.991 1.027
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
9.7083 4
1 A
9.4750 4
2 A
9.2333 4
3 Number of Means 2
Critical Range 0.327778 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 9.5500
6 1
A 9.3944
6 2
56 Lampiran 6. Lanjutan
2. Hari ke-3
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
2.61972222 0.52394444 1.81
0.2459 Error 6
1.74055556 0.29009259 Corrected Total 11 4.36027778
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.600815 5.381540
0.538602 10.00833
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 0.12500000 0.06250000 0.22
0.8122 kemasan
1 0.10083333 0.10083333 0.35
0.5770 kemasan_bahan_pengi 2
2.39388889 1.19694444 4.13 0.0746
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.290093
Number of Means 2 3
Critical Range 0.9319 0.9658
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
10.1333 4
2 A
10.0083 4
1 A
9.8833 4
3 Number of Means 2
Critical Range 0.7609 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 10.1000
6 2
A 9.9167
6 1
57 Lampiran 6. Lanjutan
3. Hari ke-6
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
5.02407407 1.00481481 3.17
0.0963 Error 6
1.90222222 0.31703704 Corrected Total 11 6.92629630
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.725362 5.292474
0.563060 10.63889
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 0.21907407 0.10953704 0.35
0.7211 kemasan
1 0.12000000 0.12000000 0.38
0.5610 kemasan_bahan_pengi 2
4.68500000 2.34250000 7.39 0.0241
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.317037
Number of Means 2 3
Critical Range 0.974 1.010
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
10.7833 4
3 A
10.6750 4
2 A
10.4583 4
1 Number of Means 2
Critical Range 0.7954 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 10.7389
6 2
A 10.5389
6 1
58 Lampiran 6. Lanjutan
4. Hari ke-9
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
4.56962963 0.91392593 2.48
0.1497 Error 6
2.21000000 0.36833333 Corrected Total 11 6.77962963
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.674023 5.448521
0.606905 11.13889
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 1.20351852 0.60175926 1.63
0.2714 kemasan
1 0.37925926 0.37925926 1.03
0.3494 kemasan_bahan_pengi 2
2.98685185 1.49342593 4.05 0.0769
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.368333
Number of Means 2 3
Critical Range 1.050 1.088
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
11.5167 4
3 A
11.1583 4
1 A
10.7417 4
2 Number of Means 2
Critical Range 0.8574 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 11.3167
6 2
A 10.9611
6 1
59 Lampiran 6. Lanjutan
5. Hari ke-12
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
3.78851852 0.75770370 0.87
0.5517 Error 6
5.23222222 0.87203704 Corrected Total 11 9.02074074
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.419979 9.716142
0.933829 9.611111
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 0.19185185 0.09592593 0.11
0.8976 kemasan
1 1.66259259 1.66259259 1.91
0.2166 kemasan_bahan_pengi 2
0.93407407 0.96703704 1.11 0.3892
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.872037
Number of Means 2 3
Critical Range 1.616 1.675
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
9.7833 4
2 A
9.5667 4
3 A
9.4833 4
1 Number of Means 2
Critical Range 1.319 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 9.9833
6 1
A 9.2389
6 2
60 Lampiran 6. Lanjutan
6. Hari ke-15
The GLM Procedure Dependent Variable: tpt
Sum of Source DF Squares
Mean Square F Value
Pr F Model 5
0.96518519 0.19303704 0.30
0.8988 Error 6
3.91555556 0.65259259 Corrected Total 11 4.88074074
R-Square Coeff Var
Root MSE kekerasan Mean
0.197754 9.226508
0.807832 8.755556
Source DF
Type III SS Mean Square F Value
Pr F bahan_pengisi
2 0.14574074 0.07287037 0.11
0.8962 kemasan
1 0.37925926 0.37925926 0.58
0.4748 kemasan_bahan_pengi 2
0.44018519 0.22009259 0.34 0.7264
Duncans Multiple Range Test for tpt Alpha
0.05 Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 0.652593
Number of Means 2 3
Critical Range 1.398 1.449
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean N
bahan_pengisi A
8.8417 4
2 A
8.8250 4
3 A
8.6000 4
1 Number of Means 2
Critical Range 0.652593 Means with the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean
N kemasan
A 8.9333
6 1
A 8.5778
6 2
Sometimes a man is gon be a man Its not an excuse. its just how it is
Sometimes a wrong. dont know that they wrong
61
Sometimes the strong. aint always so strong Sometimes a girl is gon be a girl
She dont want to deal with all the drama in your world
KAJIAN PENGGUNAAN KEMASAN KARTON DAN PETI KAYU DALAM TRANSPORTASI MELON CANTALOUPE
Cucumis melo L.
SKRIPSI
TRI YULNI F 14070094
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
i
KAJIAN PENGGUNAAN KEMASAN KARTON DAN PETI KAYU DALAM TRANSPORTASI MELON CANTALOUPE
Cucumis melo L. STUDY ON THE USE CORRUGATED FIBER BOARD AND WOOD
CRATES PACKAGING FOR CANTALOUPE MELONS Cucumis melo L. TRANSPORTATION
Tri Yulni and Sutrisno
Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 16680, Bogor, West Java,
Indonesia. Phone 62 813 66663445, e-mail: tri_yulniyahoo.com
ABSTRACT
Quality of horticultural post-harvest products can not be increase but it can only be maintained. Post harvest handling that appropriate is necessary to maintain product quality,one of
them is to make the packaging that can keep the fruit quality to be in a good condition and also to simplify on transportation process. Product quality loss during transportation process create a
significant losses into the horticulture business. The main objective of this research is to determine the affect between filler packaging and mechanical damage. The material that being used in this study,
which are: melon crates, corrugated fiber board, and newspaper. The equipment used consists of vibrating table with a compressor, the scales mettler, rheometer, and refractometer. The smallest
mechanical damage occurred in melons when it packaged in corrugated fiber board and wrapped newspaper, while the worst damage experienced melons are packed with wood crate without filler
material. Possessed the lowest hardness melon packing crates with the treatment without filler material. Weight losses occurred in melon with packing crates without filler material. The highest
total soluble solids on the last day of observation occured for the melon that packed using corrugated fiber board and melon wrapped in newspaper. Package using corrugated fiber board with melon
wrapped newspaper is the best packaging for transportation. It is because mechanical damage that occurs lowest, hardness and total soluble solids are highest, and loss of weight are relatively little
during storage of 15 days.
Keywords: transportation of cantaloupe, mechanical damage, loss of weight, hardness, and total soluble solids
ii
TRI YULNI. F 14070094. Kajian Penggunaan Kemasan Karton dan Peti Kayu dalam Transportasi Melon
Cantaloupe Cucumis Melo L..
Di bawah bimbingan Sutrisno. 2011
RINGKASAN
Kualitas produk hortikultura setelah dipanen tidak bisa dinaikkan, hanya bisa dipertahankan. Penanganan pascapanen yang tepat sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas produk, salah
satunya dengan dilakukan pengemasan yang ditujukan untuk menjaga agar mutu buah tetap terjaga dan juga mempermudah dalam proses transportasi. Kehilangan kualitas produk selama transportasi
menyebabkan kerugian yang cukup berarti bagi pelaku bisnis hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan bahan pengisi terhadap
tingkat kerusakan mekanis melon cantaloupe selama transportasi, mengetahui perubahan mutu melon cantaloupe susut bobot, kekerasan, dan total padatan terlarut setelah simulasi transportasi dengan
perlakuan bahan pengisi kemasan dan jenis kemasan, serta menentukan kemasan melon cantaloupe yang sesuai untuk mengurangi kerusakan mekanis selama kegiatan transportasi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: melon, peti kayu, karton bergelombang, dan kertas koran. Peralatan yang digunakan terdiri atas meja getar dengan kompresor meja simulator,
timbangan mettler, rheometer, dan refractometer. Peti kayu dan karton gelombang yang dibuat memiliki dimensi 42x28x34 cm yang didesain berdasar dimensi mayor dan minor melon, yaitu
masing-masing 17 cm dan 14 cm. Setelah simulasi transportasi, tidak ditemukan kerusakan mekanis pada melon yang dikemas
dengan karton gelombang, sedangkan pada melon yang dikemas peti kayu ditemukan kerusakan mekanis dengan kerusakan terbesar, yaitu 12.5 dialami oleh melon yang dikemas peti kayu tanpa
bahan pengisi. Kekerasan melon selama penyimpanan mengalami penurunan dengan kekerasan tertinggi setelah 15 hari penyimpanan terjadi pada melon yang dikemas karton gelombang dan
dibungkus koran sebesar 8.11 N, sedangkan kekerasan terendah terjadi pada melon yang dikemas peti kayu tanpa bahan pengisi sebesar 5.13 N. Susut bobot terbesar dialami pada melon yang dikemas peti
kayu tanpa bahan pengisi sebesar 13.15 selama penyimpanan 15 hari, sedangkan susut bobot terkecil terjadi pada melon yang dikemas peti kayu dan dibungkus kertas koran, yaitu 10.15. Total
padatan terlarut tertinggi selama penyimpanan 15 hari terjadi pada melon yang dikemas karton gelombang dan dibungkus kertas koran sebesar 9.25
o
Brix, sedangkan total padatan terlarut terendah terjadi pada melon yang dikemas peti kayu dan dibungkus kertas koran, yaitu 8.40
o
Brix. Kemasan karton dengan bahan pengisi melon dibungkus koran merupakan kemasan yang paling baik untuk
transportasi karena kerusakan mekanis yang terjadi terendah, kekerasan dan total padatan terlarut tertinggi, serta susut bobot yang relatif kecil selama penyimpanan 15 hari.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah merupakan bahan makanan yang kaya vitamin, mineral, lemak, protein, dan serat. Selain itu, setiap jenis buah memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, seperti rasa yang lezat,
aroma yang khas, serta warna atau bentuk yang mengandung nilai estetis Sjaifullah 1996. Melon merupakan salah satu buah yang banyak disediakan dalam jamuan makan sebagai hidangan
pencuci mulut. Rasa melon yang khas, yaitu: manis, renyah, legit, dan aromanya yang khas menjadikan buah ini semakin digemari hampir segenap lapisan masyarakat Prajnanta 1997.
Akhir-akhir ini melon jingga cantaloupe merupakan buah yang cukup digemari oleh konsumen, selain memiliki rasa yang manis buah ini memiliki warna daging buah yang menarik
dan aroma buah yang khas. Melon yang mulai digemari masyarakat Indonesia membuat petani tertarik menanamnya, selain itu juga dikarenakan umur melon yang pendek kurang lebih tiga bulan
sudah dapat dipanen, harga buah yang relatif stabil, dan nilai ekonominya tinggi. Produksi melon di Indonesia tahun 2008 sebesar 56883 ton dan meningkat 50.94 menjadi 85861 ton pada tahun
2009 BPS 2010. Penanganan pascapanen melon terdiri dari pengumpulan, penyortiran dan penggolongan,
penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan. Setiap tahap tersebut harus dihindari agar melon tidak terbentur yang dapat menyebabkan kerusakan buah yang akan mengurangi harga jual untuk
konsumsi pasar. Diperkirakan jumlah kerusakan selama transportasi untuk produk hortikultura dapat mencapai 22-78 , tergantung pada komoditinya Liu 1983. Jumlah kerusakan bertambah
besar bila pengemasan dan pengangkutan dilakukan secara asal-asalan tanpa menggunakan wadah dan pengaturan yang tepat. Pengemasan secara khusus untuk transportasi merupakan salah satu
mata rantai yang harus diperhatikan untuk melindungi dan mempertahankan mutu buah-buahan dalam kegiatan pascapanen. Hal itu disebabkan karena selama kegiatan transportasi berlangsung,
komoditas buah sangat rentan untuk mengalami berbagai kerusakan mekanis yang secara cepat akan menurunkan kualitas buah. Walaupun demikian, masalah teknik pengemasan sering menjadi
hal yang diabaikan oleh produsen buah di Indonesia terutama untuk buah yang akan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional.
Kemasan yang biasa digunakan untuk transportasi melon oleh petani adalah keranjang bambu atau peti kayu dengan pertimbangan
kemasan kayu masih banyak dijual di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau. Selain itu, kemasan yang juga digunakan untuk transportasi melon
adalah kemasan karton gelombang atau yang sering disebut kardus. Kemasan ini digunakan karena lebih ringkas, rapi, dapat dilengkapi dengan ventilasi, serta lapisan karton yang dibuat
bergelombang dapat digunakan sebagai bahan partisi atau penyekat antarbuah sehingga kerusakan akibat gesekan dan tekanan dapat dihindari. Selain jenis kemasan, berbagai jenis bahan pengisi
kemasan yang juga digunakan sebagai bahan penyekat dan bantalan bagi komoditas yang dikemas seharusnya juga mendapatkan perhatian khusus. Bahan pengisi tersebut dapat mempertahankan
mutu melon segar yang dikemas selama kegiatan transportasi dilakukan. Karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan yang digunakan untuk transportasi dan
bagaimana interaksinya dengan bahan pengisi kemasan dalam menjaga mutu melon cantaloupe. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk kegiatan
2 transportasi agar kualitas melon cantaloupe yang didistribusikan dari produsen kepada konsumen
masih berada dalam keadaan yang baik.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui pengaruh jenis kemasan luar dan bahan pengisi terhadap tingkat kerusakan mekanis melon cantaloupe selama transportasi.
2. Mengetahui perubahan mutu melon cantaloupe susut bobot, kekerasan, dan total padatan
terlarut setelah simulasi transportasi dengan perlakuan bahan pengisi kemasan dan jenis kemasan.
3. Menentukan kemasan melon cantaloupe yang sesuai untuk mengurangi kerusakan mekanis
selama transportasi.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Melon
Tanaman melon berasal dari daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika, secara khusus berasal dari lembah Persia Syria. Tanaman ini
kemudian menyebar secara luas ke Timur Tengah dan merambah ke Eropa Denmark, Belanda, dan Jerman. Pada abad 14 melon dibawa ke Amerika dan ditanam secara luas di daerah
Colorado, California, dan Texas. Akhirnya tanaman melon menyebar ke penjuru dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Korea, Australia, hingga
Indonesia. Melon mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 1980-an di daerah Cisarua Bogor dan Kalianda Lampung oleh PT Jaka Utama Lampung. Perusahaan agribisnis ini mencoba
penanaman berbagai varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda, dan Jerman. Sampai saat ini melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo
sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, dan Klaten. Daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan asal
melon sebelumnya Prajnanta 1997. Tanaman melon termasuk dalam keluarga labu-labuan Cucurbitaceae yang termasuk ke
dalam spesies Cucumis melo L. Bagian yang dimakan dari buah ini adalah bagian daging buah mesokarp yang teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah Gambar 1. Melon merupakan
tanaman semusim, merambat dan menjalar, daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Tumbuhan ini berumah satu dengan buah dua tipe, yaitu:
bunga jantan dan hermafrodit.
Gambar 1. Penampang melintang melon cantaloupe Tanaman melon sangat baik tumbuh di dataran sedang, yakni pada ketinggian 300-1000 m
dpl. Melon yang ditanam di dataran sedang umumnya memiliki daging buah yang tebal dengan sedikit rongga dan rasa yang jauh lebih manis daripada melon yang ditanam di dataran rendah
Kulit buah
Daging buah Plasenta
Biji